20. Melamar Pemuda

2.3K 376 169
                                    

Serial HAMASSAAD - 20. Melamar Pemuda

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2017, 6 Februari

-::-

Hari ini, Duo Ganteng sedang berada di rumah Hanun. Hamas sih yang minta Saad untuk ikut dengannya ke rumah Hanun, sebab Fitri, kakak perempuan Hanun, baru saja melahirkan anak ke dua tepat di tujuh hari yang lalu.

Hari ini, Faqih, adik dari Fatih, diaqiqah.

"Kuy makan, makan..." Hamas menyurungkan sekotak nasi pada Saad.

Isi kotak nasinya berupa gulai dan sate kambing.

"Alhamdulillaah..." respons Saad begitu kotak nasi berada dalam tangannya.

"Laper ye, Ad?" tanya Hanun, yang hari ini mengenakan jilbab pink lembut dan khimar abu-abu.

Yaritsa ikutan duduk di sisi kanan Hanun dan Mutia berjalan di kejauhan, dengan satu nasi kotak dan dua gelas air mineral di masing-masing tangan. Di sisi kiri Mutia, ada Nora dan Queen yang asik mengobrol. Langkah mereka terayun mendekati yang lain.

Kahfi berdeham pelan begitu Hanun menyerahkan satu nasi kotak padanya. Usai mengucap terima kasih, lekas dibukanya nasi kotak tersebut, kemudian mengucap bismillaah.

"Geseran dong, Teh Ris..." pinta Mutia pada Yaritsa.

Dengan oh pelan, Yaritsa bergeser. Gagal sudah dia duduk dekat Hamas. Tapi kini ganti Hamas yang cenut-cenut jantungnya.

"Mas Hamas pindah ke dekat Mas Kahfi, bisa? Aku sama Queen biar duduk di sini?" tanya Nora.

Hamas melongo. "Hah? Oh, iya, oke..."

Menurut, Hamas berpindah sesuai instruksi Nora.

Maka duduk melingkarlah mereka berdelapan; Queen, Nora, Mutia, Yaritsa, Hanun, Hamas, Kahfi, dan Saad.

Setelah membaca bismillah, masing-masing dari mereka sibuk dengan makanan masing-masing. Hamas meminta Kahfi untuk bertukar tempat duduk dengannya, sebab Hamas butuh duduk dengan Saad untuk berbagi isi nasi kotak. Apalagi kalau bukan Hamas ambil kerupuk Saad, atau gulai Saad, atau sekadar melimpahkan sate kambingnya untuk Saad.

Hamas doyan sate kambing sih, tapi dia tahu bahwa Saad juga tak kalah suka dengan menu makanan tersebut.

"Masih banyak di dalem!" kata Hamas begitu dilihatnya Saad melirik sate kambing yang berpindah ke kotak nasinya. "Tadi gue udah makanin banyak bat. Udah selow."

Mengangguk, Saad meneruskan makannya. Kahfi sendiri sibuk bertanya pada Hanun perihal kelahiran Faqih yang menurut Hanun, kelahiran Faqih dicaesar karena berat bayi yang menakjubkan.

4,6 kg!

"Gede banget ya," komentar Kahfi.

"Kapit sering makan es sih. Lagian dia tuh apa aja dimakan! Jadi ya gitu," kata Hanun setelah menelan suapannya.

"Pantesan ya besar, Kak," timpal Nora.

"Di kampung aku juga ada yang besar, tapi normal..." kata Mutia.

"Masa sih?" Hanun terbeliak.

Para lelaki sudah ngilu duluan.

"Ya qadarullaah bisa, Teh," lanjut Mutia.

"Apa aja, yang penting bayinya sehat," kata Yaritsa, ikut menimpali.

"Kalau zaman Rasul dulu mah normal semua ya?" Queen tiba-tiba bersuara. "Tapi aku belum pernah denger sih hehe."

[✓] HAMASSAAD Bromance Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang