"OKE. Siap? Satu ..dua—"
Cekrek.
"Nah, sekarang sama Om sama Tante dulu. Oke, satu ..dua—"
Cekrek.
"Gantian, Angkasa sama Papa Mamanya sekarang. Iya, gitu. Satu ..dua—"
Cekrek.
"Keluarga besar dong! Iya, sama besan. Hehe. Nah, iya semuanya. Ayo. Itu Angkasa di tengah dong jangan di pinggir. Nah, bagus. Senyum semuanya. Oke, siap? Satu ..dua—"
Cekrek.
Cekrek.
"Yap. Bagus. Berdua sama Angkasa dong. Nah, deketan dikit. Senyum. Oke, Satu ..dua—"
Cekrek.
Cekrek.
Cekrek.
"Nah. Giliran gue sekarang. Fotoin, Sa." Kaila yang sedari tadi bertingkah seperti fotografer profesional itu akhirnya menyerahkan kamera di tangannya pada Angkasa. Gisha terkekeh ketika sahabatnya itu berdiri di sampingnya dan memeluknya dari samping. Dan, tidak seperti dengan yang lainnya, dia dapat foto paling banyak! Semua gaya. Dari yang formal, lucu, konyol, sampai gila-gilaan. Seolah mereka tidak memedulikan beberapa orang yang melewati mereka dengan wajah geli.
Yah. Mungkin, tepat seperti dugaan kalian. Hari ini adalah hari kelulusan sekaligus hari perpisahan. Wisuda nya baru saja selesai dan kini semuanya sudah diperbolehkan pulang atau berfoto-foto dengan orang berharga. Seperti yang dilakukan Gisha sekarang.
Dia sangat senang! Selain karena nilai Ujian Sekolah dan Ujian Nasionalnya benar-benar diluar ekspektasi—Gisha tidak pernah menyangka akan mendapatkan nilai 9 sebagai nilai terendah!–Papi Maminya juga datang dan kali ini benar-benar bisa menemani Gisha sendirian. Dan Angkasa. Dengan selendang lulusan terbaik, nilai ujian terbaik, dan Raja SMA Negeri Nusantara Angkatan 2015/2016 itu terlihat luar biasa tampan dalam balutan jas formalnya. Dan, percaya atau tidak, karena hanya melihat nilai yang didapat selama setahun terakhir, Gisha meraih prestasi sebagai Ratu SMA Negeri Nusantara Angkatan 2015/2016! Bayangkan betapa bangganya Papi dan Mami Gisha saat melihat anaknya itu menjadi pemeran utama upacara adat tadi.
"Cieee. Resmi dong sekarang?" Kaila menyenggol bahu Gisha sambil tertawa jahil.
Gisha terkekeh dan menjitak kepala sahabatnya itu. "Lo kata apaan."
"Abisnya." Kaila mendengus. "Pake sok sok-an nunggu lulus dulu."
"Yeee. Biarin dong, kunyuk. Biar gue ada motivasi buat belajar."
Kaila tertawa. "Yeu, tau deh yang jadi Ratu." Kemudian perempuan itu mendekatkan bibirnya ke telinga Gisha. "Kalau aja pada tau lo nggak lulus taun lalu. Pasti—"
"Ssst!" Gisha menyela. "Berisik lo. Nanti selendangnya diambil lagi bisa gawat!" katanya.
Mereka berdua kemudian tertawa.
Setelah puas berfoto-foto, mereka semua hendak beristirahat dan pulang ke rumah Om Krisna. Selain karena orang tua Angkasa itu telah menyiapkan syukuran kecil-kecilan di rumah untuk merayakan kelulusan Angkasa dan Gisha—dengan memesan catering makanan–mereka juga memang sudah kepanasan di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung di Kota Bandung
Teen FictionPEMBERITAHUAN: Cerita ini sedang di republish dan dalam upaya penulisan sekuel. [Seri Kota Kenangan: 1] Karena tidak lulus SMA, Gishara Aluna yang nakalnya keterlaluan dikirim Papinya untuk kembali mengulang satu tahun SMAnya, di Bandung. Di rumah k...