2. Bitter

7.7K 275 2
                                    

"I don't even remember
Why I'm wasting all these tears on you"

Wasting All These Tears
-

Cassadee Pope-


❄❄❄

Nefertiti berjalan membelah keramaian food court disalah satu pusat perbelanjaan, kedua mata gadis itu menyisiri jajaran stan yang berjajar, sampai manik hitamnya menangkap sebuah cafe berkonsep retro, ia memutuskan untuk masuk ke dalam cafe tersebut.

"Sepertinya menarik"
Ucap Nefertiti pelan.

Alunan musik versi akustik dari Taylor Swift berjudul "I Knew You Were Trouble" mengalun indah. Di cafe ini tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa pasang remaja yang sibuk bertukar topik sambil menyesap secangkir kopi hangat yang sebelumnya telah dipesan. Dinding bercat hijau tua dengan interior yang hampir semua dibuat oleh kayu, membuat Nefertiti berdecak kagum sesaat, sebuah piringan hitam dan gitar tua terbingkai oleh kaca yang tergantung di tembok cafe ikut menambah keunikan.

"Secangkir white mocha hangat dan satu porsi tuna salad"
Ucap Nefertiti menyebutkan pesanannya.

"Baiklah silahkan ditunggu kak"
Ucap pelayan akhirnya. Ia menyodorkan sebuah boneka kayu yang mengangkat papan bernomor 06.

Nefertiti mengambil boneka kayu itu, ia mencari tempat duduk tepat disamping sebuah piringan hitam. Tanpa ia sadari seorang pria sudah duduk manis di depannya, pria itu sengaja diam, ia malah mengamati raut muka Nefertiti yang sibuk menatap piringan hitam tersebut.

"Nef..? "
Ucap pria itu menyapa Nefertiti yang masih sibuk mengamati piringan tersebut.

"Oh hai... David? Sejak kapan kamu disini ?"
Tanya Nefertiti kaget.

"Sekitar tiga menit yang lalu"
Ucap David terkekeh.

David Regan. Ia adalah sosok pria yang duduk dihadapan Nefertiti sekarang ini, pria jahil tapi berhati romantis, itu sebutan yang sering Nefertiti berikan untuk David. Berprofesi sebagai seorang pembalap nasional membuat David hobi menghabiskan waktunya untuk berlatih mengendarai motor dengan kecepatan yang tidak wajar. David penggemar berat Marc Marquez, pembalap motogp asal Spanyol itu,ia juga sering membanding-bandingkan dirinya dengan pembalap dunia tersebut, walaupun pada kenyataannya perbandingan itu melenceng jauh.

"Nef nanti malam aku harus berangkat ke Malaysia, doakan aku berhasil ya"
Ucap David lembut, mengelus pipi Nefertiti.

"Ngapain? "
Tanya Nefertiti memegang tangan David yang masih mengelus pipinya.

"Ada seleksi pembalap nasional di sana, kalau aku menang kan lumayan, aku bisa maju ke babak final, dan yang lebih terpenting pemenang dari seleksi itu diberi kesempatan untuk ikut balapan dengan pembalap senior satu musim"
Ujar David menatap manik Nefertiti dalam. Nefertiti mengembangkan senyum simpul di bibir mungilnya.

"I always support you Dav "
Ucap Nefertiti lembut.

David tersenyum lebar mendengar ucapan kekasihnya barusan. Mereka saling bercengkrama membahas sebuah hal-hal yang bagus untuk menjadi topik pembicaraan, Nefertiti bercerita tentang tugas yang di berikan Carlen kemarin, bahwa ia harus ke Irlandia selama 13 hari, seperti biasanya, David selalu menggerutu tidak senang saat CEO itu menugaskan Nefertiti untuk pergi keluar negeri, apalagi kegiatan itu rutin dilakukan, biasanya satu bulan sekali atau dua bulan sekali, namun David segera sadar kalau ia memiliki kekasih dengan jadwal yang amat padat, secara Nefertiti adalah CMO di perusahaan besar.

On My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang