24. Some Night

4K 131 2
                                    

"We play dumb.
But we know exactly what we're doing"

New Romantic

-Taylor Swift-

❄❄❄

Nefertiti.

Setelah mendarat dengan lancar di Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Leyna langsung menggiringku kesalahan satu Hotel yang sudah dibookingnya terlebih dahulu.

Sampai di hotel yang ternyata letaknya sangat dekat dengan Jl. Malioboro malah membuat hatiku ingin cepat-cepat menikmati suasana malam kota ini. Sudah berapa tahun aku tidak ke Yogyakarta, sampai-sampai aku pangling atau hampir tidak mengingat bagaimana keadaan kota ini saat terakhir kali aku kemari.

Malam yang aku tunggupun akhirnya tiba juga, namun sepertinya Leyna tidak berminat menemaniku untuk jalan-jalan. Bisa dilihat saat ini. Dia masih saja tiduran diatas kasur dengan memainkan benda pipih menyalanya itu, sedangkan saat ini aku sudah rapih dengan pakainku yang casual.

"Ley ayo! Katanya tadi mau nemenin aku..."
Aku menggerutu kesal menghampiri Leyna yang ternyata sejak tadi belum menyadari kehadiranku.

"Ini udah siap"
Jawab Leyna acuh lalu bangkit dari tidurnya.

T-shirt abu-abu bertuliskan "Atlantis" dan celana pendek hitam dengan rambut yang digulung ala ibu-ibu sempat tidak meyakinkanku kalau ia sudah siap untuk menemaniku jalan-jalan.

"Ngelamun terus... Jadi nggak ini?"
Celetuk Leyna menjentikan jari didepan wajahku.

Baru beberapa meter berjalan keluar dari gerbang hotel, sudah ada beberapa kusir dokar -atau yang tidak tahu bisa menyebutnya andong, atau kalau masih tidak tahu lagi yaitu kereta kuda- sudah menghampiri kita dengan beberapa penawaran menarik untuk menerima jasa angkutnya.

Karena tergiur dengan tawaran yang bapak-bapak andong berikan, akhirnya aku dan Leyna memutuskan untuk menghampiri salah satu kusir andong yang sepertinya kali ini akan memberikan harga lebih murah dari pada kusir andong lainya yang mematok tarif 150.000-200.000  untuk satu perjalanan. Walaupun sempat menawar namun jawabannya tetap saja. "Tidak mbak ini sudah harga pas" begitulah ucap si bapak kusir kukuh.

"Pak satu kali perjalanan berapa?"
Tanya Leyna kepada bapak kusir andong yang kita hampiri.

"100.000 aja mbak. Nanti rute perjalanannya sudah Jl. Malioboro sampai alun-alun kidul kok mbak"
Jawab si bapak andong murah hati.

Aku dan Leyna mengiyakan tawaran bapak dan segera naik ke kereta yang ditarik oleh kuda itu.

Selama perjalanan banyak toko-toko yang menjual berbagai macam oleh-oleh Yogyakarta, khususnya batik dan bakpia.

Sering juga aku jumpai musisi-musisi jalanan kreatif yang unjuk gigi di sekitar trotoar dengan membawakan lagu-lagu daerah, contohnya kali ini aku sedang mendengar salah satu grup musik jalanan itu membawakan lagu "Anak Kambing Saya", yaitu lagu daerah dari Nusa Tenggara Timur. Tubuhku rasanya ingin ikut bergoyang memadai ketukan perkusi yang dipukul seirama dengan seruling bambu yang ditiup. Sangat merdu.

"Nggak jauh beda kayak di eropa kan?"
Sindir Leyna menyikut perutku.

"Sudah berapa lama menarik andong pak?"
Tanyaku kepada bapak andong dan mengacuhkan pertanyaan Leyna.

On My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang