"I'm sitting eyes wide open and I got one thing stuck in my mind"
I Don't Wanna Live Forever
-Zayn Malik and Taylor Swift-
❄❄❄
Harry.
Aku pikir siang ini salju tidak akan turun lagi, namun ternyata anggapanku itu salah, bahkan butiran-butiran putih kapas itu berguguran jatuh dari langit semakin deras setiap detiknya. Aku membenarkan kata sopir taksi yang mengantarku sekarang ini, ia berkata bahwa cuaca bisa berubah kapanpun tanpa memberi sebuah peringatan. Tadinya awan masih memberi jalan agar sinar matahari bisa melintas sempurna ke bumi tapi sekarang ini sinar matahari itu hanya nampak samar karena tertutup oleh awan abu-abu kusam.
Aku melirik wanita yang sedari tadi menyandarkan kepalanya dipundakku sambil merangkul erat lenganku. Kedua matanya terpejam damai, nafasya berhembus teratur membuat irama yang menggetarkan jantungku. Bukan karena efek dari gadis ini, melainkan sosok lain yang sedang aku pikirkan sekarang.
"Harry"
Ucap gadis itu dengan suara seraknya. Beberapa kali ia mengerjapkan mata untuk mengumpulkan nyawa agar kedua kelopak matanya bisa membuka sempurna."Hana sebaiknya kita turun sekarang, karena kita sudah sampai"
Perlahan Hana membuka pintu mobil lalu berjalan mendahuluiku menuju loby hotel. Sebentar. Apakah wanita itu akan memesan kamar disini juga? Tapi, bagaimana kalau ia bertemu Nefertiti nanti. Tidak, tidak, aku harus memberitahu Nefertiti kalau begitu. Segera aku mencari kontak Nefertiti di ponselku dan menelfonnya, setelah beberapa detik hanya terdengar nada sambung akhirnya suara lembut Nefertiti menyapa pendengaranku.
"Nef... Um... Jadi aku ingin bicara tentang Hana, aku tidak mengira kalau Hana akan menginap di hotel yang sama dengan kita dan sekarang ini dia baru memesan kamar, aku... Aku ingin kamu mengaku menjadi sepupuku bila Hana bertanya tentangmu"
Ujarku agak terbata pada Nefertiti disebrang sana, ada rasa yang mengganjal di lubuk hatiku, entah kenapa setelah mengucapkan rentetan kata tadi aku menjadi merasa tidak enak pada Nefertiti."Baiklah itu bisa diatur, tanang saja"
Jawab gadis itu riang tanpa beban. Semua itu berbanding jauh dari perasaan hatiku saat menyampaikannya kepada Nefertiti.Seharusnya aku tahu jika gadis itu tidak akan terlalu mempersalahkan hal ini. Lagian jika Hana akan tidur disini ataupun tidur bersamaku nantinya Nefertiti tidak akan bertindak apapun, mungkin yang ada dia malah akan menyuruhku menemani Hana seharian.
❄❄❄
Nefertiti.
Itu bisa diatur, tenang saja. Kalimat itu meluncur secepat kereta dari mulutku, terlihat mudah dan tidak ada beban memang, tapi hatiku berkata lain, buktinya berdampak pada tanganku yang perlahan basah karena keringat ditambah deguban irama jantungku yang tidak teratur. Sebenarnya apa yang terjadi denganku? Wajahku akan nampak biasa dengan semua ini, tapi sudut terdalam hatiku berkata lain, ada yang tersakiti di sana, entah apa penyebabnya.
Ketukan pintu terdengar. Membuatku sepenuhnya tersadar dari lamunan yang sempat membuat benakku bimbang. Aku berjalan membuka knop pintu coklat itu perlahan, menampakkan sebuah pria berjas dengan postur tubuh yang gagah dan memiliki aura karismatik tinggi, di sampingnya ada perempuan bertubuh tinggi dengan body yang bisa dikatakan sempurna, apalagi bibir pinknya yang tebal mengingatkanku pada Kylie Janner.

KAMU SEDANG MEMBACA
On My Mind
Romantizm[COMPLETED] "Apa yang ada dibenakmu saat kau sudah memiliki seorang kekasih, namun orangtuamu memaksa untuk segera menikah dengan seorang pria yang dipilihnya. Renca jahat itu dilakukan oleh ayah tiriku, ia mengancam akan membuat sengsara kedua ora...