28. Uncovered

3.8K 141 0
                                    

"Membutuhkanmu untuk menuntunku. Tanpamu aku kesepian.
Pikiran akan menguasai hatiku."

Omen

-Disclosure and Sam Smith-

❄❄❄

Sinar matahari pagi hadir dengan elok dan indah. Cahaya cerahnya menembus jajaran bening kaca, menyalimi kedua kulit manusia yang tengah tertidur lelap dengan saling berpelukan erat. Rambut si gadis yang terurai lebat menutupi sebagian wajah cantiknya. Disampingnya seorang pria bermanik hijau sudah terlebih dahulu mengerjapkan mata perlahan. Kedua manik sejuknya menangkap sosok gadis dengan kulit sawo matang dengan bahagia. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sekarang ia yakin dan percaya bahwa tujuan rantauan hatinya kali ini akan jatuh pada desainer cantik yang sekarang ada di pelukannya.

Harry perlahan menurunkan kepala Nefertiti. Mengelus dahi gadis itu dengan teratur dan mendaratkan sebuah kecupan tulus di sana.

Kebiasaan yang selalu Nefertiti lakukan setiap paginya dengan meminum segelas teh papermint hangat sekarang telah menular menjadi kebiasaan Harry juga, dan karena itu, kegiatan pertama yang Harry lakukan untuk membuka harinya yaitu dengan menyesap segalas hangatnya teh papermint.

Asisten rumah tangganya lah yang kali ini menyiapkan Harry cairan hangat itu. Harry dengan ramah melontarkan senyuman simpul saat wanita paruh baya dengan pelan menghidangkan Harry teh yang ia inginkan. Uap panas menguar sempurna bagikan pola alami yang membentuk di udara, kesempatan itu tidak Harry sia-siakan, dengan sigap Harry mengararahkan uap itu menuju hidungnya. Menghirup uap itu dengan ketenangan ditemani dengan kertas abu-abu yang berisikan berbagai topik berita terkini.

Ditemani bunga lili putih yang berbaris rapi di tamanya, begitupula dengan beberapa serangga kecil yang terbang kesana kemari membuat konsentrasi Harry sedikit gusar. Apalagi dengan kedatangan salah satu serangga yang tanpa diminta mendaratkan tubuhnya di perut Harry -yang sama sekali tidak dibalut kain- membuat pria itu sedikit sebal dan memilih untuk beranjak dari posisi nyamanya.

Baru dua anak tangga yang berhasil dipijaknya namun suara ketukan pintu beberapa kali terdengar sehingga menyuruh Harry untuk kembali turun. Dari kejauhan Harry melihat asisten rumah tangganya yang menyapu daun kering di taman dan beberapa lagi sibuk dengan tugas masing-masing, Harry tidak mungkin akan meneriaki mereka untuk sekedar membuka pintu, toh pintu itu hanya berjarak sekitar beberapa langkah saja dari letak Harry berdiri.

Tanpa mengintip terlebih dahulu siapa orang yang mengetuk pintu rumahnya sepagi ini, Harry langsung membuka pintu rumah dengan lebar. Ia bahkan tidak sadar dengan keadaannya yang sedang shirtless.

Sepasang mata jade green itu menangkap sosok wanita berkulit putih pucat dengan wajah eksen khas Eropa yang ketara kental di sana. Wajah wanita itu nampak dingin menyambut tatapan Harry yang terkejut dan tidak bisa digambarkan lagi bagaimana detak jantungnya kali ini. Harry membeku ditempat. Tubuhnya menjadi sedingin es saat melihat kehadiran seseorang yang akhir-akhir ini ia hindari. Ia tidak menyangka sekarang sosok itu malah berdiri dengan tegas dihadapannya dengan air muka yang tidak bersahabat.

"Hana"
Ucap Harry menyapa gadis itu dengan nada yang bergetar. Tanganya mempersilahkan wanita anggun itu untuk masuk.

Kedua orang itu duduk dengan jarak yang berjauhan. Dentingan jam yang hanya membuat suara berisik di antara keduanya mengalun layaknya nada kegelisahan. Atmosfer ruang tamu Harry mendadak dingin. Hana lebih memilih diam sambil melontarkan tatapan tajam pada Harry.

On My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang