13. Golden Topaz

4.1K 147 0
                                    

"Cinta itu menyakitkan, entah itu benar atau salah"

What the Hell
-Avril Lavigne and Evan-


❄❄❄


Harry.

Sudah hampir beberapa kali ponselku ini hanya mengeluarkan nada hubung di tambah suara operator wanita yang tidak henti-hentinya berkata bahwa seseorang yang aku hubungi sedang sibuk. Hari ini sebenarnya aku dan Nefertiti akan pergi ke toko perhiasan untuk membeli cincin, namun sepertinya gadis itu tidak akan datang, karena sebuah pesan masuk yang Nefertiti kirimkan. Isinya tentang permohonan maaf karena tidak bisa menemaniku membeli cincin pertunangan 'kita' karena pacarnya David sedang mengajak gadis itu kencan.

Apakah ini tidak lucu. Wanita yang sebentar lagi akan menjadi 'istriku' namun pada kenyataannya ia sendiri malah pergi berkencan dengan kekasihnya, tapi sekali lagi, aku sama sekali tidak berhak ataupun keberatan tentang ini. Karena mereka saling mencintai. Aku bahkan sudah berjanji untuk tidak mengotak-atik atau mengahancurkan hubungan mereka, entah itu sampai kapan.

Setelah mengambil cincin di salah satu toko perhiasan aku berniat mampir ke rumah Nefertiti untuk menunjukkan cincin ini, dan memberi gadis bermanik coklat gelap itu sedikit hadiah kecil yang tidak sengaja aku beli di toko perhiasan tadi. Semoga saja dia suka.

Pintu gerbang rumah coklat itu sepenuhnya terbuka lebar, mungkin ada tamu di sana. Selang beberapa detik pertanyaankupun akhirnya terjawab, seorang laki-laki yang belum pernah aku lihat sebelumnya, atau mungkin laki-laki itu adalah David yang tengah berpamitan dengan ibu Nefertiti di teras rumah bercatkan cream itu.

Aku turun dari mobil lalu melangkah menuju segerombolan orang itu. Tidak ada yang menyadari kehadiranku sampai Ibu Nediva tidak sengaja menatap mataku sedikit kaget, lalu tatapan itu diikuti dengan Nefertiti dan laki-laki yang kuduga adalah David. Ku akui pria itu berbanding jauh dariku -yang mungkin hampir setiap harinya memakai jas kemanapun- ia lebih casual, bisa ditunjukan dari sneaker nike hitam yang ia kenakan lalu topi baseball putih di kepalanya.

"Selamat sore tante"
Sapaku seramah mungkin lalu mengulurkan tangan kepada wanita paruh baya itu.

Dari sudut mataku, aku bisa melihat bahwa ada sesuatu yang ganjil saat David menatapku, bahkan ia sempat menatap Nefertiti penuh dengan tanya. Aku tidak ingin pria itu curiga padaku, atau memikirkan tanggapan-tanggapan negatif yang mungkin sekarang sudah bergulat di otaknya.

"Harry Ethan. Saya sepupu Nefertiti"
Ucapku berdusta mengulurkan tangan.

Air muka pria itu yang tadinya penuh kecurigaan sekarang menatapku dengan ramah. Namun berbeda dengan air muka Nefertiti dan Ibu Nediva, mereka malah mentapku dengan tatapan yang sulit diartikan.

"David Regan"
Jawab pria itu menjabat tanganku.

"Kalau gitu saya pulang dulu tante"
Tambah pria itu berpamitan.

David mengahampiri Nefertiti yang berjarak tidak jauh di sampingku. Aku baru sadar bahwa raut muka Nefretiri berbeda, pandangan gadis itu saat menatapku juga seperti ada rasa tidak nyaman atau semacamnya. Apalagi di saat David mencium pipi Nefertiti, gadis itu memaksakan senyum yang sangat ketara. Aku memahami gerak-gerik Nefretiri yang aneh, mungkin ia tidak nyaman atas kehadiranku di saat yang tidak tepat seperti ini. 

❄❄❄

Hati Nefertiti begitu mencelos saat David mencium pipinya di depan Harry. Ia merasa tidak enak kepada pria itu. Apa dia salah dengan bersikap seperti itu pada Harry? Apalagi tadi siang saat Harry mengabarinya tentang cincin pertunangan, Nefertiti sama sekali tidak tertarik dengan percakapan itu, ia lebih memilih menemani David yang sedang menonton pertandingan bola dari pada menemani Harry untuk mengambil cincin pertunangan mereka. Nefertiti mengakui kalau dirinya merasa bersalah.

On My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang