Ketika dia melangkah keluar, kegelisahan meningkat. Senja belum tiba karena ini masih fajar. Namun, langit membentuk gurat-gurat kuning kebiruan, bergulung-gulung di atas sana. Bergumul dengan awan layaknya seorang pasutri.
Dencitan pintu kamar terdengar. Darinya, kepala menyembul seraya celingukan mencari seseorang. Setelah dirasa tak menemukan apa-apa. Eunbi akhirnya keluar dengan pakaian yang mungkin bisa saja mengundang amarah Jungkook lagi.
Kakinya melangkah, menuju Meja makan. Kemudian ia menarik kursi dan menduduki benda itu. Matanya juga tak lepas dari layar ponsel. Entah apa yang tengah menjadi Perhatiannya. Yang jelas, sebuah pesan sedang ia nantikan.
Ceklek....
"Uh!"
Mata Eunbi membola sempurna saat pintu masuk terbuka. Gadis itu hendak menyapa, seperti kebiasaannya. Namun ia mengurungkan niatan itu saat wajah dingin Jungkook mulai dapati pagi.
Sejak semalam mereka tak bertegur sapa. Sebabnya Eunbi memilih diam saja sekarang.
Ketika Jungkook menghampiri, Eunbi hendak pergi, berniat menghindari. Akan tetapi jalan mereka searah, saat Eunbi memilih ke kanan, Jungkook juga demikian, saat Eunbi ke kiri, Jungkook juga ke arah yang sama. Terjadi beberapa kali sampai Eunbi yang tingginya lebih rendah dari Jungkook mendongak. Memandang lelaki itu. Seraya mencebikkan bibir.
"Kau sengaja?" tanya Eunbi.
Hanya dengan mengerutkan garis dahinya, Eunbi paham betul. Jika Jungkook tengah keheranan dengan ucapannya. Tapi apa perduli Eunbi. Sesekali ia harus keras pada Jungkook.
"Minggir!" suara Jungkook membelah bulatan mata tadi.
"Shirreo!"
"Ck!"
"Minggir!" imbuh Jungkook setelah satu decakan tak mampu membuat Eunbi meminggirkan tubuhnya.
Dengan malas, Jungkook menggeser lengan Eunbi sampai gadis itu beringsut dari tempatnya berdiri. Eunbi meminggirkan tubuhnya, masih menunduk sambil mengerucutkan bibir. Mengusutkan wajah.
Tapi Jungkook belum menanggalkan langkah, matanya mulai menyambangi penampilan Eunbi. Semakin memperjelas titik akuratnya saat retina tajam itu mendapati kulit putih mulus Eunbi, di bagian paha yang diumbar bebas. Meski bagian atas tertutupi oleh pakaian panjang, bagian bawah seharusnya tertutup juga. Tapi kini tidak.
"Kau mau ke mana?"
Eunbi memandang, menerka apa maksud di balik ucapan dingin itu. Namun tajamnya mata itu menjadi titik balik luluhnya hati. Eunbi mengerutkan bibir lagi. Menekan kuat sesuatu di dalam dadanya.
"Bukan urusanmu!" ujar Eunbi. Jungkook terpancing dan menyentil dahi Eunbi, cukup keras karena pekikan dari Eunbi menyaring seketika.
"Itu urusanku! Kenapa pakaianmu seperti itu! Kau mau ke mana? Bukankah kau tahu aku, Bi! Aku tak suka melihat wanita dengan pakaian terbuka seperti itu," ucap Jungkook panjang lebar.
Sementara Eunbi masih memegangi dahinya dengan kedua tangan, mendesirkan darah, ia memicingkan mata pada Jungkook. Wajahnya semakin menjengkel, padahal kejadian semalam sudah sedikit berkurang, namun Jungkook memulainya lagi.
"Kau, 'kan memang tak suka padaku, kenapa harus menjadi urusanmu!" sewot Eunbi.
Lelaki itu lantas mendiamkan diri, mencerna kebenaran di balik rentetan kalimat protes itu sebelum akhirnya akal dingin menyapa relung jiwa.
"Berhenti memancing amarahku," tegas Jungkook.
Dia melihat kepedihan melintasi raut wajah Eunbi. Dan itu membuat Jungkook menggetarkan hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Husband [JJK Ver]
Fanfiction[Season 1-3] Dingin. Satu kata itu mampu mewakili seluruh sifat Jeon Jungkook. Sebesar apapun Eunbi mencintai lelaki tersebut. Itu semua tak akan merubah watak suaminya. #1 in Marriagecontract #02012021 #1 in JungkookFF #13032021 #1 in Fanfiction...