Bab 35

1K 116 30
                                    

"Appa!"

Suara itu mengejutkan Jung Kook yang lantas terjaga dari mimpinya. Dia bangkit dari tidur, lantas melihat sekeliling. Dia sedang di kamarnya namun ruangan itu tampak sepi dan lagi-lagi hampa.

Apa itu tadi mimpi? Batin Jung Kook. Sambil memijjit kepalanya. Dia melirik jam digital di meja nakas. Dan tak pula dapat mengingat ini hari apa.

"Appa sudah bangun? Appa mimpi buruk? Kenapa menangis?"

Jung Kook tersenyum ringan, mengelus puncak kepala anaknya bergantian. Sembari mencari keberadaan Eunbi yang tak tampak olehnya.

Jujur, Jung Kook lega saat dia terbangun. Eunbi yang bersimbah darah dalam mimpinya, Eunbi yang menelepon Jun, semua itu hanya mimpi. Tapi benarkah ini mimpi?

"Appa."

Jisoo dan Insoo yang berdiri di dekat ranjang Jung Kook pun saling menukar pandangan. Raut wajah mereka berubah menjadi lebih muram. Jung Kook juga mampu menebak mata sembab Insoo saat ini  pasti karena anak itu sehabis menangis.

"Eomma tidak sayang pada kami lagi ya?" Jisoo bersuara. Jung Kook menarik dua tubuh kecil itu. Mengecup kening putra-putrinya juga bergantian. Justru dengan perkataan Jisoo, Jung Kook jadi tak setenang tadi.

"Apa maksudmu. Eomma bersama kita kan?"

"Appa tidak ingat? Apa tidur lama membuat Appa lupa?"

Jung Kook mengerutkan keningnya. Bingung, sebenarnya ada apa?

Namun dengan wajah menahan tangis, Insoo menatap mata ayahnya. "Appa, apa bibi Chaeri akan menggantikan Eomma?"

"Tidak... jangan khawatir Insoo-ya. Eum."

"Lalu bawa Eomma pulang Appa. Aku merindukannya."

Jung Kook tak bisa menjawab permintaan itu. Memilih mendekat tubuh anaknya. Pikirannya kembali berperang dengan batin. Bayangan mimpi tadi mulai mengambil fokusnya. Harapan pada Eunbi yang dia pergoki menelepon Jun, dan pertengkaran mereka di basement, semua itu sirna. Semua berubah menjadi kenyataan. Dan sisa bayangan saat Eunbi terjatuh dengan darah segar itu, Jung Kook harap itu sebuah mimpi.

Sebenarnya apa yang terjadi padamu, Bi.

***

Dua hari, sudah berlalu. Dan keadaan apartement semakin sepi. Tak lagi terdengar suara anak-anak. Dua hari ini, Jung Kook membawa pekerjaan kerumah karena tubuhnya tidak bersahabat. Apalagi setelah mimpi itu, Jung Kook tidak bisa fokus bekerja. Padahal ada banyak pekerjaan yang harus selesai tepat waktu.

Sementara Chaeri yang baru saja keluar dari kamar anak-anak, tampak mengikat rambutnya kebelakang dan mengangkat lengan bajunya, dia belum membersihkan piring-piring yang dia gunakan untuk memberi makan anak-anak.

Bukannya langsung menuju wastafel dapur, Chaeri justru mendapati Jung Kook yang duduk di kursi makan. Sarapan yang dibuatnya tak disentuh Jung Kook lagi pagi ini. Dan ini sudah hari kedua Jung Kook seperti itu.

"Jung Kook."

"Oh! Mereka tidur?" tanya Jung Kook setelah melihat Chaeri berjalan kearahnya.

"Ya. Semalam Insoo demam lagi. Kurasa badannya masih kurang membaik."

Jung Kook mengangguk. "Jika nanti tidak ada perubahan, kita bawa ke dokter." Lelaki itu lantas menunjuk botol kecil seperti tabung bening. Berisi butiran benda berwarna putih tulang.

Chaeri mengangguk setuju. Sembari mengambil segelas air putih untuk lelaki itu dan meletakkan di depannya. Sebelum mata itu menangkap benda kecil di samping Jung Kook.

My Cold Husband [JJK Ver]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang