*cerita mengalami perubahan dalam versi cetak/ sudah dibukukan*
*A/N :: Song Recommended " Urban Zakapa - Wish "
Bersandar pada kemilau getaran kenangan cinta yang suram. Sekarang, semua tampak menjadi lebih mengerikan. Bukan maksud Tuhan mencanangkan kesakitan, bukan maksud menolak cintanya, tapi semua tahu itu pantas.
Entah kepantasan untuk siapa dan kenapa semua tahu itu harus pantas? Apa semua orang berkomplot menciptakan kepantasan layaknya karma? Jika iya, kapan karma ini akan berakhir? Ia terlahir bukan karena keinginannya, semua rasa sakit yang menyayat relungnya juga bukan karena keinginannya. Jadi, haruskah semua dipertahankan?
...
Hanya terbaring menjemput asa yang tergantung tinggi, juga menunggu jikalau ada malaikat berjubah hitam menghampirinya, berkata akan lebih baik jika ia beristirahat di istana sana ketimbang dalam kefanaan menyakitkan ini.
Setetes embun sejuk menggores pipinya lagi, senja sudah usai, malam sudah terlewat dan pagi telah menyapa. Selama itu pula ia terbaring menatap langit-langit kamar. Tak bergeming, dan hanya memikirkan hal yang tak pantas dipikirkan.
Biasanya, meski mereka bertengkar, Jungkook ada saat matanya terjaga, tidur memunggunginya. Tapi malam telah berlalu, dan punggung itu seakan telah berlalu pula. Jungkook tak kembali. Itulah yang dirasakan Eunbi.
"Aku tak akan lagi merindukanmu, menunggumu mencintaiku membuatku lelah."
Ia membenamkan wajah diantara sprei yang masih tertata rapi. Membiarkan kasurnya menyerap derai air mata. Ia tak perduli dengan tubuhnya yang kacau. Karena semua memang sudah kacau.
-
-
Hampir ia terlelap kelelahan jika tidak seseorang memencet tombol penginapan. Dengan wajah kusut dan sembab, ia bangkit. Berjalan pelan lalu membuka pintu itu.
"Tada!"
"Auh!"
"Morning bae, how are you today? Ouh, kau menangis?" reflek tangannya menyentuh wajah Eunbi. Tapi gadis itu langsung menampisnya.
"Singkirkan tanganmu!"
Dia seorang lelaki, tinggi, berambut coklat gelap, memiliki senyuman persegi dengan tahi lalat diujung hidung putihnya, matanya memiliki sorot tajam. Dengan pesona itu, wanita mana yang tak akan terpukau, bahkan hanya dengan sekali pertemuan saja akan menjadi candu untuk rasa ingin memiliki.
"Kenapa kau ke sini?" ketus Eunbi.
"Ingin mengajakmu pergi, mandilah!"
Eunbi semakin memperjelas kerutan di dahi, menatap Taehyung heran.
"Kenapa tiba-tiba? Dan kenapa mengajakku? Kita 'kan baru kenal Taehyung!"
"Ck, kemarin aku sudah bilang, panggil aku Oppa, aku lebih tua darimu!"
Eunbi tak sengaja tersenyum samar, lelaki itu sangat aneh jika sudah memasang wajah marah. Sejenak, keheningan menyapa. Mereka bertukar pandang dalam kecanggungan.
"Dan apa kau akan melihat ketampananku saja? Jadi cepatlah! Kau sudah melihat videoku semalam 'kan? Bukankah itu menarik?""Menarik?" ulang Eunbi.
"Kita pergi ke sana, jadi bersiaplah! Aku tidak mau mengajakmu dengan tampilan seperti ini. Dan ini! Kau harus pakai ini!"
Lelaki itu menodongkan paperbag coklat, lalu melenggang masuk tanpa permisi. Bahkan teriakan Eunbi hanya angin lalu untuk Taehyung.
"Apa yang kau lakukan? Cepat pergi!"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Husband [JJK Ver]
Fanfiction[Season 1-3] Dingin. Satu kata itu mampu mewakili seluruh sifat Jeon Jungkook. Sebesar apapun Eunbi mencintai lelaki tersebut. Itu semua tak akan merubah watak suaminya. #1 in Marriagecontract #02012021 #1 in JungkookFF #13032021 #1 in Fanfiction...