Bab 31

916 105 7
                                    

Dengan langkah yang sesekali terhuyun, Eunbi mengabaikan Chaeyeon yang tampak bingung melihatnya bergegas mengganti bajunya begitu ia mendapatkan telpon tadi. Chaeyeon masih berada di sana bersama yang lain—Ye Eun dan Tae Hyung. Tapi mereka juga tak mampu menghentikan Eunbi yang sudah kalang kabut memikirkan Jisoo di sana.

“Jangan beri tahu Jungkook jika aku akan menemui anak-anak. Aku pergi.” pamit Eunbi.

“Bi! Ada apa? Apa terjadi sesuatu?”

Eunbi tak menjawab, tapi langsung pergi begitu saja. Mengabaikan Chaeyeon yang juga ikut pergi daru sana. Tentu sepasang suami istri yang tertinggal ikut pergi pula.

***

Sementara dencit roda brankar yang mendorong pasien terus beradu di telinganya. Dia masih khawatir meski dokter sudah mengatakan bahwa Jisoo akan segera pulih selepas beristirahat dan meminum obat yang sudah diberikan.

Jisoo tidak separah yang dikhawatirkannya. Namun tetap saja. Rasanya seperti dihadiahi ribuan bom yang meledakkan tubuhnya secara bersamaan. Hingga dirinya lemas tak berdaya saat ini. Dia bersalah.

Tangannya memeluk tubuh kecil di pangkuannya. Insoo menangis hebat tadi. Dan baru bisa tenang sekarang. Mungkin takut jika terjadi sesuatu pada kembarannya. Itu semakin menambah rasa bersalah Chaeri.

“Insoo?”

Tubuh kecil itu terbangun dari dekapan Chaeri. Segera menoleh ke suara yang menyerukan namanya. Suaranya tak asing ditelinga baocah itu. Berharap dia tak salah dengar.

Dan Tuhan tak pernah mengecewakan bagi setiap jiwa yang memohon kepada-Nya.

Seseorang berjalan mendekat dengan langkah lemah, tampak peluh membasahi wajahnya. Senyumnya tampak rapuh dan sengan sisa tenaga,  wanita itu meraih tubuh Insoo untuk di dekap erat.

Eomma!”

“Sayang.”

Chaeri kini harus rela saat tubuh Insoo yang sedari tadi didekapnya diambil alih oleh Eunbi.

Melihat kasih sayang Eunbi yang terpancar dalam pelukan itu, Chaeri semakin merasa bersalah pada tindakannya. Dia sudah menyelakai putra majikannya. Dia takut jika Jung Kook atau Eunbi akan menuntutnya. Atau Nyonya Jeon yang kecewa padanya nanti.

“Jisoo bagaimana keadaannya?” tanya Eunbi setelah menciumi kening Insoo.

“Ji-Jisoo baik-baik saja. Dia tidur karena pengaruh obat.” jawab Chaeri sembari menahan ketakutannya. Dia menunduk kemudian. Entah harus bagaimana agar Eunbi tak menghabisi nyawanya hari ini.

Namun alih-alih marah dan memaki Chaeri, Eunbi sedikit lega dan langsung mengabaikan Chaeri. Memilih menghampiri anaknya yang tengah terbaring di ranjang pasien di UGD. Bersebelahan dengan pasien-padien lainnya yang hanya terhalang tirai biru langit sebagai pembatas.

Meski menggendong Insoo. Tubuh yang terlihat sangat kelelahan itu masih mampu menghambur untuk memastikan jika Jisoo benar baik-baik saja.

“Nona Eunbi. Maafkan aku. Jika aku menjaga dan berhati-hati, semua ini tidak akan terjadi.” buka Chaeri sebagai kalimat penyesalannya.

Eunbi terduduk di kursi, tepat disamping ranjang dimana Jisoo masih terpejam dengan selang infus di tangan kirinya. Mata Eunbi menelisik tubuh Chaeri kemudian. Mengira-ngira dari mana asal gadis berparas manis itu datang. Dan kenapa anaknya bisa bersama gadis itu?

“Kau siapa?”

“Ah. Aku Kim Chaeri. Aku berkerja merawat Jisoo dan Insoo. Maafkan aku, Nona. Aku tidak menyapamu terlebih dahulu.”

My Cold Husband [JJK Ver]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang