Song Recomended :: Crush - Beautiful
*Versi cetak mengalami perubahan* // Sudah dibukukan
"Cinta terbesar dalam hidupnya, perlahan meninggalkan hati."
***
Senja menyapa, goresan mahakarya di angkasa melanglang buana. Gradasi bermain memanjakan mata, tak ada sinar mentari yang mendominasi karena sang raja siang telah turun dari tahta. Suatu kehangatan yang nyata, memanjakan, memomong kecilnya hati kala rinai hujan mendera. Menyeruakkan harumnya tanah yang terbasahkan.
Kala detik terus berganti, tak ada gerakan yang dibuat oleh gadis berkulit bersih ini. Ia masih betah dalam lamunan, memikirkan semuanya, semuanya yang melintasi akalnya. Tak terkecuali bayangan akan akhir, di mana lelaki yang menjadi sumber kebahagiaan sekaligus kesakitan menggoreskan tinta hitam di atas kertas. Kertas perceraian.
Halte bus yang ia sambangi ini mungkin sudah bosan dengan wajah pucatnya, karena sudah lebih dari satu jam ia menjadi penghuninya. Dalam rintikan hujan ia duduk di kursi tunggu.
"Eunbi!"
Ditulikan oleh hati, gadis itu tak menjawab atau sekadar memastikan siapa suara yang membelah tubuhnya.
"Eunbi!"
Sekali lagi, ia tak bergeming. Hanya anak mata yang mengarah pada suara itu. Ia mendongak pada pemilik sepasang sepatu hitam yang baru saja tiba di depannya. Namun bukan sebuah keinginan, titik bening yang sedari tadi terbendung akhirnya lolos. Bukan dari langit, melainkan dari ranumnya iris wanita ini. Melintas cepat, meninggalkan jejak seiring ikutnya jatuh rinai dari langit.
"Oppa."
Lelaki itu mendekat, menyambar tubuh basah Eunbi dalam satu dekapan hangat. Dan raungan terdengar keras. Menyobek telinga dan hati. Menyerukan kesakitan yang tak bisa diungkapkan dalam sebuah kiasan.
Jimin, terus memeluk tubuh Eunbi. Mendekapnya lebih lama dan memberi ketenangan lewat usapan tangan pada rambut. Eunbi bahkan tak segan melingkarkan tangan pada tubuh Jimin, meminta lebih dalam lagi agar tangisannya tersalur puas.
Flashback
Hati Eunbi serasa melonjak. Tangis sudah tak sama seperti tadi, hanya ada mulut yang saling bungkam mengheningkan suasana. Mata masih saling merangkai ribuan tanda tanya. Menuntut adanya sebuah penjelasan. Namun bagi Eunbi, ini sudah lebih dari cukup. Tak perlu penjelasan lagi, ia sudah terlanjur terperosok ke nestapa cinta sepihak.
"Benci?" tanya Eunbi. Memastikan, bahwa apa yang ia dengar dan cerna tak salah diartikan.
Jungkook berdeham mengiyakan. Keremangan hati kian mengikis tepian pembuluh nadi Eunbi. Padanya, mimpi yang ia takutkan akan menjadi nyata, kini sudah terjadi. Saat beningnya air mata menetes, ia segera meniadakannya. Mengusapnya dengan kepiluan telapak tangan.
Tidak seperti sebelumnya, kini lelaki pemilik nama Jeon Jungkook itu hanya memandang Eunbi basa-basi. Jiwanya telah kembali, jiwa tiga tahun silam. Saat semuanya masih berjalan sesuai permintaannya, sesuai tujuannya. Sebelum segalanya menjadi kacau dan terasa tak berguna seperti ini. Saat hanya ada kebahagiaan yang mendera tanpa permisi terlebih dahulu. Sangat berbanding terbalik dengan sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Husband [JJK Ver]
Fanfic[Season 1-3] Dingin. Satu kata itu mampu mewakili seluruh sifat Jeon Jungkook. Sebesar apapun Eunbi mencintai lelaki tersebut. Itu semua tak akan merubah watak suaminya. #1 in Marriagecontract #02012021 #1 in JungkookFF #13032021 #1 in Fanfiction...