Bab 5

60.9K 5.3K 1K
                                        

*Versi cetak mengalami perubahan* // Sudah dibukukan...

Tahu apa yang paling menyakitkan dalam percintaan? Dan apa yang paling indah dari rasa sakit itu? Sebuah senyuman.

Dia yang tersenyum karena seseorang yang bukan dirimu, dia yang tersenyum bahagia karena kekasihnya dan itu bukan kau. Tidakkah itu menyakitkan?

Fakta bahwa alasannya terlihat begitu indah itu ternyata bukan kau. Kau tak ada di hidupnya. Dan hidupnya penuh senyuman karena tak ada dirimu. Tidakkah itu tak adil? Sementara yang terjadi dalam hidupmu adalah sebaliknya.

Kau indah karena dirinya, Kau tersenyum karena dirinya. Di hidupmu hanya ada dia, dan hidupmu berwarna karena senyumannya. Senyuman yang bukan untukmu dan bukan karenamu.

Park Jimin, hidup seperti itu.


-oOo-


Terpekur dalam buaian rasa dingin, ia menghela nafas untuk kesekian kalinya, hingga uap dari mulutnya terlihat seperti kepulan di perapian. Memandangi kamar penginapan itu dengan kecewa.

"Jungkook-ah, aku ingin pulang."

Si lelaki itu pun menoleh, mengerutkan dahi dan berakhir pada acuhan. Ia tak menanggapi Eunbi lagi karena ia lebih memilih masuk ke dalam penginapan.

"Jungkook," rengeknya.

Tapi sekali lagi, Jungkook tak terlalu menanggapinya. Ia sibuk melihat-lihat sekeliling. Penginapan itu hanya dilengkapi satu tempat tidur dan itu lumayan memakan banyak tempat.

"Jungkook."

"Diamlah Eunbi!"

Gadis itu mengerutkan bibirnya. "Aku di sini kerja, jika kau terus merengek siapa yang akan tahan. Kau sudah dewasa Bi, jadi jangan bersikap seperti anak kecil."

Eunbi, beringsut kesal. Ia masuk ke dalam kamar mandi dan entah apa yang dilakukan di sana. Meski Jungkook mendengarnya gebrakan pintu, lelaki itu tak mengejarnya. Ia malah mengambil gerakan lain. Merapikan pakaiannya pada lemari kecil di sudut ruangan. Tentunya sembari mendesah hebat. Eunbi sungguh merepotkan.

Hingga malam menjelang, bergumul dengan dinginnya musim dingin di penginapan. Mereka tak bersuara. Jungkook sibuk dengan laptop dan berkas-berkasnya, Eunbi sibuk dengan ponselnya. Menghubungi sesseorang sambil cekikikan tak jelas di ruang tamu.

Awalnya Eunbi berada di  kamar bersama Jungkook, tapi Eunbi dengan berat hati harus keluar. Takut menganggu pekerjaan Jungkook. Kekehan Eunbi yang entah dengan siapa itu akhirnya berakhir dengan cepat saat sesuatu di perutnya meminta kewajiban yang belum dijalani Eunbi.

Dengan langkah pelan, ia mengendap ke arah pintu kamar. Memandanginya sejenak dan mulai mengangkat tangan.

Tok tok tok

Ceklek

Jungkook mendongak saat kepala seseorang masuk diantara terbukanya pintu itu. Darinya, Eunbi menatap Jungkook dengan wajah memelas.

"Kau sedang apa?"

"Kenapa?"

"Aku lapar, dan aku tidak bisa memasak."

Ia menyengir kuda. Takut-takut jika Jungkook akan melempar sepatunya kearah Eunbi. Tapi dugaanya itu salah. Jungkook menutup laptopnya dan beranjak dari kasur.

"Kau mau memasakkanku?" tanya Eunbi. Jungkook hanya berdecak, mencibir Eunbi jika ia seorang gadis, tapi sama sekali tak bisa memasak.

"Kau akan membuat apa?" tanya Eunbi yang berjalan di belakang Jungkook menuju dapur kecil di sudut ruangan.

My Cold Husband [JJK Ver]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang