Believe me // Louis Tomlinson

887 49 7
                                    

"Versel, bisakah kita pulang?" rengek Louis.

Ah ya, sudah berjam-jam pasangan kekasih ini menghabiskan harinya di Mall. Berbelanja! Yah, Versel yang terkesan glamour dan sangat menyukai belanja. Menghabiskan uangnya demi ini itu yang Louis pikir itu sama sekali tidak ada gunanya.

"Sebentar lagi sayang, lihat dress ini apa cocok?" tanya Versel seraya memperlihatkan dress yang harganya terbilang mahal dan diatas rata-rata. Louis mengangguk lesu. 

"Ambil yang satu itu, lalu kita pulang sekarang!" Kata Louis sarkastik, Louis melipat tangannya didada.

"Tapi bahkan aku belum membeli aksesoris baru Lou" 

"Masih ada waktu lain babe. Dua jam lagi aku ada konser, mengertilah"

"Baiklah"

Versel menunduk lesu dan menuju kasir untuk membayar barang yang ia beli. Jangan di kira-kira berapa total harga semua barang yang ia beli hari itu, jawabannya sangat banyak!

"Sudah?" tanya Louis.

"Ya, boleh kah aku mampir sebentar ke toko aksesoris?" rengek Versel. 

"Versel, tolong mengertilah, belanjaanmu sangat banyak hari ini. Jangan menghambur-hamburkan uang!"

"Tapi.. Ini bukan uangmu kan?" 

"I know i know, tapi itu sangat tidak baik. Lebih baik kita pulang ya" Ajak Louis sambil merangkul pacarnya. 

Kalau ditanya apakah Louis betah dengannya? Jawabannya tidak! Karena hobi Versel yang suka berbelanja lah yang sangat dibenci Louis, apalagi dia sering terlambat konser karena menjadi sopir pribadi pacarnya dalam hal mengantar jemput. 

Tapi kalau ditanya, mengapa dia masih bertahan? Tentu saja Louis sangat mencintainya, gadis yang dulu dia kejar-kejar sampai titik darah penghabisan. Gadis yang dulu membuat Louis gemetar tiap didekatnya. Dan dia tidak ingin kehilangan gadisnya. 

Membukakan pintu mobil untuk kekasihnya yang seperti seorang ratu itu adalah kebiasaan Louis, dia ingin gadisnya merasa spesial dan ingin terus ada didekatnya. Sebuah ciuman di pipi mendarat pada pipi Louis yang merona karena gadisnya itu, Louis memasangkan seat belt untuk Versel. 

"Well, maafkan aku" kata Louis memulai pembicaraan dalam keheningan mereka.

"No problem babe. i'll always understanding you no matter what

Ciuman yang kedua didapatkan Louis. Dia sungguh bahagia.

Love is blind. 

Sebutlah Louis buta akan cintanya. Tapi Louis tidak pernah memikirkan itu, dia hanya ingin tetap bersama Versel dan menerima segala hal dalam diri Versel. 

The Boys, sahabat sekaligus partner kerja Louis dalam One Direction sama sekali tidak mendukung hubungan Louis dan juga Versel, entah kenapa mereka bilang Versel itu hanya menggunakan Louis saja, sama sekali tidak mencintanya. Tapi Louis tidak pernah memikirkan pendapat gila teman-temannya itu. Dia hanya ingin selalu bersama Versel. 

"Have a good day baby" Kata Louis sambil mencium kening Versel. Mereka sudah sampai didepan halaman rumah Versel, keluarga kaya dan sangat terhormat di London. 

"You too, and um dont forget for tomorrow okay?"

"Aye aye papi" kata Louis sambil masuk kedalam mobilnya lagi, dan menyalakannya.

"Bye"

"I love you"

"I know it" Jawab Versel seraya melemparkan senyuman terbaiknya untuk Louis, lalu berjalan masuk kedalam rumahnya. 

Daydreamer ⇨ Random One Shot{s}Where stories live. Discover now