Valentine's Day // Harry Styles

779 33 1
                                        

Malam tak berdaya menampung setiap rajutan kata.

Dan hanya rekaman panorama kelam terhiasi palsunya cahaya.

Sudut kelopakku meratapi keindahan yang tersaji dari dunia.

Bekas sebening kaca senada dengan jernihnya air di dermaga.

Aku hanya simbol, mungkin juga penanda.

Bisa jadi sebuah pelampiasan akan asmara.

Inilah aku bediri disini dengan palsunya dunia.

Setelahnya, Ninda menutup buku harian miliknya. Kemudian, dia kembali teringat oleh kekasihnya, Harry yang sedang pergi untuk tur konsernya. 

"Uh. Seharusnya dia disini bersamaku, ini kan Valentine." ujar Ninda dengan suara yang hampir ketelan. Pun Ninda memasukan buku harian kedalam tas saku yang terletak disebelahnya. 

Hari Valentine malam ini, ia lewatkan di dalam kamar dan menulis diary untuk mencurahkan hatinya. Mata Ninda kembali menyapu pusat kota New York, yang ramai dan gemerlapan karena lampu-lampu disana lewat balkon kamarnya.

"Sssst." 

Suara bisikan terdengar. Ninda melangkahkan kaki menuju ke pagar balkon agar bisa memastikan itu bisikan manusia atau malah hantu. "HARRY?" pekik  Ninda kegirangan. 

"Ninda. Will you be my Valentine?" tanya Harry seraya menunjukan bunga mawar putih kesukaan Ninda. 

Yang ditanya hanya mengangguk dan menampilkan senyum terbaiknya. "Aku tidak percaya kau datang, aku akan membuka pintu depan untukmu."

"Tidak. Aku akan memanjat lewat sini, beri aku tali atau semacamnya."

Ninda menaikan sebelah alisnya sebentar lalu masuk kekamarnya dan mengambil kain bekas dijadikan tirai kamarnya. "Ambil ini, hati-hati Harry."

5 menit kemudian, Harry sudah berada dibalkon kamar Ninda . 

"Bagaimana konsermu?" tanya Ninda seraya menerima bunga pemberian Harry.

Harry terkekeh, lalu mengambil punggung Ninda dengan tangan kanannya lalu maju beberapa langkah. Kini tidak ada jarak antara mereka. "Kau tidak menanyakan kabarku, sayang?" 

Aku yakin, suara jantung Ninda sudah terdengar oleh Harry. Rambut panjang milik Ninda yang tergerai lurus, terbang akibat udara dingin yang menerpa keduannya. Kemudian, Harry menyingkirkan sejumput rambut Ninda yang menutupi dahinya kebelakang telinga. "Kau cantik malam ini, maafkan aku karena datang terlambat." 

Ninda tersipu mendengar setiap kata yang diucapkan Harry. Detik selanjutnya, Harry melumat bibir Ninda dan gadis itu pun membalas ciuman Harry. Ciuman itu hanya berlangsung 5 detik, lalu Harry berbisik kepada Ninda dengan sangat pelan.

"You know I'd fall apart without you, Ninda. I don't know how you do what you do. Cause everything that don't make sense about me, makes sense when I'm with you. Like everything that's green, girl I need you. But it's more than one and one makes two. Put aside the math and the logic of it.You gotta know you want it too."

"Harry-"

"Cause I wanna wrap you up. Wanna kiss your lips. I wanna make you feel wanted. I wanna call you mine, wanna hold your hand forever. Never let you forget it. I wanna make you feel wanted." potong Harry. 

Ninda tertegun mendengar perkataan Harry. Senyuman Ninda selalu terpancar sedari tadi, menambah keindahan malam di kota New York malam itu. 

"I love you, Ninda. You're my Valentine now and forever." 

"I love you more, Harry. Thank you for today. I never forget this moment, Harry. You always makes me feel wanted."

"Because, all i need is you, babe." 

....

Halo Ninda, aku ganti ya one shot-nya, hehe maaf yang kemarin abal dan ini tambah abal... 

Daydreamer ⇨ Random One Shot{s}Where stories live. Discover now