My First Crush // Niall Horan

743 30 5
                                    

Haha, seneng aja buat one shot yang pemerannya gue sendiri. Jujur, bikin nge fly kelangit ketujuh. Tapi, tenang aja request kalian bakal kebikin kok. Yang belum request, langsung request aja yaaak….laff youuu<3

…….

“Fatma.”

Yang dipanggil menoleh. “Ya, ada apa?” Tanya Fatma sambil tersenyum kepada lelaki itu yang notabene-nya adalah first crushnya.

Dia tersenyum. “Mau mengerjakan tugas bersamaku tidak?”

Fatma mengangguk cepat, “Wah, bisa-bisa. Kapan memangnya?”

Lelaki bernama Niall itu mengedikkan bahu. “Terserah.”

“Hm, dirumahku ya?”

Niall berpikir sejenak, matanya menatap langit-langit kemudian dia mengangguk. “Ya.”

Fatma memutar badannya lagi dan menekuni buku yang ada dimejanya. Senyum mengembang dipipi Fatma yang tembam itu membuat Niall terkekeh saat melihatnya.

 ….

“Niall, kamu mau belajar atau malah diam seperti itu sih?”

Niall menggeleng dan tetap memperhatikan Fatma yang ada dihadapannya. “Aku tidak diam, aku memandangimu.”

Fatma tersipu mendengarnya. “Well, jangan bercanda, Niall. Kau yang mengajakku mengerjakan tugas bersama. Jadi-“

“Jadi, tugas nanti saja, ya. Fatma.”

“Terserah lah.” Ucap Fatma singkat sambil menekuni bukunya kembali. Dia menghapus tulisan yang salah, lagi. Jujur, itu karena Niall yang tetap kekeuh memandangi Fatma dan akhirnya gadis itu tidak bisa konsentrasi.

“Fatma..”

Fatma mengangkat kepala, melihat mata biru sebiru samudra yang terpampang dihadapannya. Lalu, dia tersadar dari lamunannya ketika Niall memenggang tangan Fatma yang menganggur diatas meja. “Aku tahu kau sudah lama menyukaiku tapi kau selalu diam.”

Fatma tersentak. “Bagaimana bisa?”

Niall terkekeh geli dibuatnya. “Kau sering memperhatikanku. Saat dikoridor, aku melihatmu dan Hafiyya dan sempat mendengar pembicaraan kalian.”

“J-jadi k-kau mendengarnya?”

“Ya, tentu saja. Bahkan, disaat aku tidak membawa pr dan kau berpura-pura tidak bawa pr hanya untuk menemaniku saat dihukum, kan?”

Fatma membeku ditempat. Ya ampun, ternyata Niall tahu semuanya. “Dan, hm, saat kau di bully oleh queen bee disekolah karena kau berusaha mendekatiku saat makan siang. Maafkan aku, aku tidak bisa membantumu saat itu.”

“Tidak apa, Niall. Aku sudah senang kau tahu, karena aku tidak perlu repot-repot mengatakannya kepadamu. Karena, jujur saja tidak mungkin kau suka padaku kan. Santai saja, Niall.” Fatma berusaha tertawa, walaupun hatinya sakit.

Niall menghela nafas. “Fatma, siapa bilang aku tidak menyukaimu. Tingkah lakumu yang dimata orang lain aneh, tapi, itu membuatku lebih dari sekedar hidup, Fatma. Kau lucu, manis, dan pantang menyerah. Kau mengejarku selama ini, tapi, aku malah diam. Jujur, aku mencintaimu, Fatma.”

“Apa kau serius?”

Niall tertawa. “Tidak. Aku berbohong.”

Fatma menunduk sedih dan mengerucutkan bibirnya. Lagi-lagi Niall tertawa sambil memegangi perutnya. “Ya ampun, Fatma kamu polos banget sih. Masa iya, aku bohong. Aku serius, dua rius malah.”

Sontak darah segar yang keluar dari hidung Niall membuat Fatma membelalakan mata lalu panik. “Niall. Niall. Itu-itu..”

Niall segera menutupi kedua rongga hidungnya dengan tangan. Fatma yang panik pun menghampiri Niall dan mendudukan dirinya disebelah Niall. “Kau kenapa?” Tanya Fatma lirih.

“Ish, aku hanya mimisan tahu. Jangan sepanik itu.” Ujar Niall sambil merengkuh Fatma yang ada disebelahnya kedalam pelukannya.

“Aku akan bersihkan, oke?” kata Fatma sambil bangkit dan detik selanjutnya membawa air hangat dan sapu tangannya untuk membersihkan darah segar yang keluar dari hidung Niall.

“Awh, pelan-pelan.” Ringis Niall. Fatma tertawa. “Sabar, oke, ya, sudah.” Kata Fatma sembari meletakkan mangkuk yang berisi air hangat diatas meja. Tetapi, tangannya ditahan oleh tangan Niall. Sesaat, mata mereka kembali bertemu lalu Niall menyunggingkan senyum. “Terima kasih.”

….

“Hai, Niall masih ingat tidak saat kau berada dirumahku dan mengerjakan tugas kami. Tapi, nyatanya kau malah memandangiku,. Hft, aku sempat sebal kepadamu. Hei, kau tidak membalas perkataanku.”

Fatma menyeka air mata yang mulai turun dari mata hazel miliknya. “Niall, kenapa diam saja? Aku sedang berbicara padamu tahu. Dan, kenapa sih, kau tidak memberitahuku kalau kau mengidap penyakit itu, Niall. Aku..”

Kembali Fatma memandangi pusara milik Niall, dan gadis itu semakin terisak. “Aku benci kau, mengapa kau meninggalkanku secepat ini, Ni. Tapi, tapi, perkataanku tidak serius kok. Aku tidak membencimu, aku menyayangimu Niall.”

Seseorang menepuk bahu Fatma. Fatma menoleh, “Ada apa, Zayn?” tanya Fatma geram.

“Kau harus bisa mengikhlaskannya, oke? Sekarang sudah mau senja, ayo kita pulang, aku yang mengantarmu.” Jawab Zayn.

“Hai, sayang. Aku pulang dulu ya. Selamat tidur panjang, Niall.” Kata Fatma seraya menciumi nisan milik Niall.

Diambilnya payung hitam milik Fatma, dan memayungi gadis itu. Hari mulai gelap, gerimis perlahan turun dari langit. Seakan langit tahu apa yang ada dirasakan Fatma, langit ikut berduka atas kematian Niall hari itu.

“AAAAAAAAAAAAAA.” Fatma terengah-engah ketika bangun dari tidurnya malam itu. Niall yang ada disampingnya mengusap kening Fatma. “Hei, ada apa? Mimpi buruk, hm?” Tanya Niall.

“Ah yaampun, rupanya hanya mimpi. Syukur lah.” Jawab Fatma sambil memegangi dadanya yang masih naik turun tidak teratur karena mimpinya tadi.

“Aku disini.” Kata Niall memeluk gadis itu, dan membelai halus rambutnya.

“Aku bermimpi kau meninggal, Niall.”

“Aku disini, sayang. Aku disini. Jangan khawatir, oke? Kau hanya kelelahan.”

“Niall, berjanjilah padaku untuk tidak meninggalkanku.”

“Aku berjanji, tidak akan pernah. Aku mencintaimu. Kembalilah tidur, Fatma.” Kata Niall sambil melepaskan pelukannya dan mencium kening Fatma.

Fatma merebahkan tubuhnya lagi, membelakangi Niall. Mimpinya terasa sangat nyata baginya. Kemudian Niall memeluk Fatma dari belakang. “Tidurlah, aku akan tetap disini, bersamamu. Aku mencintaimu, selamat malam, sayang.” Bisik Niall.

…..

Daydreamer ⇨ Random One Shot{s}Where stories live. Discover now