True Love // Louis Tomlinson

276 29 13
                                    

Derap langkah yang berat membawa Louis menuju kamar kekasihnya. Ia hanya ingin minta maaf karena sebelumnya ia memberitahu kabar mengenai tour-nya kepada kekasihnya hanya lewat sambungan telepon. Louis tahu kekasihnya marah saat tiba-tiba mematikan sambungan telepon mereka dua jam yang lalu. Sesampainya di ambang pintu, Louis melihat punggung Chel—kekasihnya—yang tengah terlelap, membelakanginya.

I don't wanna go, baby but I should.

Louis maju beberapa langkah dan duduk ditepi ranjang yang ditiduri Chel. Karena Chel membelakangi Louis, Louis menyibakkan beberapa helai rambut kebelakang dan mengecup rambut Chel perlahan lalu ciumannya turun ke leher. Samar-samar, Chel terbangun dari tidurnya karena merasa geli akibat ciuman leher Louis.

I feel so sorry that I noticed you by phone. I never do that again, I promises.” Lirih Louis, Chel mengubah posisi tidurnya sekarang gadis itu berhadapan dengan Louis yang masih duduk tetapi jarak mereka dekat.

Chel menatap mata sayu Louis, Chel tahu Louis kelelahan akibat harinya yang panjang bersama band mereka. Tapi, Chel juga butuh waktu bersamanya. Ketika rencana liburan yang sudah ia buat matang-matang sejak lama harus dibatalkan karena Louis harus tour ke benua lain membuat hati Chel hancur berkeping-keping. Chel mengelus wajah Louis dengan jari-jarinya, “That’s okay if you don’t wanna go. I need your time, Louis. Kita harus berlibur bersama, melupakan segala urusan kita dan membuang kepenatan yang ada.” Ujar Chel, masih tetap tidak ingin kekasihnya pergi.

“Aku tidak bisa membatalkan tour-ku babe. Lain kali bagaimana?”

Don't ever leave, please…”

Louis tidak bisa menjawabnya, tidak ada yang berbicara setelah itu. keduanya berkelut di pikiran mereka masing-masing. Louis tidak bisa membatalkan semuanya yang berhubungan dengan band-nya, Chel ingin sekali menghabiskan waktu mereka bersama, hanya berdua dan jauh dari orang-orang. Bukannya Chel tidak mengerti Louis, tapi ia juga ingin menghabiskan waktu bersama lelaki itu.

* * * * *

Tour yang dijalani Louis dengan bandmates-nya sudah dimulai sejak dua hari yang lalu sementara dirinya tetap meninggalkan Chel dan berjanji akan pulang segera demi gadis itu. sekarang, Louis menatap langit-langit kamarnya. Biasanya setiap hari ia selalu bertemu dengan Chel, tapi sekarang waktu yang mereka miliki sangat terbatas maklum, mereka baru menjalani hubungan selama Enam bulan dan masih dalam fase ‘hangat-hangatnya’.

I’m sure that she sleeps alone. Oh, Chel. My heart wants to come home and I wish I was beside you in this time baby.” Gumam Louis, berharap gadis itu mengerti bahwa ia sangat merindukannya terlebih lagi ketika saat mereka tertidur bersama setiap malam. Louis tidak tega membiarkan Chel tidur sendiri karena Chel suka mimpi buruk tengah malam dan terbangun sambil menangis, biasanya Louis akan memeluknya sambil mencium gadis itu hingga tenang.

Louis sedikit khawatir akan keadaan Chel. Ia gadis rapuh dan Louis merasa perlu untuk menjaga Chel, hanya Louis yang Chel punya sebagai orang yang paling dekat dengannya saat ini, sepasang kekasih ini memang harmonis tapi terkadang mereka juga sering bertengkar hanya karena hal sepele seperti misalhnya Chel yang tidak menginginkan Louis untuk ikut tour bersama bandmates-nya. Itu hal konyol, yang Louis sendiri tidak mengerti namun Louis masih bisa mengerti karena perasaan Chel yang labil dan mudah rapuh.

Sementara disisi lain, hujan mengguyur kota London malam itu bonus petir-petir yang sangat kencang. Gadis itu terduduk di ranjang tidurnya, kedua sisi telinganya ia tutupi pakai guling agar petir tidak begitu memekakan telinganya. Ia mengigit bibirnya pula, dan mencengkram gulingnya kuat-kuat.

Daydreamer ⇨ Random One Shot{s}Where stories live. Discover now