I Will Always Want You // Harry Styles

832 43 4
                                    

Aku memilih mendekam dibalkonku dihari libur ini bersama Zayn, sahabatku. Hari libur, aku sama sekali tidak menyukainya. Kenapa? Aku tidak bisa melihat Harry. Cepat-cepat kualihkan pikiranku tentang Harry. Pandanganku menyapu seluruh kota London yang sangat ramai oleh hiruk pikuk masyarakat. Like i said before, ini kan hari libur. "Aulia, kamu masih menginginkannya?" tanya Zayn. Aku menoleh kearahnya dan menyesap kopiku perlahan, lalu mengangguk. "Dia bahkan tidak melihatmu." tambahnya. 

Aku menaikan bahuku. Harry Styles, aku menyukainya tapi dia tidak tahu aku siapa. Dalam artian, aku tidak terlihat olehnya. Maksudku, dia kan atlet disekolah dan banyak gadis-gadis mengejarnya. Sementara aku, hanya memandanginya dari kejauhan. Malangnya aku.

Zayn selalu menawarkan bantuan untukku agar aku bisa lebih dekat dengan Harry. Tapi, aku sudah berkali-kali menolaknya, aku ingin Harry melihatku sendiri bukan karena bantuan siapapun. Kemudian, aku masuk kedalam kamar, dan membanting tubuh mungilku keatas kasur. Zayn mengikutiku. "Kau lelah? Yasudah, aku pulang. Selamat tinggal." katanya sambil berlalu.

"Selamat tinggal."

Aku memejamkan mataku, memikirkan Harry. 

"Harry?" panggilku senang saat kami kebetulan berpas-pasan dikoridor, dan dia menghampiriku sekarang. 

"Ya, aku perlu bantuanmu. Namamu siapa?" tanyanya dengan suara serak yang membuatku gemas.

Bahkan dia tidak tahu namaku, tapi itu mengalahkan rasa senangku bahwa dia berbicara denganku.

"Aulia. Apa yang bisa kubantu, Harry?"

"Baiklah, aku ada pertandingan yang membuatku tidak bisa mengerjakan tugas-tugas sekolah."

"Aku akan mengerjakannya."

"Kau sangat baik, ini bukunya" katanya sambil menyerahkan buku miliknya lalu berlalu.

Jadi hanya itu?

Aku membuka mataku, dan beranjak dari tempatku menuju meja belajar, lalu mengerjakan tugas-tugasku dan Harry.

Setelah selesai, aku menaruh buku Harry kedalam tasku. Kemudian pergi kekamar mandi untuk membasuh tubuh. 

Lagi-lagi aku memikirkan soal kejadian itu. Aku memang kutu buku, dan semua orang disekolahku tahu itu. Harry hanya memintaku mengerjakan tugas-tugasnya karena aku kutu buku dan cupu tapi, akan ku lakukan apapun demi Harry. Agar aku bisa terlihat dimatanya. 

...

Keesokan harinya, aku dan Harry bertemu dikoridor. Harry menghampiriku, pun aku membuka tasku untuk mengambil bukunya. Sekarang, kami tidak saling berjauhan. "Hai. Aulia." sapanya. 

Aku tersenyum dan menyerahkan buku milik Harry. "Ini bukumu, Harry." kataku. Harry menerima buku itu, dan berjalan satu langkah kearahku. "Apa imbalannya?" Dia bertanya, aku menggeleng. Kau tahu apa yang kurasakan sekarang? Aku gugup sekali, bahkan jantungku berdetak cepat. Oh, jangan sampai Harry mendengarnya. 

Harry menaikan satu alisnya keatas. Oh, aku mabuk dibuatnya. "Kau serius?" 

"Serius."

Dia tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke wajahku. "Harry, kau mau apa?" tanyaku ketakutan, jantungku berdegup kencang. Dia sangat dekat denganku sekarang, aku jelas bisa melihat mata hijaunya yang membuatku nyaman dan tenang.

Detik selanjutnya, dia melumat bibirku penuh kasih. Aku membalasnya. Harry menggigit bibir bawahku. Tapi, ciuman itu hanya berlangsung 4 detik, dan aku sangat berterima kasih pada tuhan sekarang.

"K-Kau." gumamku pelan, walaupun ciuman singkat tapi bibirku terasa perih sekarang.

Harry mendorong tubuhnya agak jauh dari tubuhku. "Itu bayarannya, apa kau suka sayang?" tanyanya menggoda.

Aku masih diam membeku lalu menjawab pertanyaannya. "Kau mencuri ciuman pertamaku, padahal kau bukan siapa-siapa." jawabku pelan. Tentu saja, aku berhak marah. 

"Maaf." katanya.

Harry kebingungan dan aku melangkahkan kakiku untuk mendekat dengannya.

"Tidak apa, sudah terlanjur tapi terima kasih." 

"Aulia.."

"Ya?"

"Aku pergi dulu, bye." ucapnya sambil berlalu.

Ada rasa senang menyelimutiku, sejenak aku berpikir kalau Harry yang mencuri ciuman pertamaku itu justru aku senang. Tapi, apakah ada kesempatan untuk aku untuk memiliki Harry seorang?

Gadis-gadis populer berjalan kearahku, oh aku tahu apa yang terjadi selanjutnya. Mereka mendorong tubuhku hingga terpental jauh ketembok, aku meringis.

"Jadi kau mencium Harry?" teriak salah satu dari mereka.

"A-aku tidak bermaksud, Harry yang-"

"Jangan salahkan dia bodoh."

Madison menjambak rambutku. 

"AWH." rintihku.

"Jangan coba-coba dekati dia atau kau akan menyesal selamanya!" Kata Madison dengan nada tinggi. Aku tahu, Madison sangat menyukai Harry, tapi Harry malah mengabaikannya. 

Madison mengangkat tangannya, dia ingin menamparku. Tetapi, seseorang menahannya. Astaga, Harry!

"Jangan ganggu pacarku, bodoh." ujar Harry geram. Madison mengumpat lalu pergi. 

Harry membantuku berdiri, detik kemudian dia memelukku. "Maafkan aku. Aulia, kau harus tahu satu hal."

"A-apa?" tanyaku gugup. 

Harry melepaskan pelukannya, dan mengusap dahiku pelan. "Aku mencintaimu Aulia. Dari dulu, aku ingin mengumpulkan keberanian untuk mendekatimu karena kau berbeda. Tapi, Zayn bilang kau menyukaiku dan aku langsung menghampirimu."

Aku tertegun mendengarnya, sekaligus kaget. "Aku juga mencintaimu, Harry." 

Kemudian, Harry mencium keningku dan memelukku (lagi). Ini hari yang sempurna untukku, oh tuhan akhirnya dia melihatku dan bahkan dia juga menyimpan rasa kepadaku..

.......

Hi aulia, maaf lama banget yaaa jadinya. Gimana suka enggak? hehehe.

fatma x 

Daydreamer ⇨ Random One Shot{s}Where stories live. Discover now