“Amira.”
Aku meletakkan novel erotisku diatas meja makan siangku tapi kali ini aku sedang tidak sendiri, melainkan bersama si brengsek disebelahku ini, “Apa lagi sih?”
“Sampai kapan kau akan diam dan membaca novel erotismu terus-menerus? Itu tidak baik, Am. Kau tahu itu akan merusak otak dan fikiranmu.”
“Diam kau, nerd! Kau tidak tahu apa-apa, sebaiknya kau cari meja makan siang yang lain. Sungguh, aku tidak betah berada disisimu.”
“Amira, aku mohon. Beri kesempatan untuk mendekatimu, aku berjanji akan membuatmu jatuh cinta padaku.”
Tertawa, jelas itu yang akan kulakukan jika lelaki jadi-jadian ini saat berkata seperti tadi. “Ya tuhan, Malik. Aku sudah pernah bilang kepadamu kau tidak akan pernah bisa membuatku jatuh kepelukanmu mana lagi aku sudah mempunyai kekasih. Ayolah, lebih baik mundur dengan teratur saja.”
Ia mengulas senyum. Tidak bisa dipungkiri, ia selalu sabar menghadapi kelakuaanku yang bisa dibilang kasar atau tidak sopan kepadanya. Meskipun begitu, aku merasa tidak enak hati pada lelaki dihadapanku ini. Mana lagi saat melihat mata Hazelnya yang begitu memikat. Demi tuhan, aku sendiri tidak tahu kemana arah pembicaraanku ini.
“Amira, percayalah padaku, aku bisa mencintaimu lebih baik daripada kekasihmu itu. Am, berikan aku satu kesempatan saja dan jika aku menyakitimu, kau bisa membuangku jauh-jauh dari hidupmu.”
Melihat matanya yang sangat tulus. Aku bahkan tidak bisa mencari-cari kebohongan disana. Semenjak dua tahun yang lalu, lelaki bernama Zayn Malik ini terus mengejarku dan aku malah melontarkan berbagai umpatan kepadanya. Tapi betapa kagumnya aku bahwa ia tidak pernah marah saat aku mengatainya dengan berbagai julukan, ia tetaplah Zayn Malik. Yang penuh usaha bahkan kesabaran tingkat tinggi soal masalah cinta.
“Aku tidak yakin kalau kau bisa mencintaiku melebihi kekasihku sekarang ini. Dia sempurna, dia memiliki segalanya, dia cowok popular disekolahnya, dan bahkan orang tua kami sudah saling mengenal.”
Maafkan aku, Zayn Malik. Ini hanyalah kebohongan belaka untuk mengetes kejujuranmu serta merta keseriusanmu padaku. Seberapa besar nyalimu untuk memiliki aku?
“Apa aku terlihat seperti pembohong kelas kakap dimatamu? Kapan aku bisa mendapatkan kepercayaan darimu, Amira? Aku sangat yakin, sudah lama aku begitu mendambakan dirimu dan menginginkanmu untuk menjadi milikku.”
“Oh, Malik. Itu bualan yang cukup keren. Kau ingin memiliki aku semata-mata karena apa? Tubuhku? Atau apa? Aku bukan games, Malik.”
“Aku ingin memilikimu semata-mata aku mencintaimu dan aku menginginkan dirimu semata-mata karena aku ingin selalu berada disisimu dan menjagamu. Tidak peduli kau sering mencaciku, bahkan itu terdengar seperti nyanyian ditelingaku. Kumohon, percayalah.”
“ I do.”
“Apa?”
“I do love you, Zayn Malik.”
Dia memelukku tiba-tiba, erat. Tanpa kusadari sudut bibirku terangkat menjadi sebuah senyuman tulus dan menyenangkan. Aku merasa lega sekarang, entah mengapa aku terlalu bodoh untuk mengakui bahwa aku juga memiliki perasaan yang sama dengannya tapi, aku terlalu malu untuk mengakuinya. Bukan, bukan karena Zayn Malik cowok yang tidak berada di kalangan cowok popular, namun aku malu untuk menyatakan perasaanku karena selama ini aku sudah terlalu jual mahal bahkan mencaci maki lelaki yang sedang memelukku ini.
“Kau bisa pegang kata-kataku, Amira. Aku senang kau bisa membuka diri untuk lelaki macam diriku. Soal kekasihmu, bagaimana dengan dia? Aku tidak ingin berada ditengah-tengah kalian, aku tidak ingin merusak hubungan kalian.”
Aku tertawa. Aku semakin membenamkan wajahku diantara bahunya dan tubuh kekar milik Zayn. “Tidak, aku tidak punya kekasih. Aku hanya mengetesmu, nerd, dan ya kau berhasil!”
Kudengar, Zayn menghela nafas lega. Akhirnya, kami bisa menyatakan perasaan masing-masing tanpa ada lagi yang terluka karena pengakuan ini. Kami belajar saling mencintai dan dari hari ke hari rasa cinta diantara kami semakin tumbuh. Dan aku senang akan hal itu. Mungkin, pada saat itu kami terlalu muda untuk saling mengakui dan akhirnya, kami malah terjebak di dalam friendzoned.
Dan kalau saja sewaktu itu aku masih bersikap acuh tak acuh padanya, mungkin sekarang ini kami tidak akan bersatu karena aku terlalu malu untuk jujur padanya.
Kabar baiknya adalah kami akan melaksanakan pernikahan secepatnya.
* * * *
WEY HEY AMIRAA. MAAF LAMA BANGET YA., MANA LAGI INI PENDEK BANGET, JELEK, ABSURD, MAAFIN FATMAAA:( JUJUR LAGI BUNTU IDENYA JADI YAUDAH CUMA BISA BIKIN YANG KAYAK GINI:(
MAAF:(
HOPE YOU LIKE IT(:
PLEASE VOMMENT EVERYONE (:
![](https://img.wattpad.com/cover/10921638-288-k918608.jpg)
YOU ARE READING
Daydreamer ⇨ Random One Shot{s}
Fanfic{Request closed for a while. One condition: Follow me:)} ❝Daydreaming is okay, even better if you can make some lasting memory out of it.❞ [©hemmingsstagram]