About Our Thanksgiving's day // Niall Horan

563 26 8
                                    

[a/n] PLEASE VOMMENT YA, ASTAGA HARI INI CUKUP NYESEK KARENA ADA YANG MESSAGE TERUS KATANYA DIA BACA CERITA GUE DAN PAS GUE CHECK DIA GAK NGEVOTE APAPUN! tau kok ini jelek plus abal tapi kalian kan bisa kasih kritik, apa coba gunanya kolom comment atau seenggaknya 'vote' dengan itu gue udah cukup seneng kok karena masih ada yang menghargai karya abal-abalan kayak gini haha

 DAN MUNGKIN SELANJUTNYA AKAN DI PRIVAT YA, IM TOO SICK WITH SILENT READERS. JADI YANG BISA BACA HANYA FOLLOWERS AJA. BAYANGIN AJA VOTESNYA CUMA 13 YANG BACA 60 LOL. BUKAN MAKSUDNYA SOMBONG ATAU GIMANA, CAPEK AJA NULISNYA UDAH GITU ONE SHOT INI KAN CUMAN ABAL-ABALAN HAHA MAKASIH SEBELUMNYA YANG NYEMPETIN WAKTU BUAT BACA ONE SHOT JELEK BEGINI:) 

AND FOR ACTIVE READERS, WHO ALWAYS APPRECIATE ME., ENJOY!

**

Padang rumput. Amerika, 1991

“Beth, sebentar lagi Thanksgiving bukan? Aku yakin kau selalu menyukai Thanksgiving, kalkun besar, banyak makanan, belanja, hari libur. Dan yang lain-lain.” Ujar lelaki disampingnya yang tengah menekuk lutut dan menghadap kedepan.

Annabeth, itulah namanya. Cantik namun, berbanding jauh dengan penampilannya. Mendengar ucapan Niall gadis itu hanya mendengus pelan, tidak, tidak ingin ia berurusan dengan hal yang berhubungan dengan thanksgiving terlebih lagi makanan. “I’m on diet, Horan. Don’t you dare.” Desisnya sebal lalu ia mencoret-coret buku sketsanya lagi dan menggambar asal didalam buku itu,

“Oh Beth, kenapa harus? Aku mencintaimu apa adanya, kau tidak perlu melakukan itu semua. Dengar, disini sudah ada dirimu dan tidak ada yang bisa menggantikan posisimu didalam hidupku, tidak ada. Kau satu-satunya, belajarlah untuk mempercayai dirimu sendiri, Beth.” Ujar Niall seraya menunjuk dadanya berusaha memberikan penekanan pada perkataannya agar gadis yang –hampir—menjadi kekasihnya itu mendengarkan dengan seksama.

Annabeth sendiri tidak tahu ingin menjawab apa, ia terlihat ragu. Ia juga tidak tahu apa jawaban yang tepat untuk Niall. Niall Horan, sahabatnya sekaligus cinta pertamanya. Sudah banyak yang mereka lewati namun, kendati Annabeth yang masih tetap kekeuh dengan dirinya yang tidak ingin memiliki kekasih kalau dirinya masih buruk rupa. Sungguh, aku sendiri tidak tahu bagaimana kata yang tepat untuk mendekripsikan Annabeth, ia sendiri yang memberi julukan itu pada dirinya, setiap malam sebelum tidur ia selalu menangis dan menyebutkan julukan itu pada dirinya sendiri.

Annabeth menggeleng pelan, siang ini ia terlalu banyak berhalusinasi memikirkan dirinya sendiri, “Niall. Apa kau sudah memberi makan biri-birimu itu?” Tanya Annabeth. Kontan Niall menepuk jidatnya lalu segera bangkit berdiri kemudian melangkah menuju kandang biri-biri milik pamannya. Melihat itu, Annabeth terkekeh pelan. Dari kejauhan, Annabeth bisa mendengar Niall terkena marah oleh Paman Dave lalu ia melihat Niall menuntun biri-biri untuk diberi makan. Dengan susah payah ia menaruh buku sketsanya disebelahnya dan ia bangkit dari duduknya lalu menghampiri Niall dan membantu lelaki itu menuntun biri-birinya menuju padang rumput yang tadi ia duduki bersama.

“Paman Dave memang selalu begitu, kau yang sabar ya, penggembala.” Ucap Annabeth tanpa bermaksud mencibir, Niall mengulas sebuah senyum ia senang kalau Annabeth sudah ceria seperti sebelumnya. “Oh, Katie bagaimana kabarmu?” Tanya Annabeth pada salah satu biri-biri yang dinamakan ‘Katie’ ia mengelus perut biri-biri betina tersebut.

“Katie? Mengapa kau tidak memberitahukan aku sebelumnya?” Tanya Niall seraya mengikuti apa yang dilakukan oleh Annabeth. Gadis itu hanya tersenyum lalu mencium kepala Katie dengan sayang, “Kau keberatan hm?”

“Tidak, sama sekali tidak keberatan. Tapi, kita kan bisa memberinya nama sama-sama. Seperti Biall misalnya?”

Annabeth terkekeh, “Biall? Apa itu Biall? Kedengaran bodoh, sekalian saja kau memberi nama Katie dengan bra. Katie sudah bagus kok.”

Daydreamer ⇨ Random One Shot{s}Where stories live. Discover now