The Story of My Affair // Harry Styles

340 25 4
                                    

“Oh, Shit! PR PR PR terus!” Gumamku seraya membanting pensil ke sembarang tempat, “Liburan sih liburan, tapi apa namanya masih liburan kalau PR numpuk begini ?!” Tambahku lagi, mengingat-ingat bagaimana guruku di sekolah memberikan PR segudang yang membuatku hampir jantungan. Oke, mungkin itu berlebihan.

Memikirkan segala tumpukan buku diatas meja belajar membuatku merasa ingin muntah. Jadi, mungkin pub adalah tempat dimana aku bisa merelaksasi otakku sebentar mana lagi sudah Dua bulan terakhir ini aku tidak mengunjungi pub lagi. Aku mencondongkan badan ke depan kemudian mengambil ponselku yang ada di meja belajar, menaikkan dua kakiku dan melipatnya. Segera aku menghubungi kekasihku dan mengajaknya ke pub juga.

“Halo darling?”

Ara? Bagaimana tugas-tugasmu? Sudah selesai? Aku tidak ingin kau di hukum oleh Mr. Ken saat masuk sekolah nanti!

Oh, dia memang kekasih yang tidak bisa diajak bersenang-senang. Mungkin, aku akan berbohong kepadanya untuk kali ini saja. Jujur saja, berpacaran dengan seorang kutu buku memang sangat membosankan. Tapi, kalau kami saling jatuh cinta tidak ada masalah kan?

“Ya, ya, ya Louis. aku hanya ingin menanyakan kabarmu.”

Kabarku baik. Jadi, selesaikan tugasmu dan baca lah beberapa lembar buku.

Klik, ia mematikan sambungan teleponnya. Aku mendengus, ini kebiasaan yang selalu dilakukan Louis setiap kali aku ingin mengajaknya melakukan sesuatu sebagai pasangan kekasih. Hanya sehari dalam seminggu kami meluangkan waktu, itu juga hanya makan di sebuah kafe dan lain-lainnya berpacaran di perpustakaan. Tapi sayangnya, Louis lebih mencintai buku-bukunya.

“Kapan aku bisa mempunyai kekasih yang normal?” Gumamku, aku tau aku banyak mengeluh tapi siapa yang ingin mempunyai hubungan seperti ini? Tidak pernah melakukan hal romantis yang dilakukan bersama para pasangan. Ya tuhan, aku benar-benar menginginkan kekasih yang penuh perhatian tapi tidak seperti Louis.

Aku memutuskan untuk mematikan ponselku. Aku ingin bebas malam ini, tidak ada aturan dari Louis, melupakan tugas sejenak, dan bersenang-senang di pub bersama para pria asing yang mungkin akan mengajakku untuk berdansa malam ini.

Setelah selesai berpakaian dengan dress pendek setinggi lutut, akupun mengendarai mobilku menuju pub yang pernah aku datangi sebelumnya. Musik keras, lampu-lampu bergemelapan, serta orang-orang berdansa tanpa memperdulikan jarak menjadi pemandangan yang biasa untukku namun aku merasa aku harus bersenang-senang untuk malam ini saja!

Aku tidak langsung berdansa melainkan aku ingin mencicipi segelas atau mungkin dua gelas bir sampai aku ketagihan dan mabuk, biarkan saja, toh ini kan hidupku. “Whiskey, please…” Pintaku pada bartender yang sedang sibuk meladeni pria disampingku. Pria disampingku ini begitu menarik perhatianku entah kenapa aku terus memperhatikannya.

Mungkin, jika dibandingkan dengan Louis—kekasihku—Lelaki ini masih lebih baik darinya, dia lelaki yang suka dunia malam. Aku bisa menebak dia tidak tertarik pada buku, ya, tidak seperti Louis yang selalu menghabiskan seharian penuh dengan buku-buku tebal diatas meja. Justru aku mencari lelaki yang seperti dia. Bebas, dan cukup menarik perhatianku. Tubuhnya juga atletis ditambah rambut keriting yang menghiasi kepalanya.

“Hey, gadis kutu buku sepertimu mengapa ada di pub malam-malam begini?”

Aku tersentak mendengar pertanyaan yang keluar dari mulutnya. Oh, aku akan menilai lelaki ini dengan angka di bawah rata-rata karena dia men-capku sebagai kutu buku. “Ada yang salah jika kutu buku datang kesini? Ini bukan tempatmu, maksudku kau bukan pemilik tempat ini ya kan?”

Daydreamer ⇨ Random One Shot{s}Where stories live. Discover now