Mantan

10.7K 1.1K 34
                                    

[Note]
Direkomendasikan mendengarkan lagu Monsta x ft Whee In - Ex-Girl

Happy Reading ^^

Malam yang indah. Banyak bintang bertaburan di langit dengan satu bulan yang senan tiasa memamerkan sinarnya yang gemilang. Pemuda manis akrab dipanggil Jungkook atau Kookie, memandang langit malam dengan kedua bola matanya yang sejernih intan.

Bibir tipisnya terkatup sejak dua puluh menit yang lalu. Sebuah kebiasaan yang sering ia lakukan hampir satu tahun lamanya. Menatap langit yang sedang dalam kondisi cerah.

Aku suka melihat bintang dan bulan di malam hari. Mereka seperti wallpaper yang memang hidup.

Itulah alasan dan jawaban mengapa Jungkook sangat suka menatap langit malam yang cerah. Di kamarnya, tepat di balkon kamarnya yang kecil nan nyaman.

Ponselnya berdering yang tengah berada di kantung baju piyamanya. Jungkook sontak mengambil ponsel canggihnya.

Sebuah pesan.

Taetae Hyung
Apa kabar Kookie?
Lusa nanti bisakah kita bertemu di taman seperti biasa?

Mulut kecil Jungkook terbuka, jantungnya berdebar tak karuan, kedua matanya membulat lucu membaca nyaris empat kali isi pesan itu apalagi nama kontak pengirimnya. Jungkook yakin itu tidak salah lagi.

Taehyung, pria dewasa yang sudah pastinya mapan sekarang. Dulu hanyalah siswa nakal dan petalikan yang berhasil mendapatkan hatinya.

Dulu, sebelum tepat satu tahun ke belakang mereka menyelesaikannya.

Tepatnya Taehyung mantan kekasihnya, pria itu yang berhasil membuatnya merasa kelabu dan hampir depresi setelah ditinggalkan. Sudah setahun lamanya mereka tidak bertemu dan berkomunikasi, kini barulah Taehyung mengiriminya pesan.

Me
Kabarku baik.
Baiklah hyung, jam berapa?

Tak lama ada sebuah balasan.

Taetae Hyung
Jam 4 sore.

Lalu setelah itu Jungkook memilih tidak membalasnya.

Takut rasa itu kembali hadir membawa harapan yang tak pernah sebenarnya Taehyung berikan lagi—mungkin.

Patah hati untuk yang kedua kalinya, Jungkook menolak mentah-mentah soal itu.

Sebenarnya ia sudah hampir melupakan Taehyung dengan segala kenangan mereka yang sudah terjalin lima tahun lamanya. Dan kini, bentengnya mulai retak hanya karena sebuah pesan yang seolah membawa penuh harapan padanya.

***

Esoknya Jungkook mencoba menceritakan kejadian semalam pada sahabatnya. Sahabat sekaligus kakak sepupunya. Semuanya ia ceritakan dari mulai hatinya yang bimbang hingga komentarnya mengenai dirinya sendiri.

"Aku tahu aku sungguh konyol hyung, hanya karena dia mengirimiku pesan dan mengajak bertemu. Aku merasa kalau kami masih ada hubungan, konyol bukan?" Terang Jungkook sambil tertawa meremehkan dirinya.

Seokjin —kakak sepupunya— tersenyum mendengar ocehan Jungkook. Sejujurnya ia juga merasa demikian, wajar karena sifat kekanakan Jungkook memang belum sepenuhnya hilang meski umurnya sudah 20 tahun. Dan dia juga pasti merasa begitu jika berada di posisi Jungkook.

Siapa yang tidak baper setelah setahun lamanya tidak berkomunikasi lagi dengan mantan kekasih. Entah ada apa tiba-tiba mendapat pesan dan diajak bertemu?

"Ikuti kata hatimu saja. Mengulang cerita yang sama pasti akhirnya bakal sama, tapi kita sebagai penikmat bisa membuat akhir cerita kita sendiri bukan? Temui saja dia, dan jangan terlalu banyak berharap. Ekspetasi tidak selalu sama dengan realita." Seokjin tersenyum lembut dan kembali meminum kopinya.

Jungkook mengangguk paham, ya benar. Jangan terlalu berharap, ia juga sebenarnya korban dari segala harapan palsu yang pernah didapatnya.

***

Seburuk atau sebaik apapun sebuah kenangan jika memang itu berharga maka otak dan memori kita akan menyimpannya. Namun terkadang kita tidak dapat memilih mana yang bisa kita kenang dan kita buang begitu saja.

Contohnya Taehyung, sekeras apapun pria mapan itu mencoba tetap saja lagi-lagi kenangan itu hadir di saat yang tidak terduga. Terkadang pas dengan situasinya ataupun tidak.

Karena pada dasarnya, hatinya masih menaruh rasa yang terpendam pada pemuda manis yang setahun belakangan ini berusaha ia lupakan.

Taehyung sibuk, sangat, bahkan sibuk sudah menjadi nama tengahnya. Tapi sesibuk apapun dia, ada saja ingatan kecil nan singkat kenangannya dengan mantan kekasihnya. Satu-satunya.

"Hubungi saja, ajak bertemu. Kalau menolak ya sudah kau tidak ada harapan lagi." Sahabat setianya menasehati Taehyung yang tengah bersandar pada kursi malas.

Harapan? Tentu, Taehyung masih berharap. Meski kecil tapi ia percaya ada kesempatan untuk kembali pada mantan kekasihnya. Toh setahunya Jungkook —mantan kekasihnya— masih sendiri seperti dirinya.

"Baiklah, biar aku coba."

Jangan tanyakan alasan mereka berpisah. Sederhana, bosan dan jenuh. Dua kata memiliki makna yang serupa menjadi alasan terkuat namun sementara yang mengakhiri hubungan mereka.

Baik Taehyung maupun Jungkook mengakui itu, tepatnya dulu setahun yang lalu.

Dan kini mereka sama-sama menyesal.

***

Taman di sore hari sungguh indah. Matahari bersinar tidak terlalu cerah dan hangat, Jungkook duduk di salah satu bangku bercat coklat tua di sana. Memperhatikan sekitarnya.

Ada sekumpulan anak-anak yang bermain, pasangan baik muda maupun tua, seseorang yang tengah sendiri entah untuk apa. Dan terakhir—

Seorang pria mapan dan tampan, berjalan dengan begitu kharismanya. Lurus tepat memandang dirinya yang tengah duduk. Jungkook tidak bisa menahan senyumnya, tidak tahu kenapa.

Hingga pria itu tiba di sampingnya, mendudukan bokongnya di atas kursi itu.

"Jungkook / Tae Hyung."

Mereka memanggil nama masing-masing secara bersamaan. Saling menatap dengan lekat. Cukup lama hening di antara mereka, hingga keduanya berucap.

"Ayo kita balikan."

























END

kth ♡ jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang