Cantik

2.7K 312 30
                                    

can.tik

(a) indah dalam bentuk

Hari ini mungkin bukan hari yang begitu baik. Pemuda bernama lengkap Jeon Jungkook itu berjalan keluar gedung dengan perasaan benar-benar kacau. Lelah mengerubunginya diiringi penyesalan yang pada akhirnya tidak akan mengubah apapun. Sesekali menghela napas bersama langkahnya yang saat ini terasa lebih berat dari biasanya.

"Jangan sedih begitu, dong, Cantik. Nanti cantiknya luntur gimana? Ini ada cokelat, biar enggak sedih lagi, Cantik."

Seperti hujan yang datang tanpa peringatan terlebih dahulu. Jungkook nyaris mau menendang orang yang tiba-tiba berada di depannya dan menyodorkan sebuah cokelat ke arahnya. Untung saja matanya masih fokus, jika tidak sepertinya tanpa memandang orang itu senior atau bukan sudah Jungkook tendang.

"Apa, sih, berisik!" Balas Jungkook dengan galak, tapi cokelat yang disodorkan pun tetap dia ambil.

Bukannya munafik. Tapi Jungkook selalu menerima pemberian orang—apalagi kalau itu adalah makanan kesukaannya. Menaruh cokelat batangan itu ke dalam tote bag berwarna navy-nya. Kemudian berjalan kembali dengan orang tadi yang kini berjalan di sampingnya.

"Kakak ngapain ikutin aku?" Tanya Jungkook dengan nada dingin.

Tapi meski begitu, jika didengar pun tidak dingin. Yang ada malah menggemaskan terutama di kedua telinga pemuda ini—Kim Taehyung mungkin bisa dikatakan bucin dari Jeon Jungkook stadium akhir.

"Ya enggak apa-apa, dong. Emang enggak boleh?"

"Enggak boleh."

"Kenapa?"

"Aku enggak mau."

"Tapi kakak mau!"

Memutar matanya malas, Jungkook tetap berjalan dengan si pemuda tampan itu yang setia di sebelahnya. Sebenarnya Jungkook risih karena banyak pandangan yang tertuju pada mereka. Jungkook benci menjadi pusat perhatian seperti sekarang ini. Meski sejatinya dia adalah seorang selebgram.

"Jungkookie! Ayo pulang bareng. Loh, sama Taehyung kamu?" ucap seorang pemuda tinggi yang sedang bersama temannya.

Itu Seokjin yang notabenenya adalah kakak tiri dari Jungkook. Adiknya tampak bahagia melihat keberadaannya, berlari kecil menghampiri.

"Aku sendiri kok, Kak!"

"Terus kakak apa dong, Cantik?"

"Setan!"

"Pinter kamu, Jeon," ujar teman Seokjin—Min Yoongi yang tertawa puas mendengarnya.

Raut wajah Taehyung seketika terlihat sedikit murung. Namun hal itu tidak diacuhkan oleh Jungkook. Tapi sedetik kemudian raut wajah itu kembali bersinar.

"Ya udah, kamu udah sama kakak kamu. Kakak duluan, ya. Kak Jin sama Kak Yoongi duluan! Oh, ya Kak Yoongi dicariin Jimtet!"

"Bodo. Pergi sana yang jauh!" Teriak Yoongi begitu melihat Taehyung berlari menjauhi mereka. Antisipasti akan dilempari sesuatu sebenarnya.

"Kamu mau sampai kapan, sih, Dek gitu ke Taehyung? Kasihan tau," tanya seokjin yang kini berjalan bersama keduanya.

Jungkook yang ditanya hanya mengangkat bahu tidak acuh. Sebenarnya dia malas dengan panggilan yang Taehyung berikan. Tak pernah sekali pun Taehyung memanggil namanya. Serius. Bahkan sejak pertama kali berkenalan pun pemuda itu selalu memanggilnya cantik. Bahkan sampai pernah Jungkook dorong ke arah kolam pun memanggilnya tetap sama.

"Kamu masih enggak suka dia panggil cantik? Bagus tahu, dia mengakui kamu cantik."

"Ya aku enggak suka," balas Jungkook cuek.

kth ♡ jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang