Unpredictable (GS)

6.2K 790 76
                                    

Suara langkah kaki itu terdengar semakin cepat, kepalanya sedikit tertunduk membuat untain rambut hitamnya menutupi sebagian wajah manisnya.

Koridor dalam keadaan cukup lengang, dan sejujurnya ia—Jungkook merasa sedikit takut karena sekarang seorang seniornya sedari tadi mengikutinya dari belakang.

Hingga yang sedari tadi tidak ia harapkan terjadi, nyatanya terjadi. Sebuah tangan menahan pundaknya, dan seolah berjalan dengan sangat cepat. Sebuah jaket berwarna hitam terikat di pinggang rampingnya, menutupi bagian belakang rok pendek sebatas lutut berwarna merah mudanya.

"Ikut aku." Suara itu terdengar sungguh berat, seksi, membuat debaran jantung siapa saja menjadi berdetak tidak karuan karena suara khas itu.

Jungkook—gadis itu hanya pasrah saat senior yang masuk ke dalam jajaran senior terkenal dan juga tampan kini tengah menarik sebelah tangannya. Berjalan menyisir koridor lalu berbelok ke sebelah kanan.

Tepatnya ke depan toilet khusus wanita.

"Masuklah," titah suara itu dengan tegas tapi tidak mengitimidasi.

Jungkook memasang raut wajah heran, kedua alisnya seolah bertaut manakala seniornya itu malah membalik tubuhnya lalu mendorong tubuhnya ke dalam toilet.

"Cek rokmu, kalau tidak salah tadi basah."

Mendengar penuturan seperti itu dengan segera Jungkook menyibakkan jaket di pinggangnya, melihat area belakang roknya dengan sedikit susah payah dan ternyata terlihat basah dengan warna khas.

Aku bocor hweeee, batinnya ingin menangis.

Terlebih ditambah malu karena diketahui oleh senior yang sudah berbaik hati padanya meminjamkan jaket hitam itu.

"Kau tidak masuk?" tanya seniornya lagi yang dibalas gelengan kecil dari Jungkook.

Kedua matanya sudah memerah, ia ingin menangis dan ini adalah pengalaman pertamanya mengalami hal ini.

"A-aku ingin pulang, a-aku tidak bawa gan—"

"Kuantar," potong suara berat itu cepat.

Lagi, tanpa aba-aba maupun jeda. Tangan besar itu kembali menarik tangan mungil Jungkook, dan sejujurnya genggaman tangan besar itu terasa hangat dan nyaman.

Mereka tiba di parkiran, berjalan mendekati motor berwarna merah menyala.

"Sunbae tapi nanti—"

"Naik."

Seolah tidak perlu diperintah dua kali, Jungkook menuruti apa kata seniornya. Menaiki motor sport itu yang sedikit tinggi di bagian belakang, duduknya terasa kurang nyaman apalagi ia terpaksa harus memeluk—memegang pinggang seniornya—agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Perjalanan terjadi secara singkat, Jungkook tidak menduga kalau seniornya itu bisa tahu kediamannya.

"Terima kasih sunbae, jaketmu akan kucuci."

"Kau memang harus mencucinya," balas suara itu dengan dingin dan datar.

Jungkook mengerjabkan kedua mata bulatnya beberapa kali usai mendengar balasan seniornya. Suasana canggung baru saja hendak menghampiri mereka, sebelum Jungkook kembali bersuara.

"Umm ... siapa namamu sunbae?" tanyanya yang merasa penasaran atas nama senior di hadapannya.

Jungkook hanya tahu kalau seniornya itu terkenal tapi ia tidak tahu siapa namanya. Salahkan ia sendiri yang memang kurang update.

"Kembalikan jaketku dulu, baru akan kuberi tahu namaku."

Setelahnya motor itu pergi meninggalkan Jungkook yang terdiam. Otaknya belum mencerna kejadian yang terjadi secara cepat itu.

kth ♡ jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang