Goodbye

3.7K 490 63
                                    

Sesuatu menguak perih manakala kedua netranya mendapati sosok tak asing di depannya. Tapi, senyumnya malahan tertarik, ada binar di kedua bola matanya sekalipun perasaan berdecit perih tak kasat mata.

Jeon Jungkook selalu suka memperhatikan orang itu. Yang bahkan, tak pernah lepas dari pikiran maupun terlinganya, orang itu seperti selalu ada di manapun. Selalu menghinggapinya, selalu memberinya momen yang terkadang berharga atau sekadar lewat saja.

Kenyataan, bahwa Jungkook telah sadar. Begitupun orang itu. Mereka sadar bahwa hati sudah jatuh, perasaan cinta tumbuh dan menuntun mereka.

Hingga, kenyataan pahit menyentak mereka. Membenturkan pasokan cinta yang hendak menyebar.

Air mata itu keluar, menderu pelan seolah ia tengah bersiap-siap, menggenang di pelupuk, membuat pandangam buram sementara bibir bergetar menahan akibat dari tumpahan air mata.

Beginilah Jungkook, jika ia sedang sendiri. Diam di dalam kamarnya yang dalam keadaan gelap, duduk di atas ranjangnya. Memeluk kedua lutut kemudian menangis dalam keheningan yang melangsa.

'Aku harus kumpul klub hari ini. Maafkan aku, sayang.'

Jungkook tidak marah padanya, karena sudah membatalkan acara kencan mereka secara mendadak. Adanya, Jungkook tak pernah marah padanya.

Tapi tiap kali menerima kenyataan, hatinya selalu mencelos sakit. Ia sadar bahwa hubungan mereka apa adanya, begini adanya, dan tak ada yang tahu.

Namun, Jungkook selalu mendapat kepercayaan darinya. Yang berani menggenggam tangannya, memeluk dan merengkuh dirinya walau selanjutnya Jungkook akan ditinggalkan sendirian. Runtuh di atas tanah seolah sayapnya sudah hilang, cahayanya lenyap.

Maka, sejak saat itu. Di mana ia menyadari semuanya, ia tahu semuanya. Secara perlahan, ia mencoba menutup hatinya.

***

"Hei, apa yang terjadi sayang?"

Kim Taehyung adalah definisi sempurna dari banyak hal. Pacar, teman, sahabat, kakak, adik, dan segalanya.

Dan Jeon Jungkook, seharusnya bersyukur. Kalau perlu, bersikap pongah, bahwa ialah pemilik hati pemuda di depannya saat ini.

Di belakang gedung olahraga mereka bertemu, lagi. Berdiri berhadapan dengan perbedaan tinggi yang cukup terlihat kontras. Jungkook menunduk, tidak berani menatap wajah kesukaannya setiap hari. Hatinya menderu sakit, ia ingin menangis namun air mata tak dapat keluar di situasi seperti ini.

Ia benci menangis di depan orang. Sekalipun orang yang menyayanginya, ia benci dirinya sendiri yang terlalu lemah.

"Hyung, kita akhiri semua ini saja bagaimana?"

Jungkook kali ini memberanikan diri, mengadahkan wajahnya. Namun, ia langsung menemukan ekspresi kelam dari pemuda di hadapannya.

Jantungnya memompa dahsyat, saat tengkuknya dicengkeram lalu ditarik dengan kasar. Taehyung tepat mencium bibirnya, kasar, dan tersulut emosi yang membuat hatinya menjadi sakit.

Bukan ini yang ia mau. Mereka memang sudah pernah berciuman, namun Jungkook tak bisa menerima ciuman seperti ini. Terlalu sakit dan sesak.

"Jangan pernah berkata seperti itu lagi."

***

Jungkook pikir, Taehyung bisa memberinya harapan. Ia pikir, Taehyung mau berjuang sama sepertinya. Ia pikir, Taehyung masih ingin mempertahankan hubungan ini.

Namun, apa buktinya?

Selepas kejadian di belakang gudang. Taehyung benar-benar tidak melihatnya, bahkan saat mereka hanya ada berdua. Tak ada senyum ramah, tak ada sapaan ramah padanya, semuanya seolah sirna. Taehyung yang ia kenal seperti hilang, bersamaan dengan kejadian kala itu.

Ini yang Jungkook takutkan, di saat ia sudah jatuh semakin dalam. Taehyung tidak siap menerimanya, pemuda itu masih ragu dan belum ingin. Maka dari itu, Jungkook mencoba menguatkan hatinya.

Hari terus berlajut, sekalipun kita menolak tapi waktu tetaplah berlalu. Jungkook menjalani hidupnya seperti sedia kala, seperti saat di mana Kim Taehyung tidak ada di hidupnya.

Semakin hari, pemuda itu tampak dekat dengan seorang gadis. Tentu Jungkook sadar akan hal itu.

Lingkungan mereka, apa ada yang menerima hubungan sesama jenis?

Tidak. Bahkan kedua orangtuanya menentang keras. Jungkook acap kali menangis sendirian, membiarkan fakta itu mendepaknya kuat-kuat.

Itulah sebabnya, mereka begini. Hubungan yang transparan, tak ada yang tahu kecuali diri mereka sendiri. Dan, tidak ada yang perlu disalahlan saat orang lain masuk. Masuk tanpa mengetahui hubungan kasat mata di antara mereka.

Jungkook saat itu hanya dapat tersenyum, kendati jantungnya berdenyut nyeri. Menyaksikan, kekasihnya berciuman dengan gadis lain.

Jungkook sudah mempersiapkan dirinya jauh hari, menguatkan hati untuk menerima kenyataan pahit yang ada.

Dan, biarkanlah. Biarkan Jungkook menjaga hubungan ini, hubungan tak kasat mata walau kendati pihak satu lagi sudah tak mengingatnya.




FIN

Akibat kegalauan aku yang nggak bisa ngelanjutin semua ff aku :') feel nulis aku hilang gais :') ngerasa beda ga sih sama gaya tulisan aku sekarang?
Huhu maaf kalau bikin kecewa :')

Cerita ini terinspirasi dari lagu Sam Smith - Too Good At Goodbyes

Suer itu nyesek banget lagunya :')) tapi lebih nyesek remedial sih hehehe.

kth ♡ jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang