[lowercase!]
toko itu ramai, iya, karena sedang ada promo cokelat lezat yang katanya diimpor langsung dari negeri asal penghasil cokelat terlezat di dunia. jungkook juga tidak mau kalah, dia rela mengantre atau berdesak-desakan untuk mencicipi cokelat yang digadang enaknya melebihi yang terenak.
walau harganya sedikit mahal, tapi dia sudah puasa beberapa hari demi bisa membeli cokelat itu. dan hari ini jungkook sudah memantapkan hati untuk membelinya. tak peduli harus berdesakan atau berebut, yang jelas dia harus mendapatkannya!
namun apa? toko yang dia datangi sepi. hanya ada beberapa pengunjung. rupanya cokelat yang sedang dia incar sudah habis, tersisa satu dan itu hendak diambil oleh seorang pemuda.
"aku mau itu!"
sekejap orang itu terhenti bergerak. menoleh pada jungkook yang sudah memasang ekspresi—jangan-ambil-cokelat-ku-tapi itu tidak berpengaruh pada pemuda itu yang tetap mengambilnya dan hendak menuju kasir.
tubuhnya ditahan, tepatnya sebelah tangannya. dan saat dia menoleh, langsung disuguhkan dengan wajah memelas jungkook yang sudah seperti akan menangis.
ugh! mana tahan, kalian pasti tidak tega melihatnya.
"aku duluan yang ambil."
"tapi aku mau juga!"
salah satu karyawan yang melihatnya awalnya hendak melerai tapi dia sendiri tidak punya persediaan lagi. cokelat itu benar-benar edisi terbatas.
"beli yang lain saja sana."
"tidak mau. bagi dua bagaimana?"
orang di hadapannya menatap jungkook terheran-heran, hingga akhirnya setuju. benar saja, mereka membayar dengan setengah-setengah. dan dengan girang jungkook keluar toko dengan cokelat di genggamannya.
"jangan dibawa kabur!"
"tidak! enak saja!" cibir jungkook tidak terima dikatai secara tidak langsung sebagai pencuri.
bangku di taman dekat sini sebagai destinasi mereka. cokelat itu terdiri dari 30 kotak kecil dan mereka bisa membagi sebanyak 15 masing-masing. cuaca hari ini cukup dingin sehingga tak perlu takut cokelat mereka akan segera mencair malahan sedikit beku sekarang.
"terima kasih!" ucap jungkook dengan penuh semangat.
orang di sebelahnya hanya mengangguk, kemudian mereka sibuk menyatap cokelat masing-masing. Sampai angin tiba-tiba berhembus kencang, membuat tubuh jungkook mendadak oleng ke arah pemuda di sebelahnya.
"eh maaf!"
"kalau mau modus, bilang saja."
lantas jungkook mendelik tajam, tidak terima dengan perkataan orang itu. ditambah eksrpesi orang itu yang benar-benar mengajaknya untuk ribut.
"tidak, terima kasih."
"namamu siapa?"
"jeon jungkook. kau?"
"kim taehyung. salam kenal."
"ne."
"jungkook-ah kau tinggal di mana?"
"apartement z nomor tiga."
"benarkah? aku nomor empat. kau tetanggaku!"
keduanya saling menatap dengan tatapan terkejut. lalu berikutnya obrolan kembali terbuka di antara mereka. singkatnya hubungan mereka semakin akrab satu sama lain apalagi setelah tahu bahwa mereka bertetangga selama ini hanya saja tak pernah bertemu karena urusan pribadi yang sibuk masing-masing.
[***]
"jungkookie selama hari anniversary yang kedua!"
tidak ada wajah senang atau terharu begitu sebuah bucket bunga mawar terlihat di hadapannya. hal itu sontak membuat pemuda dua puluh tiga tahun itu mengernyit heran.
"kenapa sa—"
"aku mau cokelat waktu itu!"
kim taehyung menelan ludahnya gugup. tak tahu harus bagaimana, karena cokelat yang dulu membuat mereka saling kenal sudah tidak ada di korea lagi.
"cokelat lain saja bagaimana?"
"kau mau anak kita ileran nanti?!"
inilah yang membuatnya gugup, sang istri yang sedang hamil membuatnya tak mampu mengelak. segala perminataan sang istri harus segera dipenuhi.
"tapi ...."
"ugh! kau menyebalkan!"
dengan kesal Jungkook melempar bunga mawar tak bersalah itu. lalu berjalan dengan langkah dihentak-hentak menuju kamar mereka. tentu tanpa perlu dititah maka sang suami sudah setia mengekorinya sekalipun dia minta jangan.
"maafkan aku sayang. kita bisa beli cokelat lain oke? cokelat apa saja deh." Taehyung rupanya masih berusaha membujuk istrinya.
lagian, cokelat impor itu mahal! belum lagi proses sampainya lama. buang-buang uang plus waktu.
"huh ya sudah. sini," pinta jungkook agar suaminya mendekatinya yang berada di atas kasur.
dengan sigap dirinya memeluk tubuh kurus suaminya. tak peduli kalau suaminya bisa sesak nanti.
"aku mau makan kue beras nanti malam!"
taehyung tersenyum mendengarnya. hal itu tidak masalah baginya.
"tapi kau yang bikin!"
dan barulah ini masalah baginya.
end.
KAMU SEDANG MEMBACA
kth ♡ jjk
Fanfictioncerita vkook atau taekook ya pokoknya tentang mereka. [37/100] ©leenamarui