Tired

3.6K 522 17
                                    

Suara gesekan pintu dengan kemarik membelah keheningan di dalam ruangan bernuansa putih dan krem itu. Lalu berikutnya terdengar langkah kaki yang berjalan menuju sofa yang sedang diduduki oleh seseorang yang sedang asyik tenggelam dalam balutan kalimat-kalimat.

Ia tampak lelah, dengan lesu serta kantung mata yang cekung dan menghitam. Pakaiannya masih cukup rapi sementara rambut abunya sedikit berantakan.

Begitu tiba di dekat sofa, ia segera duduk--menjatuhkan tubuhnya tepat ke atas orang yang semula duduk di sana. Membuat orang itu terkejut dengan pekikan pelan dan selanjutnya orang itu sudah berbaring di atas sofa dengan si surai abu yang menindihnya.

"Hyung, kau sudah pulang?"

Pertanyaan retorik. Namun tetap dijawab walau hanya dengan anggukan pelan. Surai abu itu tepat berada di atas dadanya yang berbalut kemeja tipis yang membuat dingin. Ada rasa geli merambat saat surai itu bergerak-gerak di atas dadanya. Sementara sepasang lengan kokoh sudah memeluk pinggang rampingnya dengan erat.

"Aku lelah. Aku ingin semua ini usai."

Pemuda manis itu--Jeon Jungkook. Hanya tersenyum manis, sebelah tangannya terulur mengusap surai keabuan kekasihnya, Kim Taehyung.

Memberikan impuls yang nyaman sebagaimana usapan lembut seorang ibu. Posisi mereka sedikit berubah, guna mencari kenyamanan di atas sofa sempit nan hangat.

"Semangat hyung. Bertahanlah, kau pasti bisa."

Jungkook tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Jadi, biarkan ia menjadi seseorang yang semestinya. Menjadi penyemangat dan tempat beristirahat untuk kekasihnya ini. Ia tahu dengan jelas bagaimana jalan hidup kekasihnya itu tapi ia tak dapat berbuat banyak. Hanya bisa memberi semangat serta dukungan agar kekasihnya tetap kuat menjalani hidupnya sendiri.

Sepasang mata mereka bertemu secara tidak sengaja. Debaran halus selalu terasa tiap momen ini terjadi. Perlahan wajah mereka bergerak, kedua mata mereka menutup dengan pelan, sampai, sebuah pagutan lembut terjalin dengan sendirinya.

Pagutan lembut yang memberikan rangsangan tersendiri bagi keduanya. Kemudian merambat, naik menjadi sebuah pagutan yang lebih tinggi. Desiran halus sarat nafsu mulai menjalar di tubuh mereka.

Posisi keduanya pun kini berubah. Duduk memangku dengan pagutan mereka yang masih tertaut. Jungkook melenguh, sementara Taehyung terus memberikan stimulus yang memabukkan pada kekasih manisnya yang hanya mengenakan kemeja tipis dan celana dalam.

Untaian saliva terputus seiring dengan jarak di antara mereka yang terus bertambah. Napas mereka bertaut, dan keduanya tak bisa mengelak jatuh pada pesona masing-masing.

"Aku merindukanmu."

Sebuah pelukan hangat, erat, namun romantis yang Jungkook terima. Ditambah bisikan rendah tepat pada telinga kanannya. Benar-benar, Kim Taehyung selalu bisa menarik gairah siapa saja sekalipun suasana dapat berubah dengan sekejap.

"Hyung, kau meminta itu?"

Pelukan itu melonggar. Wajah mereka kembali berhadapan, Taehyung memberikan tatapan heran dan selanjutnya ia paham maksud kekasihnya itu.

"Aku tidak ....," ucapnya menggantung sebentar, lalu ditatapnya secara keseluruhan tubuh kekasihnya yang berada di atas pangkuannya, "tapi kalau kau mau kita--"

"Uuh, kupikir kau datang karena mau itu."

Taehyung tersenyum, berikutnya terkekeh dengan pelan. Sebelah tangannya mengusak lembut surai kemerahan kekasihnya yang terlalu lembut. Kemudian memeluk tubuh berisi itu dengan erat, menyalurkan kehangatan yang berlebih.

"Kau kekasihku, asal kau tahu. Bukan budak seksku ataupun pemuas nafsuku. Aku merindukanmu dalam definisi sebenarnya. Karena kita sudah seminggu ini tidak bertemu secara langsung."

Jungkook merona, jantungnya berdebar dengan menyenangkan. Ia selalu suka bagaimana sikap Taehyung yang benar-benar seorang gentleman. Lagian, mereka sudah lama berpacaran. Dan sudah jelas bagaimana perasaan mereka masing-masing. Nafsu? Itu hanyalah sifat manusiawi yang tak jarang sering dikaitkan dengan cinta.

Padahal, cinta sendiri itu suci. Tak ada cinta tulus yang berdasarkan nafsu. Tapi nafsu yang didasarkan cinta jauh lebih indah dari biasanya.

"Hyung."

"Hm?"

"Kapan kau libur?"

"Lusa. Mengapa?"

Jungkook berpikir. Kemudian berkata, "mau berkencan?"

Taehyung kembali melepas pelukannya. Kali ini menatap kekasihnya dengan senyum simpel nan mematikan serta sorot mata yang berbinar.

"Tentu. Mau ke mana?"

"Taman wahana? Aku ingin sesuatu yang memacu adrenalin!"

Taehyung mengangguk, membiarkan kekasihnya memekik senang lalu memeluk lehernya dan mencium bibirnya singkat.

"Nah, sekarang, ayo kita tidur~"

Begitulah. Pada hakikatnya manusia akan selalu datang pada manusia lain. Entah itu sahabat, kekasih, maupun sanak keluarga, atau bahkan orang yang tak dikenal sekalipun.












END

Ini pendek ya aku tahu. Kesekian kalinya cerita ini curahan dari pikiran aku juga :')

Dan maaf (aku tahu kalian pasti bosen bacanya) aku belum bisa up semua ff :') banyak kendalanya. Sekali lagi maaf ya~

kth ♡ jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang