Regret

4.6K 605 31
                                    

Langit tampak kelabu seolang tengah berkabung entah pada hal apa. Sedari pagi tampak tak bersemengat meski tidak kunjung menurunkan rintik-rintik hujannya yang mampu mengobati kepedihan.

Kamar berukuran 5x5 m ini tampak gelap, hanya ada segelintir cahaya yang menyusup dari celah gorden di jendala. Hendak mengintip apa yang sebenarnya ada di dalam.

Buku-buku berserakan, tumpukan kertas yang tak bebentuk, kursi yang terbalik dan yang paling mencolok adalah keadaan kasur yang berantakan. Sementara itu ... di sudut kamar tepat dekat dengan jendela nampak seorang pemuda yang terduduk. Kedua lututnya ia tekuk, menyembunyikan wajahnya di dalam lipatan tangannya yang sudah terasa basah.

Ia menangis, namun tanpa bersuara, tak ingin dunia mengetahuinya. Tak ingin dunia mengejeknya lemah dan terlalu melanklonis.

Orang-orang memandangnya sebagai sosok yang kuat, pemberani dan mungkin agar berandal. Seluruh warga kampus menyanjungnya, tak segan mengaguminya atau memujinya. Tapi, siapa yang tahu bahwa orang yang orang lain pikir sempurna itu bisa menjadi sosok yang lemah bak pengecut hanya karena satu nama yang terlalu konyol untuk didengar.

Cinta.

Hanya karena itu. Kim Taehyung namanya, ini sudah tiga hari lamanya ia berdiam diri di kamar. Membiakan kamar dalam keadaan gelap dan berantakan, tak peduli jika ada debu, hewan, maupun hantu yang bersarang di kamarnya.
Sejujurnya Taehyung  tidakpeduli pada itu semua, bahkan ia sendiri tidak peduli pada dirinya sendiri.

Ia mengangkat kepalanya, mengambil batang yang kesekian kalinya, membuat api menyala dari pematik tua bekas mendiang ayahnya, mengisap batang berwarna putih itu yang bisa membuat mulutnya menghembuskan asap yang pekat.

Meski nyatanya begitu, air matanya jatuh tepat saat ia mengisap batang itu yang kedua kalinya. Taehyung memejamkan kedua matanya, menikmati aroma dari asap rokok yang khas.

Ia tak peduli jika penampilannya kini sudah teramat kacau dan berantakan, rambutnya sudah tidak tertata dengan rapi, kedua matanya sudah bengkak dan berkantung, sementara lidahnya terlalu pahit sehingga tak bisa mengecap rasa lain.

Taehyung tahu kalau cinta bisa menyiksa diri dan ia sudah dan sedang merasakannya. Tapi, ia sendiri tidak bisa lepas, terlalu larut sehingga tak menemukan gapaian untuk bangkit dari ini semua.

. . . .

Hampir seantreo kampus terkejut, begitu mendapati sang pangeran mereka datang ke kampus dengan penampilan kacau. Penampilan Taehyung jauh lebih baik dari tiga hari yang lalu, tapi ekspresi wajah pemuda itu. Terlalu terang-terangan memperlihatkan betapa depresinya ia, betapa tersiksanya ia dengan semua ini.

Ia lantas menghampiri kantin, kedua sahabatnya langsung menyuruhnya mendekat. Bertanya padanya atas tiga hari yang lalu.

“Tae, kau tidak melakukan apa-apa, bukan selama tiga hari ini? Kau membuat semuanya khawatir,” ucap Jimin sambil menepuk sebelah bahunya.

Sementara Hoseok hanya terdiam, melihat sahabatnya yang untuk pertama kalinya ia lihat sekacau ini. Untuk pertama kalinya Kim Taehyung terlihat begitu depresi seolah seluruh beban terpusat padanya.

Taehyung yang dulu mereka kenal adalah orang yang kuat, berhati baja dan bermental tak terkalahkan. Mereka sudah mengalami masa-masa nakal mereka, begitu tinggi akan rasa penasaran yang dibarengi nafsu dan egois. Itu semua mereka lakukan untuk menemukan jati diri mereka, membiarkan kenangan-kenangan buruk menjadi motivasi untuk mereka dan memperkuat mental serta diri.

Tapi, mereka juga tidak menyangka hanya karena alasan yang bisa dibilang sepele bisa membuat Taehyung berubah menjadi sosok yang lain. Sosok yang tak pernah orang lain bayangkan ada pada dirinya.

kth ♡ jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang