Grow Up

2.9K 405 10
                                    

Helaian daun berwarna cokelat turun menyentuh tanah maupun rumput, suara riuh dari para manusia, angin yang membawa dingin beserta kawannya aroma khas, mentari tidak menyengat dengan kalornya, pohon-pohon tetap sama seperti beberapa tahun yang lalu dan mungkin beberapa tahun ke depan, setiap orang berbeda setiap harinya.

Dan di situlah mereka bertemu. Tak sengaja bertatapan di usia yang masih sangat kecil, memberikan reaksi polos berupa senyuman hangat anak kecil.

Mereka tak pernah mengenal sesuatu seperti kecanggungan, orang aneh, imej mereka, apalagi tanggapan orang lain.

Maka dari itu, mereka bisa berbicara bersama, mereka bisa saling tahu nama satu sama lain, lalu mereka bisa bermain sembari membicarakan hal yang menurut mereka penting sekalipun dunia tidak paham.

Taehyung masih ingat siapa bocah itu, bocah yang menghampirinya dengan gulali di tangan kirinya. Mengajaknya berkenalan dengan senyum manisnya, Taehyung saat itu langsung membalas dengan jabatan tangan lalu setelahnya mereka memberi titel satu sama lain sebagai teman.

Karena di umur mereka yang kala itu, menjadi teman itu sederhana.

Pertemuan kedua mereka adalah saat siang hari. Seolah takdir ingin membuat mereka terus-menerus bertemu. Nama bocah itu Jeon Jungkook. Keluarganya baru saja pindah rumah, siang itu Jungkook sudah merengek dan menangis bahkan sejak pagi sebab tidak ingin meninggalkan rumah lama mereka.

Tapi tangisnya langsung terhenti, isakannya menghilang, kedua matanya yang semula mengalirkan air kini tampak tenang, kelopaknya mengerjap pelan begitu melihat seseorang yang berada di sebelah rumahnya.

Orang itu memakai kaus tanpa lengan, berdiri di pagar pembatas rumah dengan ekspresi yang sama polosnya.

Jungkook kecil saat itu belum mampu mengingat dengan cepat. Memiringkan sedikit kepalanya pertanda ia sedang berpikir dengan Cooky di gendongannya.

"Taehyung Hyung!"

Senyuman Taehyung adalah pembuka tawa Jungkook kecil hari itu.

Mereka saling mendekat, berpelukan dengan erat layak teman yang terpisah selama bertahun-tahun. Tidak ada lagi tangis atau rasa menyesal.

Karena pada umur mereka saat itu, tidak ada yang bernama penyesalan.

*

Waktu bergulir. Jarak umur 1 tahun membuat mereka cukup lama berada di satu sekolah yang sama. Jungkook yang tak ingin beda sekolah dengan Taehyung jelas membuat mereka menjadi sering bersama tak hanya di rumah bahkan hampir di segala tempat.

Kedekatan mereka terus terajut bersama waktu yang menemani, semesta seringkali menguji mereka tapi pada akhirnya kebersamaan mereka tak lekang oleh waktu.

Setiap manusia pasti tumbuh dewasa secara sadar. Dari masa kecil yang penuh kebahagian dan segalanya tampak sederhana, lalu tumbuh dan mulai mengenal segala jenis perasaan dan hal rumit yang sebelumnya tak pernah terjamah.

Masa dewasa memang seringkali membuat kita merasa sangat penasaran dan tak sabaran di saat belum mencapai masa tersebut. Tapi kenyataannya, masa dewasa memang tak seindah yang diharapkan, tak seindah yang dibayangkan oleh benak kita di saat kecil.

*

"Hyung! Kau sedang apa?"

Buru-buru Taehyung mengerjap, refleks karena terlonjak. Tapi detik berikutnya ia tersenyum, menoleh ke arah kanan di mana seoran utusan kelinci, menurutnya tengah menatapnya dengan penasaran.

"Oh! Kau sedang melihat album foto? Kenapa, Hyung? Apa kau rindu rumah?"

Ya, mereka bukan lagi bocah 5 tahun dan 4 tahun yang masih suci dan polos, mereka bukan lagi bocah yang apa-apa bisa meminta orang tua, mereka bukan lagi yang masih bergantung pada orang dewasa di sekitar mereka.

kth ♡ jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang