Menginjak umur hampir kepala tiga tak membuat pria dewasa bernama Kim Taehyung itu merasa segan untuk tetap merokok. Padahal, sebelum dewasa Taehyung adalah seorang antirokok. Menurutnya rokok adalah barang yang membuat boros dan mengundang penyakit. Namun kini semuanya seolah berbalik baginya. Setiap ditanya mengapa merokok maka tak sungkan Taehyung menjawab.
"Biar saja. Toh, sama-sama akan mati nanti. Bedanya, aku akan mati karena rokok, mungkin," balasnya yang disela tawa tidak bersahabat.
Berdiri di belakang pagar pembatas. Balkon aneh di lantai empat kantornya rupanya berguna yang semula bagi Taehyung dan karyawan lain sangatlah tidak pas letaknya. Ketika lembur, tempat ini berguna sekali untuk menjenihkan pikiran dan merilekskan badan sejenak dari kompleksnya pekerjaan.
"Sudah berapa batang hari ini?"
"Delapan. Kenapa?"
Hoseok, senior sekaligus sahabatnya tersenyum remeh. Selalu tidak suka jika sahabatnya itu merokok namun begitu tahu alasan Taehyung merokok, maka Hoseok tak punya hak apapun lagi barang sekadar membuang rokok sahabatnya itu.
Jika bertanya, bagaimana bisa Taehyung yang dulunya seorang antirokok kini malah mulai menjadi pecandu? Sederhana. Hanya karena sebuah pertemuan, cinta pandangan pertama dan hujan yang dingin. Tiga komponen yang membuat dirinya berani tenggelam dalam candunya batang kimia yang mencandu.
"Bisa matikan rokoknya? Udara saat ini sedang segar-segarnya dan Anda malah merusaknya."
Tak bisa Taehyung menutupi sedikit pun ketidaksukaannya pada rokok. Sungguh. Tapi, orang di sebelahnya yang sama-sama sedang menunggu bus di halte ini hanya diam. Tersenyum ramah namun tetap mengepulkan asap dari mulutnya. Membiarkan asap itu lenyap seiring menyentuh air hujan yang turun. Dingin, tentu saja namun tubuhnya sedikit lebih hangat karena batang nikotin itu.
"Kalau tidak suka, kau bisa menjauh. Tidak ada tanda dilarang merokok dan aku kedinginan."
Taehyung meremehkan orang itu. Bukannya menjauh melainkan semakin duduk mendekat. Orang itu menyadari tingkah Taehyung namun sedikit mengabaikannya sampai kejadian berikutnya membuat mulutnya memekik terkejut.
"Itu batang terakhirku!" teriak orang itu tepat ke arah Taehyung yang tersenyum puas.
Bukannya merasa bersalah, tentu saja tidak. Taehyung jelas antirokok. Namun senyumnya tetap terpulas namun dengan aura lebih bersahabat atau tepatnya peduli.
"Tubuhmu itu sehat. Jangan dirusak dengan benda seperti itu. Terlebih parasmu lumayan juga," komen Taehyung.
Orang itu mendengus tapi kemudian terkekeh menyadari kalimat Taehyung seutuhnya.
"Tahu apa kau pemuda gay?"
"Eh? Mengapa?"
Orang itu menggeleng. Menatap Taehyung kali ini dengan pandangan yang lebih jelas. Tak sadar malah memperhatikan paras Taehyung yang baru dia sadari lumayan juga. Astaga, mengapa dia bisa secepat ini jatuh pada pesona orang lain? Tak beda jauh dengan Taehyung dan di sinilah bagaimana ikatan itu mulai muncul perlahan.
Namanya Jeon Jungkook. Umurnya berbeda dua tahun dengan Taehyung. Tapi Taehyung akui kalau Jungkook itu bisa lebih dewasa darinya. Umur mental pemuda itu pasti jauh di atas Taehyung. Hobinya selain merokok yang tidak disukai Taehyung, dia juga suka memotret apapun yang menurutnya menarik. Dan Taehyung selalu bersyukur hadir di kehidupan Jungkook. Karena sejak itu, Jungkook lebih fokus pada hobinya memotret ketimbang merokok.
Namun tidak sepenuhnya teralihkan. Sungguh.
"Berhentilah. Atmosfer di sini jadi tidak enak," titah Taehyung yang baru selesai membuka jaket kulitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
kth ♡ jjk
Fanfictioncerita vkook atau taekook ya pokoknya tentang mereka. [37/100] ©leenamarui