15. Para Pewaris Bu Tong

1.7K 23 0
                                    

Pada saat itu, pemuda berpakaian putih sedang duduk di dalam kamar penginapan. Di sampingnya hanya ada salah satu dari bocah pelayannya, Jit Po!

Tiba-tiba pintu kamar terbuka, Liok An masuk ke dalam bersama seorang laki-laki setengah baya menggeser ke samping.

Sinar mata pemuda itu beralih ke arah wajah Sao-laopan. Pandangannya dingin menusuk. "Bagus sekali," katanya.

"Entah apa yang dapat aku bantu?" tanya laki-laki itu gugup.

"Aku ingin mencari sedikit berita darimu," kata sang pemuda.

"Kalau aku memang tahu, pasti aku akan memberitahukan dengan senang hati."

"Kemana perginya Go-bi Suang-siu (Sepasang gadis cantik dari Go-bi)?" tanya pemuda itu.

"Apa?" tampaknya Sao-laopan tidak mengerti sama sekali.

"Mereka adalah dua orang gadis yang menginap di sini pada bulan enam tanggal tujuh. Yang satu she Ting dan yang satunya lagi she Sun."

Sao-laopan seakan teringat sesuatu. Wajahnya mulai berubah.

"Sejak menginap di Sing Long Kek-can ini, mereka tidak pernah terlihat lagi. Aku ingin tahu di mana sekarang mereka berada," kata pemuda tersebut

Dengan susah payah Sao-laopan menelan ludahnya.

"Aku... aku...."

"Kau adalah pemilik penginapan ini, mana mungkin tidak tahu?"

"Aku tidak bisa mengatakannya," kata Sao-laopan panik. Keringat mulai membasahi keningnya.

"Mengapa?"

"Kalau aku mengatakannya dan mereka tahu ... mereka pasti akan membunuh aku."

Pemuda itu tertawa dingin. Liok An dan Jit Po segera menghampiri laki-laki itu. Tangan masing-masing mencekal sebilah pedang pendek. Mereka mengancam leher Sao-laopan dari dua arah.

"Kalau kau tidak segera mengatakannya, maka kau akan mati saat ini juga!" kata pemuda itu ketus.

Wajah Sao-laopan berubah hebat. Liok An dan Jit Po mendorongnya ke tembok. Hawa dingin yang memantul dari kedua belah pedang pendek itu terasa di lehernya. "Aku ... aku akan berbicara ..." katanya panik.

"Bagaimana keadaan mereka?"

"Mereka sudah mati."

Wajah pemuda itu berubah sesaat. Sejenak kemudian dia tenang kembali.

"Bagaimana matinya?"

Sao-laopan terlihat salah tingkah, "Di tangan orang-orang Bu-ti-bun. Mereka memperkosa dulu baru membunuh."

Wajah pemuda itu kelam sekali. Sao-laopan menarik napas panjang.

"Menurut cerita orang-orang, mereka yang lebih dulu menyalahi anggota Bu-ti-bun. Melihat kematian mereka yang demikian tragis, aku benar-benar tidak sampai hati. Tapi aku tidak berani berkata apa-apa. Terpaksa aku menguburkan mereka di taman belakang secara diam-diam. Malah peti mati mereka, aku juga yang membelikan."

"Bawa aku ke sana!" kata pemuda itu sambil mengibaskan lengan bajunya.

Jit Po dan Liok An segera mengendurkan pisau mereka.

*****

Di taman belakang terdapat segerombolan semak-semak dan bunga- bunga. Bila semak-semak itu dikuakkan, maka terlihatlah dua buah kuburan. Pemuda berpakaian putih itu berdiri tegak di depannya. Sedikit suara pun tidak terdengar. Liok An dan Jit Po terlihat sedih.

Sao-laopan berdiri di samping mereka. Tangannya menumpu pada bahu seorang pelayan. Mengingat tragisnya kematian kedua gadis itu, perasaannya ikut terharu. Tiba-tiba terdengar suara bising dari arah luar taman. Puluhan manusia berpakaian hitam menyerbu masuk.

Pendekar Ulat Sutra (Tian Chan Bian) - Huang YingWhere stories live. Discover now