51. Gadis Cilik yang Misterius

1.2K 18 0
                                    

Orang-orang yang diundang memang tidak seberapa banyak, tapi termasuk See Bun To. Dia datang dengan dua orang pengawalnya. 

Meskipun Kan taijin kurang menyukainya tapi dia juga tidak ingin menunjukkan secara terang-terangan.

Kalau sampai yang lain diundang, sedangkan orang ini tidak, tentunya akan menyolok sekali.

Tak henti-hentinya See bun To memuji kecantikan Kan Hai Li yang baru diangkat menjadi anak oleh Kan taijin. Sudah tiga kali dia mengangkat cawan araknya dan menghormati Kan taijin.

"Benar-benar merupakan rejeki yang tidak kepalang besarnya bahwa dalam usia setua ini Kan taijin dapat mengangkat seorang anak seperti Kan Hai Li Siocia ini."

"Akh ... See bun Cong-su bisa saja ... Tapi apa yang dikatakan See bun Cong-su memang tepat. Aku hanya mempunyai seorang putri saja. Dan dia ini ... " Kan taijin menunjuk ke arah Kan Soat Cu yang duduk di sebelah kirinya. "Terus menggerutu ingin mempunyai saudara. Kebetulan sekali kami berhasil menyelamatkan anak angkatku ini, sehingga dari sekarang mempunyai teman untuk berbincang."

See bun To mengantuk tidak henti-hentinya. Pandangan matanya menatap Kan Hai Li berulang kali. Seakan tidak bosan-bosannya dia memandangi kecantikan gadis itu.

Sementara itu kedua pengawalnya yang berdiri di sudut ruangan sejak tadi saling berbisik antara satu dengan yang lainnya.

Waktu dengan cepat berlalu. Malam sudah larut ketika para tamu memohon diri. Kan Hai Li dan Kan Soat Cu juga sudah masuk ke dalam kamar. Kalau tubuh Kan Soat Cu memang lemah, maka kesehatan Kan Hai Li juga belum pulih. Sekarang kedua gadis itu menempati kamar yang sama. Hubungan mereka dengan cepat menjadi akrab.

* * *

Di dalam gedung See bun To yang megah .... 

Laki-laki itu minum arak cukup banyak. Sinar matanya menyala-nyala.

Orang yang biasa menemuinya di dalam istana sehari-hari, memang sudah pada tahu bahwa orang ini memiliki ilmu silat yang cukup tinggi. Tapi sampai di mana ketinggian ilmu silat yang dikuasainya, tidak ada seorang pun yang tahu.

Setelah kembali dari pesta yang diadakan oleh Kan taijin, dia langsung membanting dirinya di atas kursi panjang.

"Bedebah! Mengapa nasib si tua bangka itu demikian beruntung? Bagaimana anak buahnya bisa menemukan seorang gadis yang begitu cantik dan bersedia pula diangkat anak olehnya? Huh!" See bun To menggerutu panjang lebar.

Kedua pengawal yang mengikutinya ke pesta tadi saling lirik sejenak.

"Cong-su...." panggil salah satunya yang berusia agak lanjut.

"Jangan ganggu aku! Hatiku sedang kesal!" bentak See bun To.

Kedua orang itu terdiam lagi. Namun mata mereka masih saling lirik terus menerus.

"Hm.... Tua bangka itu sudah menjadi duda. Jangan-jangan dia hanya berpura-pura mengangkat gadis itu sebagai anak, padahal ... "

"Maaf Cong-su, setahu kami Kan taijin bukan pejabat yang berhidung belang...."

"Kalian tahu apa? Manusia itu paling pandai berpura-pura. Di luarnya kelihatan suci, di dalamnya busuk! Lebih baik seperti aku ini yang suka melakukan hal secara terang-terangan!"

Kembali kedua pengawal itu terdiam. Dalam hati mereka sebetulnya membantah kata-kata See bun To. Mereka tahu sekali bahwa lebih banyak hal-hal yang diperbuat orang ini dengan rahasia. Bahkan banyak orang yang menganggapnya agak misterius.

Salah satu dari kedua pengawal itu berdehem satu kali. Dia memberanikan dirinya mengatakan apa yang tersirat dalam hatinya. "Meskipun seandainya Kan taijin bermaksud buruk, tapi kalau sasarannya gadis yang satu ini, maka dia melakukan kesalahan besar," katanya.

Pendekar Ulat Sutra (Tian Chan Bian) - Huang YingWhere stories live. Discover now