Yan Cong-tian juga tidak menaruh kecurigaan terhadap Tok-ku Hong. Dia malah tidak menutupi asal-usul dirinya. Mendengar cerita orang tua itu, diam-diam Tok-ku Hong terkejut setengah mati.
Setelah menetap beberapa hari di tempat itu, dia terus mendengarkan dengan saksama pembicaraan mereka. Dia tahu sebelumnya Wan Fei-yang ada bersama mereka. Dan sekarang anak muda itu sedang menuju negara Fu-sang untuk mencari obat untuk menyembuhkan Yan Cong-tian.
Setelah mengetahui bahwa Yan Cong-tian bermaksud menjodohkan Fu Hiong-kun dengan Wan Fei-yang, hatinya kacau dan sedih sekali. Rupanya diam-diam selama ini cinta kasihnya telah tumbuh terhadap anak muda itu. Tadinya dia merasa Wan Fei-yang juga mempunyai perasaan yang sama. Sekarang hatinya menjadi bimbang. Apakah dia telah salah tanggap atas sikap Wan Fei-yang selama ini?
Dia merasa iri terhadap Fu Hiong-kun. Tapi ia tidak menunjukkan perasaannya di depan mereka. Kelembutan dan kecantikan Fu Hiong-kun membuat hatinya semakin rendah diri. Perasaan Fu Hiong-kun terhadap Wan Fei-yang, dia juga tahu. Tapi dia tidak ingin putus asa begitu saja. Dia ingin menunggu Wan Fei-yang kembali dan menanyakannya dengan jelas.
Di bawah perawatan Fu Hiong-kun dan Yan Cong-tian, kesehatan Tok-ku Hong pulih dalam waktu yang singkat. Meskipun kedua orang itu tidak mencurigai asal-usulnya, namun melihat Tok-ku Hong selalu bermuram durja sepanjang hari, mereka merasa penasaran juga.
Beberapa hari berlalu lagi. Akhirnya Wan Fei-yang pulang dengan selamat dan membawakan obat yang dibutuhkan Yan Cong-tian. Dia tidak bertemu dengan Tok-ku Hong. Diminumkannya obat tersebut kepada supeknya. Setelah mendengarkan cerita Fu Hiong-kun tentang gadis yang ditolongnya, semakin lama dia semakin curiga. Dengan tergesa-gesa dia menghambur ke kamar di mana Tok-ku Hong menginap.
Kamar itu sudah kosong. Tidak ada bayangan Tok-ku Hong. Tetapi Wan Fei-yang menemukan sebuah tusuk konde emas di atas bantal. Melihat tusuk konde itu, hati Wan Fei-yang tergetar. Dia keluar dari kamar sambil berteriak-teriak memanggil nama Tok-ku Hong.
Pada saat itu juga, Fu Hiong-kun baru tahu bahwa gadis yang ditolongnya ialah putri Tok-ku Bu-ti, Tok-ku Hong adanya. Baru saja dia berniat mengejar keluar, mendadak terdengar suara ribut seperti ada benda berat yang terjatuh di kamar Yan Cong-tian. Dia terkejut sekali. Maksudnya mengejar Tok-ku Hong dibatalkan, dia menghambur ke kamar Yan Cong-tian. Dia melihat tubuh orang tua itu kaku sekali. Dan suara tadi rupanya suara jatuhnya tubuh Yan Cong-tian ke atas tanah. Posisinya masih dalam keadaan duduk tegak. Dia sama sekali tidak bergerak. Meja yang ada di samping tempat tidur telah terbalik.
Di atas kepala Yan Cong-tian mengepul asap putih berupa uap. Fu Hiong-kun mengerti bahwa reaksi obat telah mulai bekerja. Yan Cong-tian sedang mengumpulkan hawa murninya menyembuhkan luka. Dia tidak berani mengganggu juga tidak berani meninggalkan tempat itu. Akhirnya dia mengambil keputusan untuk duduk di samping menjaga Yan Cong-tian.
*****
Setelah mengeluarkan surat tantangan, para murid Go-bi-pay dan Bu-tong-pay menyamar sebagai orang biasa dan menyelundup ke dalam Bu-ti-bun. Tentu saja hanya sebagian besar. Gerak-gerik mereka memang dirahasiakan serapat mungkin. Namun tetap saja berhasil diketahui oleh para penyelidik Bu-ti-bun.
Ketika mendengar laporan dari anggotanya tentang masalah ini, Tok-ku Bu-ti hanya tertawa dingin. Pada saat dia mendengarkan berita dari para bawahannya dari berbagai cabang itulah, Tok-ku Hong kembali ke rumah.
Begitu memasuki ruangan pendopo, Tok-ku Hong langsung menjatuhkan diri berlutut. Para hadirin terkesima melihat kelakuannya. Apalagi Kongsun Hong, hatinya tegang sekali. Tok-ku Bu-ti seperti tidak melihat kehadirannya.
"Teruskan!" katanya dengan suara berat.
Para penyelidik itu tidak berani membantah. Mereka meneruskan laporannya. Melihat keadaan itu, tanpa sadar air mata mengalir di pipi Tok-ku Hong. Akhirnya para penyelidik itu selesai juga memberikan laporannya. Tanpa dapat menahan perasaannya lagi, Tok-ku Hong memanggil, "Tia ...."
YOU ARE READING
Pendekar Ulat Sutra (Tian Chan Bian) - Huang Ying
Aktuelle LiteraturPertarungan antara ketua Bu Tong dan ketua Perkumpulan Bu Ti Bun yang diadakan setiap 10 tahun sekali di Pintu Langit Selatan berakhir dengan kekalahan dari ketua Bu Tong Pay. Tapi kenapa sampai saat ini Bu Tong Pay belum dihancurkan oleh Bu Ti Bun...