39. Bangkit dari Kematian

2.5K 27 0
                                    

Yan Cong-tian juga tidak menaruh kecurigaan terhadap Tok-ku Hong. Dia malah tidak menutupi asal-usul dirinya. Mendengar cerita orang tua itu, diam-diam Tok-ku Hong terkejut setengah mati.

Setelah menetap beberapa hari di tempat itu, dia terus mendengarkan dengan saksama pembicaraan mereka. Dia tahu sebelumnya Wan Fei-yang ada bersama mereka. Dan sekarang anak muda itu sedang menuju negara Fu-sang untuk mencari obat untuk menyembuhkan Yan Cong-tian.

Setelah mengetahui bahwa Yan Cong-tian bermaksud menjodohkan Fu Hiong-kun dengan Wan Fei-yang, hatinya kacau dan sedih sekali. Rupanya diam-diam selama ini cinta kasihnya telah tumbuh terhadap anak muda itu. Tadinya dia merasa Wan Fei-yang juga mempunyai perasaan yang sama. Sekarang hatinya menjadi bimbang. Apakah dia telah salah tanggap atas sikap Wan Fei-yang selama ini?

Dia merasa iri terhadap Fu Hiong-kun. Tapi ia tidak menunjukkan perasaannya di depan mereka. Kelembutan dan kecantikan Fu Hiong-kun membuat hatinya semakin rendah diri. Perasaan Fu Hiong-kun terhadap Wan Fei-yang, dia juga tahu. Tapi dia tidak ingin putus asa begitu saja. Dia ingin menunggu Wan Fei-yang kembali dan menanyakannya dengan jelas.

Di bawah perawatan Fu Hiong-kun dan Yan Cong-tian, kesehatan Tok-ku Hong pulih dalam waktu yang singkat. Meskipun kedua orang itu tidak mencurigai asal-usulnya, namun melihat Tok-ku Hong selalu bermuram durja sepanjang hari, mereka merasa penasaran juga.

Beberapa hari berlalu lagi. Akhirnya Wan Fei-yang pulang dengan selamat dan membawakan obat yang dibutuhkan Yan Cong-tian. Dia tidak bertemu dengan Tok-ku Hong. Diminumkannya obat tersebut kepada supeknya. Setelah mendengarkan cerita Fu Hiong-kun tentang gadis yang ditolongnya, semakin lama dia semakin curiga. Dengan tergesa-gesa dia menghambur ke kamar di mana Tok-ku Hong menginap.

Kamar itu sudah kosong. Tidak ada bayangan Tok-ku Hong. Tetapi Wan Fei-yang menemukan sebuah tusuk konde emas di atas bantal. Melihat tusuk konde itu, hati Wan Fei-yang tergetar. Dia keluar dari kamar sambil berteriak-teriak memanggil nama Tok-ku Hong.

Pada saat itu juga, Fu Hiong-kun baru tahu bahwa gadis yang ditolongnya ialah putri Tok-ku Bu-ti, Tok-ku Hong adanya. Baru saja dia berniat mengejar keluar, mendadak terdengar suara ribut seperti ada benda berat yang terjatuh di kamar Yan Cong-tian. Dia terkejut sekali. Maksudnya mengejar Tok-ku Hong dibatalkan, dia menghambur ke kamar Yan Cong-tian. Dia melihat tubuh orang tua itu kaku sekali. Dan suara tadi rupanya suara jatuhnya tubuh Yan Cong-tian ke atas tanah. Posisinya masih dalam keadaan duduk tegak. Dia sama sekali tidak bergerak. Meja yang ada di samping tempat tidur telah terbalik.

Di atas kepala Yan Cong-tian mengepul asap putih berupa uap. Fu Hiong-kun mengerti bahwa reaksi obat telah mulai bekerja. Yan Cong-tian sedang mengumpulkan hawa murninya menyembuhkan luka. Dia tidak berani mengganggu juga tidak berani meninggalkan tempat itu. Akhirnya dia mengambil keputusan untuk duduk di samping menjaga Yan Cong-tian.

*****

Setelah mengeluarkan surat tantangan, para murid Go-bi-pay dan Bu-tong-pay menyamar sebagai orang biasa dan menyelundup ke dalam Bu-ti-bun. Tentu saja hanya sebagian besar. Gerak-gerik mereka memang dirahasiakan serapat mungkin. Namun tetap saja berhasil diketahui oleh para penyelidik Bu-ti-bun.

Ketika mendengar laporan dari anggotanya tentang masalah ini, Tok-ku Bu-ti hanya tertawa dingin. Pada saat dia mendengarkan berita dari para bawahannya dari berbagai cabang itulah, Tok-ku Hong kembali ke rumah.

Begitu memasuki ruangan pendopo, Tok-ku Hong langsung menjatuhkan diri berlutut. Para hadirin terkesima melihat kelakuannya. Apalagi Kongsun Hong, hatinya tegang sekali. Tok-ku Bu-ti seperti tidak melihat kehadirannya.

"Teruskan!" katanya dengan suara berat.

Para penyelidik itu tidak berani membantah. Mereka meneruskan laporannya. Melihat keadaan itu, tanpa sadar air mata mengalir di pipi Tok-ku Hong. Akhirnya para penyelidik itu selesai juga memberikan laporannya. Tanpa dapat menahan perasaannya lagi, Tok-ku Hong memanggil, "Tia ...."

Pendekar Ulat Sutra (Tian Chan Bian) - Huang YingWhere stories live. Discover now