40. Api Berkobar di Bu Tong

2.5K 34 0
                                    

Tok ku Bu ti mengibaskan lengan bajunya menyampok jarum beracun yang disebarkan oleh Hujan tadi. 

Dia tertawa dingin. Matanya menyapu ke seluruh ruangan. Tubuhnya melesat kembali dan melayang turun tepat di tengah-tengah ruangan tersebut. Dia mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak. 

"Manusia she Fu! Lari kocar-kacir seperti ini mana pantas disebut sebagai seorang kokcu dari Siau Yau kok yang terkenal?" 

Thian ti menampakan dirinya dari balik bangku panjang. 

Dia tertawa dingin. "Buncu menggunakan senjata rahasia beracun dahsyat peninggalan tujuh bocah ajaib, bagaimana kami tidak cepat-cepat kabur?"

Tok ku Bu ti masih tertawa terbahak-bahak. 

"Hahahaha! Tapi kabur bukan jalan keluar yang baik!" katanya.

"Memang bukan!" sahut Thian ti dengan suara lantang. Gerakan tubuhnya seperti ingin menerjang ke depan.

Tok ku Bu ti tidak bergerak. Thian ti juga tidak benar-benar ingin menerjang. Tepat pada saat itu, Tok ku Bu ti mendadak merasakan tempat di mana kakinya berpijak seperti bergoyang. Dia terkejut sekali. Belum lagi dia sempat menghentakkan kakinya untuk mencelat ke atas. 

Hujan sudah menghamburkan jarum beracun ke arahnya. Dalam waktu yang bersamaan, Fu Giok Su memunculkan diri dan menimpukkan tujuh macam senjata rahasia di bagian atas tubuh Tok ku Bu ti.

Dengan panik Tok ku Bu ti menggeser tubuhnya menghindari serangan yang bertu-bitubi itu. Tidak tahunya bagian tanah di bawah kakinya langsung anjlok ke dalam. Rupanya lantai di sekelilingnya tiba-tiba membuka bagai sebuah lubang yang besar. Tentu saja tubuh Tok ku Bu ti terjatuh ke dalamnya.

Hal ini benar-benar membuat Tok ku Bu ti terperanjat. Sejak Tok ku Bu ti memakai gedung itu sebagai markas pusat, Tiong gi tong memang sudah ada. Sebagian besar waktu Tok ku Bu ti juga dihabiskan dalam ruangan ini. Selama puluhan tahun tidak jarang dia tertidur dalam ruangan ini juga. Boleh dibilang tidak ada seorang pun yang lebih jelas mengenal keadaan Tiong gi tong ini selain dirinya. 

Setiap sepuluh tahun sekali, dia selalu mengundang seorang ahli bangunan untuk memperbaiki dan memperbagus ruangan Tiong gi tong ini. Namun dia tidak pernah tahu di tengah ruangan tersebut ada sebuah jebakan. Sekarang dirinya sendiri yang terperangkap dalam jebakan tersebut. Bagaimana perasaannya tidak meluap seketika saking marahnya?

Lubang jebakan ini juga dalam sekali. Di dasarnya terpasang puluhan golok tajam. Demikian juga tembok-tembok sekitarnya. Walaupun Tok ku Bu ti cepat tanggap akan situasi sekitarnya dan sempat berjungkir balik beberapa kali sebelum mendarat di atas sebatang golok, namun sekujur tubuhnya juga tidak terlepas dari sayatan golok sehingga kulitnya terkelupas dan darah mengalir dengan deras.

Pikirannya dengan cepat berputar. Tok ku Bu ti berjungkir balik lagi beberapa kali kemudian dengan bantuan sebilah golok di mana kakinya menutul dia cepat-cepat mencelat kembali ke atas. Namun dalam waktu yang bersamaan, lubang di atasnya yang merupakan satu-satunya jalan keluar mulai menutup. 

Di sekeliling lubang itu meluncur keluar puluhan batangan pipa besi yang saling menancap dan menjadi penutup lubang tersebut. Sekarang jalan keluar bagi Tok ku Bu ti sudah tertutup oleh jeruji besi itu. Kepalanya hampir saja membentur batangan pipa besi itu kalau saja dia tidak cepat-cepat memberatkan bobot kakinya sehingga meluncur turun kembali. Tepat pada saat itu, Fu Giok Su meluncurkan ujung toyanya mengancam tenggorokan Tok ku Bu ti.

Dengan panik dia menggeser tubuhnya, namun tubuhnya masih selengah melayang di udara, meskipun tenggorokannya terlepas dari serangan toya Fu Giok Su, tapi sempat juga menyerempet ujung bahunya. 

Pendekar Ulat Sutra (Tian Chan Bian) - Huang YingWhere stories live. Discover now