34. Sembilan Jurus dan Mit Kip Sin Kang

1.8K 29 1
                                    

"Bu-tong-pay sedang tertimpa kemalangan. Generasi pendahulu Ci-siong Tojin dibokong oleh seorang murid sehingga tewas. Kami masih dalam suasana berkabung. Apabila menggerakkan senjata dalam keadaan demikian, tentu akan menjadi gunjingan kawan-kawan di dunia Kangouw. Dengan demikian, kami mohon pengertian Tok-ku Buncu untuk memundurkan tanggal pertarungan selama setengah tahun. Tok-ku Buncu adalah orang yang penuh pengertian. Kami yakin permintaan ini tidak akan ditolak ...."

Tok-ku Bu-ti tertawa terbahak-bahak.

"Benar-benar alasan yang tepat. Dengan demikian orang tidak bisa mengatakan bahwa murid Bu-tong-pay adalah orang-orang yang takut mati." Dia memberi isyarat kepada Kongsun Hong agar meneruskan kata-kata dalam surat itu.

"Mengenai murid murtad Wan Fei-yang yang membunuh Suhu, sekarang sudah mengganti nama menjadi Siau Yang. Orang ini masuk menjadi anggota Bu-ti-bun dan bekerja di toko obat. Entah dia mengandung maksud tertentu atau memang sebetulnya orang dari pihak kalian yang diperintahkan untuk membunuh Suhu. Kami mengharap Tok-ku Buncu tidak keberatan menyerahkan orang ini agar dapat kami hukum sesuai peraturan ...."

Mendengar sampai di sini, hati Wan Fei-yang langsung tergetar. Dia merasa heran sekali.

"Mengapa Fu-toako bisa tahu?" gumamnya seorang diri.

Kembali Tok-ku Bu-ti tertawa terbahak-bahak. "Kau yang bernama Wan Fei-yang?" tanyanya tenang.

Sinar mata Wan Fei-yang terangkat ke atas. Dia mengertakkan giginya erat-erat. "Betul!" sahutnya nekat.

"Orang-orang Bu-tong-pay menuduh kau yang membunuh Ci-siong Tojin, bagaimana pendapatmu sendiri?" tanya Tok-ku Bu-ti kembali.

"Aku tidak membunuhnya!"

"Sebetulnya siapa Suhumu, Ci-siong Tojin atau Yan Cong-tian?" sinar mata Tok-ku Bu-ti semakin tajam.

Hati Wan Fei-yang kembali tergetar. Dia benar-benar kagum akan ketajaman mata Tok-ku Bu-ti dan kecepatan anak buahnya dalam mencari berita. Namun dia juga tidak habis pikir bagaimana tebakannya begitu tepat.

Dia tidak menyahut. Tok-ku Bu-ti juga tidak mendesaknya. Dia masih tertawa lebar. "Aku malah tidak habis pikir apa tujuanmu menyelinap ke dalam Bu-ti-bun!"

"Suhu, aku rasa dia ingin menyelidik rahasia ilmu yang kau pelajari sehingga kelak ada pegangan dalam menghadapimu," tukas Kongsun Hong.

"Mungkin saja ...." sahut Tok-ku Bu-ti datar.

"Kalau begitu, kita terlebih-lebih tidak boleh melepaskannya. Lebih baik langsung dibunuh saja!" Sepasang Jit-goat-lun Kongsun Hong langsung berputaran. Dia tidak menunggu izin dari Tok-ku Bu-ti. Tubuhnya segera melesat ke depan menyerang Wan Fei-yang.

Tentu saja Wan Fei-yang melihat dengan jelas bahwa Kongsun Hong sedang menerjang ke arahnya. Dia tertawa getir. Jarak Kongsun Hong semakin dekat. Sepasang Jit-goat-lun di tangannya mengancam dada Wan Fei-yang.

Anak muda itu melirik Tok-ku Hong sekilas. Tapi gadis itu memalingkan wajahnya. Wan Fei-yang menarik napas panjang. Tubuhnya berkelebat beberapa kali. Gerakannya seperti hantu gentayangan. Tahu-tahu serangan Kongsun Hong sudah mengenai tempat yang kosong.

Kongsun Hong tertawa terbahak-bahak.

"Akhirnya ekor musangmu terlihat juga!" Sepasang Jit-goat-lun menari-nari ke atas dan ke bawah. Tentu saja bukan benar-benar menari namun gerakan senjatanya yang hampir mirip dengan tarian. Berturut-turut dia menyerang Wan Fei-yang.

Tok-ku Bu-ti sama sekali tidak mencegah. Dia hanya duduk tenang menyaksikan jalannya pertarungan. Wan Fei-yang menjalankan langkah barisan Jit-sing. Dia menerobos ke dalam cahaya Jit-goat-lun milik Kongsun Hong. Dengan gencar dan berturut-turut dia berhasil menghindarkan diri dari serangan Kongsun Hong sebanyak empat puluh sembilan kali. Tiba-tiba tubuhnya mencelat ke udara. Ibarat seekor naga sakti meluncur ke arah Kongsun Hong dan menghantam tepat pada bahu anak muda tersebut.

Pendekar Ulat Sutra (Tian Chan Bian) - Huang YingWhere stories live. Discover now