Liams POV
"Permisi?"
Aku memutar badanku ke arah seseorang yang menepuk bahuku. Seorang perempuan dengan sebuah kacamata hitam bertengger di hidungnya. Ia melihat ke selembar kertas, lalu melihat ke arahku. Anehnya, ia tidak terlihat seperti orang asing.
"Liam Payne?"
"Ya," balasku, tersenyum. Jika ia seorang penggemar, aku harus ramah, kan?
"Ingat aku?" tanyanya lagi. Kini, ia melepas kacamata hitamnya.
Yah, memang wajah yang familiar. Aku jelas pernah bertemu dengannya. Tetapi, siapa, di mana, dan kapan, aku tidak bisa mengingatnya. Pun aku menggeleng.
"Siapa?"
"Yah, jika sudah ingat, hubungi aku," ucapnya tenang, dan memberikanku secarik kertas bertuliskan sederet angka.
Setelah itu, ia pergi.
"Hey, maaf jika aku ikut campur. Dia siapa, Li?" Kay menghampiriku usai merapikan belanjaanku di bagasi. Keringat berpeluh di keningnya.
Aku menggedikkan bahu, "Dia aneh."
"Oke...," balas Kay. "Jadi, aku akan bertanya lain, Li."
"Apa?"
"Kau akan kencan dengan siapa?" Kay tersenyum jahil sambil membuka pintu mobilku.
Mendengarnya, aku tersenyum kecil. Pun aku juga masuk ke dalam mobil dan mengunci pintu.
"Danielle."
---
Author's POV
Tak terasa sudah satu bulan Kay bersama-sama dengan One Direction, sebagai pelayan Zayn. Kay menjalankan hari-hari lelah mengurus Zayn yang bisa dibilang menyebalkan terhadapnya.
Satu bulan yang penuh dengan permintaan-permintaan mustahil dari Zayn.
Satu bulan yang diisi dengan kata 'bodoh' yang keluar dari mulut Zayn.
Satu bulan yang dipenuhi dengan ajakan pergi oleh Harry setiap harinya.
Satu bulan yang penuh dengan curahan hati Louis yang gagal untuk move on.
Satu bulan yang selalu ditemani rengekan Niall yang kelaparan.
Satu bulan yang diisi dengan membantu Liam mendapatkan pacar.
Satu bulan yang penuh dengan death threats dari Directioners.
Satu bulan sudah dilewati, dan kemarin adalah hari pertamanya menjadi pelajar di Universitas Oxford.
Satu hari yang super melelahkan, menyenangkan, juga menghibur. Lepas dari Zayn adalah momen yang ia tunggu-tunggu. Bukan apa-apa, bagi Kay, Zayn itu seorang psikopat gila rokok yang untungnya tampan.
Ma'am Berta, Valerie Callie, Raine Modden, dan "bithchy" Gwen. Hanya mereka yang berkesan baginya saat hari pertama. Bukan karena mereka melakukan sesuatu yang hebat, tapi karena mereka aneh. Menurutnya.
Dua minggu tanpa berhubungan dengan One Direction menurutnya adalah hari tenang sedunia. Ternyata, cukup melelahkan. Entah kenapa, sekarang hampir semua orang tau dirinya. Tidak sedikit juga yang selalu minta untuk berfoto tiap kali bertemu dengannya.
Bahkan Kay tidak tau kenapa berada di tengah-tengah One Direction bisa mengubah hidupnya. Yah, siapa yang tidak mau dikelilingi lima pria tampan?
Zayn's POV
Jerman.
Schlamers Hotel.
Sebuah hotel yang terkenal di seluruh dunia akan kemewahannya yang luar biasa. Bahkan aku tidak percaya ada bangunan semewah ini di dunia. Pemiliknya adalah Jonny Schlamer. Anaknya adalah pelayanku.
Di saat seperti inilah aku merindukan dia. Kay.
Di saat barang bawaanku super berat dan kamarku berada di lantai 53.
Alasan lainnya aku merindukan Kay; wajah jelek yang ia buat saat kugoda.
Yah, itu rahasia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Guy
FanfictionApakah bertemu dengannya adalah kebetulan? Atau takdir? Benarkah Kylie Schlamer bertemu dengan Zayn Malik karena kebetulan? Tetapi, apakah itu menutup kemungkinan bahwa mereka sebenarnya ditakdirkan? So, a coincidence or a destiny? Is there really...