35 {end}

5.7K 543 58
                                    

(an: SORRY LAMA BANGET :P)

---

“Just a minute and we’re legal.”

Satu pria dengan tuksedo hitamnya menyeringai dan mencium cepat pipi seorang gadis yang sedang berusaha untuk menenangkan pikiran dan hatinya. Gadis itu Kay, dengan gaun putih panjangnya, sedaritadi duduk di ruang make-up, meminta waktu untuk sendiri agar ia bisa benar-benar mantap akan keputusan yang dibuatnya. Tetapi, melihat Raine yang datang dengan seringaian di bibirnya membuat pertahanan keyakinannya runtuh kembali. Rasa takut akan sifat Raine yang tadinya sudah bisa ia kurangi menjadi maksimal lagi. Apalagi, ciuman singkat yang diberikan Raine itu tidak membuat dirinya tenang, malah membuat perasaannya kacau kembali.

Kay memutar kursinya lalu menatap Raine dari ujung kepala sampai ujung kaki. Semua orang yang melihat Raine pasti mengakui kalau ia sangat tampan mengenakan tuksedo seperti itu. Tetapi, tidak bagi Kay. Pikirannya malah memutar balik saat malam hari ulang tahunnya, melihat Zayn yang memakai tuksedo dan tampil sangat sempurna dengan kejutannya. Ditambah, kini Kay sudah mengetahui bagaimana perasaannya terbalas oleh Zayn. Ia tau, dan semua orang pasti tau, bahwa mereka memang saling mencintai. Hanya tidak ada jalan.

Oh, ayolah, berhenti memikirkan Zayn. gerutu batin Kay. Tetapi, otak Kay mulai menduga-duga, apakah pria itu akan muncul malam ini bersama keempat temannya yang lain. Sebagian diri Kay sangat mengharapkan kedatangan Zayn, paling tidak, ia bisa melihatnya malam ini walaupun ia tau kalau mereka tidak akan bisa bersama; sebagian lagi sangat tidak mengharapkan kedatangan Zayn, ia tidak akan kuat melihat Zayn berdiri dengan wajah dinginnya  menatap Kay dingin seolah-olah tidak saling kenal. Ia kenal baik bagaimana Zayn; Zayn akan benar-benar menghindari orang yang benar-benar ingin ia hindari.

Raine berjalan menghampiri dan langsung mengangkat dagu Kay. Bisa ditemukan matanya yang agak sembab dan hidungnya yang masih memerah bekas menangis tadi. Kontan, Raine mendengus. “Kau bisa tidak, sih, fokus pada hari ini dan melupakan perasaanmu terhadapnya? Dengar, ya, Kay. Kau sudah menyetujui untuk memenuhi keinginan ayahmu dan ayahku; menikah denganku. Jadi, terima saja. Mulailah mencintaiku, atau sekedar menghargaiku sebagai calon suamimu. Toh saat kita sudah menikah nanti aku tidak akan terlalu sering menyakitimu, paling hanya malam pertama kita yang harus dibuat seindah mungkin.”

Malam pertama. Kay tau jelas apa yang dimaksud oleh Raine, malam pertama harus dibuat seindah mungkin. Lagi, otak Kay mulai memutar balik ingatannya saat ia menjemput Zayn yang mabuk di pub. Betapa menyeramkannya Zayn yang memaksanya untuk berhubungan dalam keadaan seperti itu, apalagi Raine yang memang sudah termasuk profesional? Pasti, ia akan memaksakan kehendaknya pada Kay.

“Aku hanya tidak ingin menikah dengan orang yang tidak kucintai dan tidak mencintaiku.” balas Kay pelan. Ia menggigit bibirnya, mengira-ngira apa yang akan Raine katakan.

“Jika aku berjanji kalau aku akan berubah, kau mau mencoba untuk mencintaiku?”

Sebentar, Kay agak tertegun dengan balasan Raine yang tidak ia duga. Ia tidak mengerti, mengapa ia mau berubah hanya untuk mendapatkan cinta Kay?

Annoying GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang