Zayn's POV
Aku tidak di mana-mana saat Paul membaca seluruh list. Aku mendengar semuanya dari balik pintu kamar.
Ada dua hal yang membuatku bingung. Cara manajemen kami yang seenaknya seperti ini pasti punya tujuan. Tapi, apa tujuannya? Bagiku, tidak ada sesuatu yang jelas di balik alasan mereka melakukan ini kepada kami.
Yang kedua adalah yang benar-benar membuatku bingung dan sedikit berdebar. Seharusnya, aku merasa sangat beruntung menjadi satu-satunya orang yang akan tetap dengan pasanganku. Tetapi, kenapa hatiku mencelos hingga tidak bisa menggerakan kakiku untuk masuk ke kamar ketika mengetahui Kay akan menjadi kekasih Louis?
Nyatanya, aku hanya membeku sebelum menampar diriku berkali-kali agar tidak terus memikirkan tentang perempuan itu.
Aku melangkahkan kakiku masuk ke dalam kamar dan bertingkah seperti aku baik-baik saja. Namun, dalam hati, aku tidak seperti itu. Dan itu aneh.
"Maaf, Paul, aku mendengar semuanya. Kau bisa melanjutkan," ucapku pelan.
Tiba-tiba, Niall menoleh ke arahku, "Louis akan bersama dengan Kay. Kau yakin kau baik-baik saja?"
"Kenapa aku harus tidak baik-baik saja? Kau tau batas hubunganku dengannya," balasku tanpa menatap matanya. Semua orang tau itu tandanya apa.
Niall tidak membalas. Semua orang tampak sangat diam menghadapi ini. Tidak biasanya seperti ini, apalagi Niall dan Louis, yang menganggap semua hal adalah candaan. Tetapi, tidak kali ini.
"Pihak terkait sudah diberitahu, kecuali Kylie. Lou, kupikir kau harus benar-benar mendekatinya. Buat seperti seolah-olah kau menyukainya. Kalian harus resmi sebelum bulan Februari." Ucapan Paul membuat kami semua lebih kaget lagi. Kay tanpa tahu menahu akan ikut ambil bagian. Dan Louis hanya akan berpura-pura mendekati dan menyukainya. Bila Kay benar-benar jatuh untuk Louis, akan menyakitkan baginya ketika mengetahui semuanya adalah rekayasa.
Sungguh, itu gila. Walaupun aku tidak ingin terlalu peduli pada apapun yang menimpanya, ternyata aku masih memiliki simpati.
"Kau yakin?" balasku atas pernyataan Paul. "Mungkin, aku tidak bisa menerima Kay ditipu seperti itu."
"Aku juga," sahut Harry.
Semua orang tahu, Harry tertarik kepada Kay. Jelas. Sangat jelas. Begitupun ketika saat ini ia mencoba untuk memendam emosinya atas apa yang ia dengar bahwa Kay akan menjadi kekasih Louis. Terlihat sangat jelas.
"Sekali lagi, aku hanya menyampaikan, guys," ujar Paul. Ia meletakan kertas yang sedaritadi dipegangnya. "Berita selanjutnya, kalian akan tampil selama dua hari berturut-turut di Berlin. Di mulai dari lusa."
"Dua hari? Oh, dan kenapa kami akan berada di sini selama dua minggu?" ujar Liam. Memang benar, kami dijadwalkan akan berada dua minggu di sini.
"Setelah mendengar apa yang telah kusampaikan, aku yakin kalian membutuhkan refreshment. Dan di sinilah kalian akan menjernihkan pikiran kalian," jawab Paul. Dan dengan itu, ia keluar dari ruangan, meninggalkan kami yang masih tidak terima dengan semua hal ini.
"Barbara? Aku benar-benar tidak ingin bersamanya," gerutu Niall sambil menggigit cokelat yang diberikan Liam. Beginilah Liam, kalau sedang stres, ia akan membagi-bagi makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Guy
FanficApakah bertemu dengannya adalah kebetulan? Atau takdir? Benarkah Kylie Schlamer bertemu dengan Zayn Malik karena kebetulan? Tetapi, apakah itu menutup kemungkinan bahwa mereka sebenarnya ditakdirkan? So, a coincidence or a destiny? Is there really...