Senyum Harry perlahan pudar ketika matanya menangkap sosok Kay berdiri di sebelah kekasihnya itu. Harry membuang muka dan menampar dirinya sendiri. Bahkan ketika Harry pergi jauh tetap saja bertemu dengan Kay— orang yang sedang Harry hindari saat ini.
Melihat Kendall sudah melambaikan tangan sejak tadi, pun Harry memutuskan untuk menghampiri mereka walaupun mungkin akan menghindari tatapan mata Kay. Ia akan berusaha untuk itu jika benar-benar mau move on dari perempuan satu itu.
"Hi Harry." sapa Kendall dengan senyumnya. Harry balas senyum dan mencium bibir Kendall cepat— terpaksa. Terpaksa untuk memperlihatkan pada Kay bahwa dirinya sudah benar-benar mencintai Kendall.
Di pihak lain Kay merasa aneh dan canggung melihat kedatangan Harry. Dan yang teraneh adalah nengetahui bahwa Harry benar-benar sudah bersama Kendall sekarang, padahal baru beberapa hari yang lalu pria keriting itu baru menyatakan cintanya pada Kay. Terlebih lagi tadi beberapa kali Kay menyadari bahwa Harry memandanginya dengan tatapan dingin. Ia kenapa sih? Memangnya aku salah apa?
"Ha—"
"Ken, bagaimana kalau kita pergi?" potong Harry dan mengapit tangan Kendall dengan tangan kekarnya. Melihat kekasihnya bertingkah aneh, kontan Kendall tertawa.
"Kau kenapa sih? Tidak melihat kalau disini ada Kay dan satu orang dibelakang Kay sudah mau pingsan?" kekeh Kendall menunjuk Ariana yang sedari tadi sudah membekap mulutnya sendiri melihat seorang Harry Styles dengan nyata di depannya.
Harry mencibir dan memalingkan wajah. Ia malah menarik Kendall semakin cepat meninggalkan Kay dan Ariana yang dibuat bingung oleh sifatnya hari ini. Itu bukan Harry Styles yang kukenal, batin Ariana. Kendall yang tidak bisa apa-apa hanya melambaikan tangan dan meneriakan salam perpisahan pada mereka berdua. Ada apa dengan Harry? tanya Kay dalam hati.
"Kay." panggil Ariana membuat Kay menoleh. "Kau sedang ada masalah dengan Harry?"
Kay menggidikkan bahunya, memang ia merasa tidak ada apa-apa yang salah diantara Kay dan Harry. Ia saja yang aneh, dasar keriting. cibir Kay dalan hati. Entah kenapa, dirinya menjadi agak kecewa melihat tingkah Harry padanya tadi.
"Lalu kenapa dia?"
"Hhh, I have no idea." desah Kay. Ia berpikir, mungkin mereka berdua ke tempat ini untuk membuat permohonan? Untuk menikah? Agar hubungannya bertahan lama? Atau apa? "Kau jadi meminta permohonan?"
"Tidak. Aku tidak suka Harry yang seperti itu, lagipula lihatlah. Orang-orang banyak berkumpul disana karena mengetahui bahwa Harry Styles ada disini." jawab Ariana tak acuh. "I hate the mad Harry."
***
Kays POV
"Kaaay!" teriak Niall dari dalam kamar mandi. "Bisa tolong ambilkan handuk?"
Aku tertawa dan mengambil handuk yang tergeletak di atas sofa. Aku mengetuk pintu kamar mandi dan menggantungkan handuk itu di paku. "Here is your towel Niall."
"Thanks, love!"
"You're welcome, babe." kekehku lalu kembali ke ruang tamu.
Tiba-tiba, satu tangan mengapit leherku membuatku terikat dan tidak bisa kemana-mana. Aku tau siapa dia, siapa lagi yang bisa bertingkah semenyebalkan ini?
"Zayn!" geramku. "Lepas!"
"Tidak, kau harus menemaniku membeli cermin."
"Aku.. aku ingin menemani Liam di rumah." alasanku. Sungguh, aku sedang tidak ingin berada diluar karena cuacanya sangat buruk dan sedikit bersalju. Daritadi saja sudah kudengar irama petir yang berbunyi berurutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Guy
FanfictionApakah bertemu dengannya adalah kebetulan? Atau takdir? Benarkah Kylie Schlamer bertemu dengan Zayn Malik karena kebetulan? Tetapi, apakah itu menutup kemungkinan bahwa mereka sebenarnya ditakdirkan? So, a coincidence or a destiny? Is there really...