Kays POV
Rencana pertama.
"Lepas, Z!" aku mendorong kasar tubuh Zayn, membuka cepat ikat kepala hitam ini dan menatap Zayn tajam.
"K—"
Tanpa basa-basi aku langsung berlari keluar cafetaria sambil menahan tawa. Sungguh tadi wajah Zayn sangat memelas, aku ngakak membayangkannya.
Aku sudah bilang kan, aku punya rencana. Nah rencananya untuk memberi pelajaran untuk Zayn agar ia tidak cepat mengambil keputusan. Apalagi keputusan yang salah. Ha.
Aku berhenti berlari di depan kelas Design. Di dalam aku lihat Barbara dan temannya sedang mendesain crop tee. Tiba-tiba Barbara menoleh ke arahku dan menatapku sinis. Aku menggeleng dan pergi darisana.
"KayKay!"
Aku menoleh dan melihat Niall sedang berlari mengejarku, "Hello Nialler!"
"Loh? Kok senang? Kukira kau marah?" nafasnya tersengal-sengal. Aku terkekeh.
"Aku hanya acting. Jangan bilang-bilang Zayn ya."
"What the what? Good, aku sudah khawatir kau marah padaku juga." ia memajukan bibirnya. "Kau ada acara habis ini?"
Aku menggeleng, "tidak. Kenapa?"
"Aku mau nge date."
"Cieeee, sama siapa!" godaku. Niall cemberut.
"Barbara Palvin! Ewww"
(A/N: Barbara Palvin sama Barbara itu beda, ya:))
"Siapa dia?" tanyaku dengan polosnya. Aku tidak pernah mendengar atau mengetahui nama itu sebelumnya.
Niall menghela nafas, "model victoria's secret."
Aku mengangguk, "lalu kau mau mengajakku gitu? Ckck."
"Bukan! Pilihkan baju. Yang jelek."
"Yang jelek?" ulangku. "Kau aneh."
"Habisnya aku sebal. Masa aku disuruh date dengan Barbara Palvin si model? I wont date a model because model is perfect and perfect is boring. Nanti aku bisa dikata-katai Directioners, dikira aku labil!" gerutunya sambil menarik tanganku.
Aku menggidikkan bahu, terkekeh dan mengikuti Niall. Aku membawa mobil Zayn dan aku yang membawanya, kau tau, Niall tidak bisa. Biar saja Zayn jalan kaki.
*
*
*
*
*
"Tadaaa, kau jelek sekali sekarang, Ni!" aku tertawa dan memutar tubuh Niall menghadap ke kaca.
Niall menggerutu, "ini sih baju bagus sekali Kay! Ahhh aku tidak mau memakainya!"
"Hey, ini kan pilihanku, masa kau tidak mau memakainya?" cibirku.
Ia menatapku miris, "baiklah, baiklah. Kau menang."
"Sekarang, pergilah dan good luck!" aku menepuk bahunya. Ia mencibir.
"Bye bye, KayKay."
Niall pergi keluar dan segera masuk ke dalam taksi yang daritadi sudah di pesannya.
Date.
Haha.
Aku memutuskan untuk turun dari kamar Niall ke mainroom, ada Louis. Memang tinggal Louis, sih. Harry disuruh pergi dengan Kendall dan Liam sedang nge-gym.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Guy
FanfictionApakah bertemu dengannya adalah kebetulan? Atau takdir? Benarkah Kylie Schlamer bertemu dengan Zayn Malik karena kebetulan? Tetapi, apakah itu menutup kemungkinan bahwa mereka sebenarnya ditakdirkan? So, a coincidence or a destiny? Is there really...