21.

7K 675 43
                                    


Zayn's POV

"Ini untuk dekorasi perayaan ulang tahun, Sir." Seorang asisten toko menjajarkan seluruh katalog mereka di atas meja. Beberapa album tebal juga kini ada di depanku.

Aku tak mampu untuk menahan decak kagumku. Aku terus membolak-balik katalog dan melihat beberapa tempat untuk perayaan ulang tahun skala kecil yang tidak terlalu mewah namun menarik. Aku tau bahwa Kay tidak menyukai sesuatu yang kelewat mewah atau aneh-aneh, jadi, mungkin aku akan memilih yang sederhana saja.

"Berapa jumlah undangannya?" tanya asisten toko itu lagi ketika melihatku kebingungan.

Aku mengulum bibirku, "Untuk kami berdua saja."

"Oh." Ia membulatkan bibirnya. "Romatis?"

"Romantis."

Asisten toko itu mengangguk. Ia membantuku membolak-balik katalog, hingga tulisan "The London Eye" masuk dalam penglihatanku.

Sempurna. London Eye berada di dekat Sungai Thames, tempat di mana kami pertama kali bertemu.

Asisten toko itu meninggalkanku sebentar untuk mengambil pen agar aku bisa menuliskan data-dataku. Lega, aku menyandarkan tubuhku di sandaran kursi sambil melihat keindahan toko ini.

Aku memusatkan pandanganku kepada seorang perempuan dan laki-laki yang sepertinya merupakan pasangan kekasih yang sedang menyiapkan pernikahan mereka. Entah bagaimana, aku seperti mengenali perempuan itu. Rambutnya berwarna perak, lebih ke putih, dan memakai masker serta topi untuk melindungi wajahnya. Sepertinya selebriti.

Tiba-tiba, perempuan itu bangkit dan berjalan melewatiku untuk ke toilet. Ia melepas masker dan topinya, seketika itu juga aku bisa melihat jelas wajahnya.

Detak jantungku hampir berhenti.

Dia, Perrie. Kekasihku.

Langsung saja ketika asisten toko yang melayaniku kembali dengan membawakan pen, aku bertanya sambil menunjuk di mana Perrie tadi duduk, "Apa yang sedang mereka lakukan di sini?"

Seusai bertanya kepada asisten toko yang melayani mereka, ia kembali.

"Mereka sedang mempersiapkan pernikahannya, Sir."

---

Kay's POV

Dengan gontai, aku meletakkan selembar panjang bon di atas meja. Di belakangku, dua orang pelayanan kafe mengikuti dengan 5 gelas minuman di masing-masing nampan mereka.

"Puas?" tanyaku sarkastik.

Dua pelayan itu bergantian menaruh Caramel Cream Frappuccino, Mango Passion Fruit Frappuccino,  Green Shaken Iced Tea Lemonade, Espresso, Vanilla Rooibos Tea, Caffe Misto, Earl Grey Brewed Tea, Americano, Mocha Cookie Crumble Frappuccino dan Vanilla Latte di atas meja kami.

Ariana dan Valerie bertos ria sambil tertawa, "Terima kasih, birthday girl."

Aku berdecak dan duduk di depan mereka berdua.

Ya, ini memang hari ulang tahunku. Saat aku bangun pagi tadi, Ariana dan Valerie sudah berada di dalam kamarku dan memberiku kejutan. Untungnya, Gwen dan bibiku sedang menghadiri pesta pernikahan temannya di Westminster. Sekarang, mereka menyeretku untuk ditraktir.

Tadi, ketika aku mengecek ponselku, tanpa diduga aku menerima banyak sekali ucapan selamat ulang tahun di setiap sosial mediaku. Tidak heran, ternyata Harry menandaiku di fotonya di Instagram, sedangkan Niall me-mention-ku di Twitternya. Tapi, aku hanya mendapatkan ucapan selamat ulang tahun dari Louis dan Liam saja secara pribadi, yang aku lebih suka. Daripada disebar di sosial media, aku lebih suka harapan mereka untukku hanya dibagi kepadaku saja. Mungkin, lebih tulus?

Annoying GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang