Author's POV
Melihat Kay yang duduk termenung tegang di ruang tamu dengan memegang selembar kertas, Louis pun bingung. Saat Louis duduk di sebelah pacarnya itu, dengan cepat Kay langsung menutup dan menyembunyikan kertas itu dibelakang tubuhnya. Aneh.
"Itu apa Kay?" tanya Louis. Kay mendongak menatap Louis sebentar dan menggeleng. Ia menyelipkan poninya kebelakang telinganya lalu menyalakan TV.
"Hm.. Itu jadwal acara televisi yang akan kutonton. Ya, benar."
Ragu, Louis bertanya lagi, "Boleh aku lihat?"
Kontan Kay menggeleng. "Tidak terima kasih."
Louis menggidikan bahunya dan bersandar di punggung sofa mencoba untuk tidak memikirkannya. Tiba-tiba satu tangan memegang tangannya.
"Lou.."
"Kau kenapa sih Kay? Seperti ketakutan begitu?" ujar Louis sambil mengusap rambut Kay. Kay menggeleng.
"Ini pukul berapa?" tanyanya. Louis melirik ke jam yang ada di tangannya lalu menyodorkannya ke Kay.
"Pukul 8 pagi. Kenapa?"
Dari dua hari yang lalu, Kay memang menginap di basecamp One Direction karena rumah Gwen sedang dalam proses renovasi. Dan tentu saja disambut baik oleh the boys, terutama Louis yang senang.
"Hari ini kau sibuk?"
Louis menggeleng, "tidak, sayang. Hari ini day off."
Kay mengangguk, tersenyum lemah, "aku mau bersamamu seharian ini.. Berdua saja."
Louis memandang Kay dengan gembira dan mencium kening Kay, "of course! Ayo kita memulai hari bahagia ini!"
Kay tersenyum simpul sedangkan Louis meloncat dan berjalan cepat pergi ke kamarnya. Ayo kita memulai hari terakhir ada kata 'kita' diantara kita berdua, Louis. batin Kay.
*
*
*
*
*
"Sayang, daritadi kuperhatikan ada beban padamu ya? Kau terlihat tidak senang dan mengeluarkan fake smiles dari tadi pagi." tegur Louis sambil menatap Kay yang langsung mengelak.
"Hanya perasaanmu, Lou. Aku senang, tau. Aku hanya terharu mengingat statusku sekarang." dusta Kay. Ia berbohong. Sebab memang daritadi ia tidak konsentrasi sama sekali dengan permainan yang ia mainkan dengan Louis. Ia memikirkan surat itu, yang membuatnya ingin melindungi Louis. "Mau naik apa lagi?"
"Ini sudah pukul 5 sore, bagaimana kalau ke taman?"
"Dexter' Park saja yang paling dekat sini?" usul Kay disertai anggukan setuju dari Louis.
Mereka berjalan berdua berdampingan melalui jalan kecil penghubung taman bermain dan Dexter' Park. Louis mencoba menghibur Kay yang menurutnya sedang muram dengan lelucon-lelucon yang ia punya. Pada akhirnya, walaupun tidak lucu sama sekali menurut Kay, ia memberikan fake laughnya agar Louis berhenti bicara dan membuat pikiran di kepalanya makin berputar hebat.
Kays POV
Kurasa ini keputusan yang terbaik menurutku. Aku tidak bisa mempertahankan hubunganku dengan Louis tidak lama lagi. Demi kebaikan dan nyawa orang yang aku cintai ini.
Dear the fuck Louis' girl,
Dengarkan aku. Aku memerintahmu untuk mengakhiri hubunganmu dengan Louis, atau kalau kau tidak mau jangan harap kau bisa melihatnya lebih lama lagi. Aku mencintai Louis lebih darimu, aku mencintainya jauh sebelum kau mengenalnya. Aku tidak main-main. Aku sudah menyiapkan pembunuh bayaran profesional yang siap diperintah kapan saja. Kuperingatkan sekali lagi. Akhiri hubunganmu dengan Louis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Guy
Fiksi PenggemarApakah bertemu dengannya adalah kebetulan? Atau takdir? Benarkah Kylie Schlamer bertemu dengan Zayn Malik karena kebetulan? Tetapi, apakah itu menutup kemungkinan bahwa mereka sebenarnya ditakdirkan? So, a coincidence or a destiny? Is there really...