-skip-
Harry's POV
"Kau tau, Kay? Sungguh, ini hari terbaik dalam hidupku. Berjalan-jalan bersamamu, kejutan dari fans, pesta yang kalian buat, itu sangat mengesankan. Dan sekarang, aku berada disini bersamamu di tengah malam."
"Ya, aku tau. Kau berhak mendapatkannya karena ini hari ulang tahunmu."
"Begitukah?"
"Tentu saja. Sekarang buat satu permintaan dan aku akan mengabulkannya apapun permintaanmu. Yah, kecuali jika berhubungan dengan aku, aku akan memikirkannya."
Aku mengangguk mendengar pernyataan Kay. Jadi... Apakah ini saat yang tepat untuk menyatakan perasaanku padanya? Tidak ada the boys, fans, teman, ataupun media. Hanya aku dan Kay, berdua menikmati indahnya malam menuju hari esok.
Yah, akan kucoba.
"Oke, sekarang tutup matamu." pintaku diikuti dengan Kay yang menurut. Tetapi, kenapa ia juga menutup mulutnya?
"Hey, aku hanya memintamu untuk menutup mata, bukan mulutmu."
"Aku sedang tidak ingin dicium."
"Kau terlalu percaya diri, Kay."
"Bukan percaya diri. Aku berpengalaman." gelak Kay. Suaranya yang menemaniku sepanjang hari ini tetap saja membuat rindu jika aku melepasnya sekarang.
"Ok, kau menang." dengusku. "Nah, permintaanku adalah.. akumaukaujadipacarku, ya?"
"Sorry, repeat. Jangan terlalu cepat Harry, aku tidak bisa menangkap apa yang kau bicarakan."
Uh, ayo Harry Styles. Buang rasa gugup dalam dirimu dan katakanlah dengan tegas pada perempuan di depanku ini. Dimana sifat menggodamu? Kenapa kau takut? Anggap Kay adalah pohon, dan bicaralah kepada pohon.
"A-aku mau, kau jadi p-pacarku." aku menarik tangan Kay dan mengusapnya lembut. Bisa kurasakan kehangatan tangan Kay yang selalu kurasakan jika ia sedang memelukku.
Kulihat Kay telihat agak kaget dan langsung melepas tangannya kikuk, "aku tidak bisa, Harry."
"Kay, beri aku satu kesempatan untuk membuatmu bahagia karena aku. Beri aku kesempatan untuk mengisi hari-harimu dengan senyuman di wajahmu. Berikan aku kesempatan untuk mencintaimu dan mendapat cinta darimu. Berikan aku kesempatan untuk menjagaku dari siapapun. Beri aku kesempatan untuk menjadikanmu menjadi milikku. Kumohon, aku berjanji akan memberikan yang terbaik dalam diriku untukmu, aku tidak akan pernah menyakitimu. Aku akan selalu mempercayaimu dan tidak akan memutuskan kepercayaanmu padaku. Waktuku akan ada bersamamu setiap kau butuh, aku akan memberikan semuanya kepadamu. Kau memberi kesempatan pada Louis, tetapi tidak mau memberi kesempatan untuk aku?" aku menarik tubuh Kay ke dalam pelukanku, mengusap rambutnya mencoba meyakini bahwa aku layak untuknya dan ia juga layak untukku. Aku tidak mau kalau harus kehilangan kesempatan ini, aku sangat mencintai gadis dalam dekapanku ini.
"Harry, dengarkan aku." balas Kay pelan. "Aku tau kau mencintaiku dan akupun mencintaimu juga sebagai sahabatku. Kata orang, cinta tidak bisa dipaksakan dan aku sangat setuju akan itu. Percayalah, tanpa kau menjadi pacarku kau masih tetap bisa menjagaku. Dan bukankah itu lebih baik? Aku tidak mau kehilangan sahabat yang kuanggap orang yang penting di hidupku ketika suatu saat hubungan kita berakhir. Aku tidak mau itu terjadi karena aku mencintaimu juga, Harry. Tentang Louis itu beda, aku mencintainya lebih dari sahabat, dulu. Dan hal itu tidak kurasakan di dalammu. Cintaku sudah ada yang mengambilnya." ia mengecilkan suaranya di akhir kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Guy
FanfictionApakah bertemu dengannya adalah kebetulan? Atau takdir? Benarkah Kylie Schlamer bertemu dengan Zayn Malik karena kebetulan? Tetapi, apakah itu menutup kemungkinan bahwa mereka sebenarnya ditakdirkan? So, a coincidence or a destiny? Is there really...