Harry's POV
"Zayn!" aku mendobrak pintu kamarnya dengan emosi memuncak. Kulihat Zayn sedang menunduk dan mematung di atas tempat tidurnya sampai aku datang.
"H-"
"Kau membuat Kay menangis! A—"
"Aku bisa jelaskan!" potong Zayn. Kurasa ia juga terpukul karena Kay, tetapi ia penyebabnya! Kalau ia mau mendengarkan Kay tidak akan seperti ini jadinya.
"Ia memintaku untuk mendengar penjelasan bohongnya! Dan aku tidak mau, apa itu salah? Aku tidak tau Kay akan seperti itu!"
"Ya, kau sangat salah!" tiba-tiba Louis muncul dengan wajah memerah. Ia pasti merasakan apa yang aku rasakan.
"A-aku tidak—"
"Kau salah! Semua yang akan dijelaskan Kay itu benar!" sergah Louis marah sambil menarik kerah baju Zayn. "Zayn, kau lebih mempercayai perkataan orang yang baru kau kenal dibanding orang dekatmu? Good! Aku tidak menyangka!"
Louis menunjuk-nunjuk wajah Zayn frustasi. Aku diam di tempat dan mengepalkan tanganku menunggu penjelasan Louis.
"Gwen dan Barbara. Kau tau siapa mereka? Gwen adalah sepupu Kay yang juga directioners, ia tidak suka dengan Kay! Barbara teman satu universitas Kay yang sangat membenci Kay karena mengetahui Kay dekat dengan kita! Dan kau meragukan Kay, orang yang sudah jelas dekat denganmu dan kau kenal baik? Kau hebat! Rasakan ini!"
Louis memukul pipi Zayn hingga Zayn agak terpelanting ke belakang. Aku tidak tau harus berbuat apa tetapi Zayn deserves it! Aku mungkin akan melakukan itu juga.
"Lou, stop Lou!" Liam memegang tangan Louis untuk mencegahnya memukul Zayn lagi. Niall berdiri di sebelahku memegang tanganku. Memeluknya lebih tepatnya.
"Li, dia membuat Kay—"
"Ya, aku tau! Tapi ia sahabatmu, sahabat kita." ujar Liam cepat. Louis mengatur nafasnya agar stabil dengan tangan masih di pegang Liam.
"Kau puas Zayn?" tanya Louis dingin lalu melepas paksa tangan Liam dan pergi keluar. Entahlah.
Kulihat Niall membantu Zayn yang ternyata sedikit berdarah diujung bibirnya. Aku kasihan, tapi..
Ah, sudahlah. Ia sahabatku, jadi aku wajib menolongnya.
Aku membantu Zayn berdiri lagi , walaupun masih agak marah.
"A-aku.."
"Kau menyesal? Sudah terlambat. Ia bilang apa saja padamu?" potong Liam cepat.
Kami bertiga menatap Zayn sekarang.
"Ia bilang ia tidak akan kesini lagi dan ia mengundurkan diri. Ia marah padaku. Aku tau. Coba saja aku mau mendengar penjelasannya." ujarnya pelan membuatku menegang.
Kay. Tidak. Akan. Kesini. Lagi.
Aku langsung lari keluar, turun, keluar rumah dan langsung menuju mobil. Ke rumah Kay. Ia perlu dibenarkan, agar ia menarik kata-katanya lagi.
***
"Kay.." aku mengetuk pintu rumah Kay yang aku cari tau dari Niall beberapa minggu yang lalu. Maksudku rumah bibinya. Rumah Gwen.
Tiba-tiba seseorang membukakan pintu, "Siapa ya?"
Seorang wanita yang berumur kepala 4 yang membukakam pintu.
"Aku teman Kay, boleh aku masuk?"
Wanita itu mengerutkan keningnya, "Sepertinya aku pernah melihatmu dimana ya."
"Ada apa sih, Mo— HARRY!"
Tiba-tiba seorang gadis pirang muncul dari balik pintu dan langsung shock saat melihatku. Taruhan ini yang namanya Gwen. Wajahnya menyebalkan, sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Guy
FanfictionApakah bertemu dengannya adalah kebetulan? Atau takdir? Benarkah Kylie Schlamer bertemu dengan Zayn Malik karena kebetulan? Tetapi, apakah itu menutup kemungkinan bahwa mereka sebenarnya ditakdirkan? So, a coincidence or a destiny? Is there really...