Liam's POV
Sekarang, perempuan menggelikan ini sedang duduk dengan senyum yang dibuat manis— yang malah menjadi menggelikan, di depanku. Kakinya ia silangkan, dan sejak tadi, ia tidak henti-hentinya memandangku.
Dulu memang ia manis. Dulu. Sebelum aku benar-benar mengenal dia. Namun, setelah mengetahui seluruhnya tentang dia, aku benar-benar muak. Bahkan, aku tidak sudi mengakui bahwa ia pernah menjadi perempuan yang kukejar setengah mati.
"Aku tidak perlu menjelaskan apa hubungan kita saat ini kan, babe?" Ia berhasil memulai pembicaraan dengan sangat menjijikan sehingga membuatku tidak berniat untuk menatapnya.
"Ketika ini berakhir, ini berakhir. Jangan ganggu aku lagi," ucapku cepat dan menusuk. Tetapi, bukannya menanggapi dengan serius, ia terkekeh.
"Kau pasti ingat bahwa dulu kau tergila-gila padaku. Memang aku menolakmu dulu, karena kau sangat jelek dan nerd. Tapi, lihatlah. Kau keren sekarang. Aku mencintaimu," balasnya, membuatku ingin meninju wajahnya sekarang juga. Nyatanya, aku sudah melakukannya di dalam dipikiranku.
Aku tidak membalas. Aku terlalu jijik.
Ia melanjutkan, "Kau masih mencintaiku. Kita sudah diatur untuk menjadi milik satu sama lain."
Muak mendengar omong kosongnya, aku bangkit dan meninggalkannya. Segera aku kembali ke kamar untuk menjemput Clara yang tadi kutinggalkan di sana sebelum bertemu dengan Sophia Smith.
Ketika aku kembali, semuanya kecuali Zayn dan Clara— yang sedang bermain di roof top, sedang mengitari laptopku yang dulu diberi Danielle sebagai hadiah ulang tahunku.
Niall menyadariku yang baru masuk, "Ini Kay. Sejak tadi ia menunggumu."
"Liam sudah di sana?" Bisa kudengar suaranya memastikan. "Li?"
"Ya?"
"Biarkan aku bicara berdua denganmu," ucapnya. Pun aku membawa laptopku ke dalam kamar dan meninggalkan yang lainnya di ruang tamu.
"Ada apa, Kay?"
"Mereka sudah menceritakan semua tentang perjodohan kalian. Dan aku sungguh minta maaf kau dipasangkan dengan Sophia Smith, Li."
Aku mengerutkan kening, "Kau mengenalnya?"
"Saat aku SMA, ia adalah kakak kelasku yang amat terkenal karena tingkah buruknya. Yah, seperti sering berciuman dengan setiap pria dikelasnya saat guru mengajar, sampai ia sudah sering ditiduri banyak pria. Bahkan, ada isu yang mengatakan ia ditiduri 8 pria sekaligus. Dulu kami di Jerman. Jadi kau harus berhati-hati, ya? Taruhan ia akan memoroti uangmu terus."
Wah. Aku memang sudah harus sangat berhati-hati.
"Jangan khawatir, aku juga tidak sudi jika harus terus bersama dengannya. Aku akan menjaga dompetku darinya." balasku.
"Baguslah kau mengerti."
"Lalu... tentang Zayn...," lanjutku. Aku agak penasarsn dengan kasus mereka tadi malam. Karena, jika itu benar-benar terjadi, Kay pasti akan dobel tersakiti karena akan ditipu oleh Louis. Walaupun ia tahu tentang perjodohan, ia tidak akan tahu bahwa Louis dipasangkan dengannya.
"Tolong jangan bahas tentang itu, Li. Jika kau tanya Niall apa kebenarannya, pasti kau akan tertawa," balas Kay. Ia terkekeh. "Aku akan menutup teleponnya. Have fun there, Liam!"
Setelah mengucapkan terima kasih, aku menutup laptop dan mencoba keluar dari aplikasi Skype. Kemudian, aku tertidur.
Zayn's POV
Aku kembali lagi berada di taman bersama Clara. Anak itu adalah seorang Directioner yang dibawa Sophia Smith ke sini. Ia sangat ceria, sampai-sampai membuatku agak ceria juga.
Aku membawa serta buku harian Kay. Sebenarnya, itu tujuanku ke sini. Mempersempit jarak antara aku dan dia dalam pikiranku, melalui tulisannya di buku ini.
Thursday, April 12th 2011
Melihatnya bercanda bersama perempuan lain saja menyakitkan. Hanya melihat. Belum mendengar apa yang mereka bicarakan.
Dan mengetahui bahwa Sam suka kepada gadis itu membuatku mati. I am dead. And broken.
Yah, aku tau memang belum pasti Sam menyukai Ariana, tetapi, caranya memandang dan memperlakukan Ariana beda sekali.
Menyedihkan.
Bye,
Kylie S.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Guy
FanfictionApakah bertemu dengannya adalah kebetulan? Atau takdir? Benarkah Kylie Schlamer bertemu dengan Zayn Malik karena kebetulan? Tetapi, apakah itu menutup kemungkinan bahwa mereka sebenarnya ditakdirkan? So, a coincidence or a destiny? Is there really...