Keysa membawa umpukan buku di dekapannya, dia sudah kena denda 4 hari di perputakaan karena buku-buku ini yang tidak dia kembalikan pada waktunya. Alasannya karea terlalu berat, tapi akhirnya Keysa kembalikan hari ini sebelum dendanya yang berat.
Bruakk, Keysa menabrak pot bunga besar yang ada di pojokan lorong. Dibanding kesakitan, Keysa lebih malas memungut buku-bukunya itu. Saat mengambil 5 buku itu, tiba-tiba seseorang memungut salah satunya.
Keysa terkejut saat melihat Naura menyodorkan salah satu buku itu, "Makasih," ucap Keysa dengan senyum kecilnya.
"Perlu gue bantu bawa?"
"Gak usah Ra," tolak Keysa yang kembali memeluk buku-buku itu dan brakkk, salah satunya terjadi lagi. Dan tanpa di minta, Naura memungut buku itu dan mengambil satu buku lagi dari pegangan Keysa.
"Ke perpus kan? Sekalian gue mau kesana." ucap Naura yang tak bisa Keysa sangkal lagi, entah benar atau tidak tapi sungguh terlihat canggung ketika mereka berdua bersama.
"Key, soal cupcake Lo." celetuk Naura tiba-tiba.
"Gak perlu di bahas lagi," sahut Keysa dengan senyum canggungnya.
Naura tersenyum "Enak, gue suka." ucapnya, sampai akhirnya mereka sampai di perpustakaan. Setelah mengurus denda, Keysa menata kembali buku-buku itu di tempatnya semula. Sembari menatanya, Keysa diam-diam meperhatikan Naura yang sedang ngobrol dengan petugas perpus. Sepertinya dia ada urusan penting, karena secara Naura masih menyandang wakil ketua OSIS yang kemungkinan masih banyak hal yang harus dia kerjakan sebelum lepas jabatan.
Entah kenapa, melihat Naura sekarang membuat kepercayaan diri Keysa jatuh. Dia bisa merasakan perbedaannya, perbedaan antara dirinya dan Naura. Banyak yang bisa di banggakan dari perempuan itu, sedangkan Keysa? Bahkan Ananta pernah memintanya untuk tidak melakukan hal bodoh, mungkin memang sebodoh itu dirinya. Tidak ada yang bisa diandalkan dari Keysa.
..
"Keysa?"
"Iya ma?"
"Ikut mama yuk!"
"Kemana?"
"Ke budhe Rere, mama mau beli beberapa bunga buat di teras samping."
"Beli mawar putih juga, boleh?"
Sore ini cuaca cukup hangat, langit yang jingga itu membawa ketenangan di kota Jakarta. Sudah hampir jam 5 lewat, Keysa dan mamanya berangkat pergi ke toko bunga langganan mereka. Tak begitu jauh dari komplek rumahnya, sekitar 10 menit mereka sampai.
"Key, kamu pilih-pilih dulu aja mawarnya. Mama mau lihat di belakang dulu sama budhe Rere."
"Iya ma."
Keysa senang, melihat bunga-bunga ini seakan meng-healing pikirannya. Dia sdah memilih beberpa tangkai mawar bahkan beberapa pot bunga yang warnanya senada, perhatiannya teralihkan pada kaktus-kaktus kecil di samping toko. Karena bentuknya mini dan lumayan lucu, Keysa berencana membelinya juga untuk diletakkan di meja belajarnya.
Tapi tiba-tiba Keysa mendengar suara yang tak asing, Keysa mencoba melihat dari sela-sela pot mini kaktus-kaktus itu. Dan seketika tatapannya terkunci pada satu perempuan yang sedang melihat bunga anggrek di dampingi budhe Rere, perempuan itu adalah Naura.
Lebih terkejutnya lagi, Naura tidak sendiri, Keysa melihat Ananta berdiri di belakangnya. Keysa terdiam, bahkan rasanya detak jantungnya ikut menghening.
Naura terlihat cantik dengan dress selutut berwarna biru nila, dan Anant terlihat begitu tampan seperti biasanya. Apalagi dengan kemeja kotak-kotak berwarna cokelat susu dengan kancing terbuka yang memperlihatkan kaos oblong hitam di dalamnya.
Mereka serasi.
Menyakitkan untuk melihat mereka sekarang, seakan-akan semua tempat sama saja. Seolah semesta memang berencana membantu perasaan Keysa terbnuh berkali-kali, seolah memang Tuhan menegurkan kalau bukan dia, bukan dirinya yang pantas di samping Ananta.
Keysa melipir dari toko, dia berusaha untuk tidak ketahuan. Tapi sayangnya, Naura melihatnya.
"Keysa?"
"Ra."
"Kebetulan banget, lagi cari bunga apa?"
"Liat-liat aja," jawab Keysa dengan canggung, dia melihat tatapan Ananta yang sekarang mengintimidasinya. Mungkin saja Ananta mengira Keysa membuntutinya, sebelum itu terjadi Keysapun menghampiri budhe Rere, tapi Naura malah bicara padanya.
"Key, mau liat bunga bareng kita gak?"
"Gak usah Ra, gue udah selesai kok." tolak Keysa sambil melihat tatapan datar Anant itu.
Naura mengangguk sambil tersenyum, Keysa mengalihkan pandangannya ke udhe Rere.
"Budhe, mama udah selesai?"
"Masih di belakang, kamu susul aja."
"Nggak usah deh budhe, Keysa ke toserba aja sebentar. Nnanti kalau mama nyariin, suruh telfon aja."
"Oh iya."
Keysa pergi, dia melewati Ananta dan Naura dengan senyuman tipis yang getir. Dalam langkhanya itu dia teguhkan hatinya, di tegarkan kakinya untuk segera menjauh dari tempat itu. Tetu sakit melihat mereka bersama, yang sialnya sangat terlihat pantas.
"Aku gak tau definisi layak seperti apa yang kamu nilai untuk bisa menjadi pilihanmu Nant. Tapi hari ini aku sadar, pada dasarnya aku emang gak pernah layak.."
...
Haloo, jangan lupa berikan votenya untuk part ni ya..
kira-kira kalau jadi Keysa kalian bakal gimana?
Buat kelanjutannya, yukkk baca lagi. Dan jangan lupa buat follow akun wattpad duniajingga26 duniajingga26 dan janga lupa follow ignya juga di duniajingga26, sama kok usernamenya :) bye byeeee
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTA
Teen FictionMungkin akan terbaca membosankan karena aku selalu mengatakan aku mencintainya, tapi memang tak pernah ada rencana di bab manapun untuk mengakhiri perasaan itu. Bab yang isinya penuh dengan dia, tentang bagaimana aku yang selalu menatap punggungnya...