Keysa menata beberapa buku yang baru saja dia kembalikan setelah meminjamnya beberapa hari dari perpustakaan sekolahnya, sebelum ke kelasnya pagi ini dia sempatkan untuk mengembalikan buku-buku itu.
"Ananta," tiba-tiba terdengar suara yang tak asing menyebut nama yang pernah terbesit di setiap doanya, refleks Keysaenoleh ke arah sumber suara itu.
Nampak beberapa meter dari tempat Keysa berdiri sekarang terlihat Naura yang sedang mendekati Ananta yang duduk di ujung ruangan, Keysa mengalihkan pandangannya segera saat Ananta tiba-tiba melihat ke arahnya. Dengan perasaan yang tak mau lagi terlibat diantara keduanya, Keysa segera turun dari tangga bantu dan melangkahkan kakinya keluar dari perpustakaan ini. Sepertinya Naura sudah kembali dari masa hukumannya.
Melihat kehadiran Naura, Ananta hanya memasang wajah datarnya tanpa mengatakan apapun.
"Ada yang mau gue jelasin ke Lo." ucapnya.
"Gak ada yang perlu Lo jelasin ke gue."
"Anant ," Naura memegang lengan Ananta sambil duduk di sampingnya.
"Gue tau gue salah tapi gue lakuin itu karena Lo."
Ananta kali ini menatap Naura dengan tatapan dinginnya, "karena gue? Gue gak butuh."
"Anant," Naura merengek lagi sambil memegangi lengan Ananta seakan menahan Anant yang ingin berdiri.
"Apa salah kalo gue lakuin ini karena gue suka sama Lo, dan gue gak suka Keysa terus-terusan deketin Lo."
"Cara Lo salah, gue gak nyangka orang seperti Lo lakuin hal bodoh seperti itu," ucap Ananta yang tanpa mereka berdua sadari Bu perpus memperhatikan dari meja kerjanya.
"Karena selama ini Lo baik sama gue, Lo yang bikin gue berharap lebih sama Lo, dan gue gak mau orang lain juga bisa Deket sama Lo Nant!"
"Gue harap setelah ini Lo gak salah paham, karena gak ada arti lebih dari sikap gue ke lo. Lo pahami itu."
"Ananta!"
"Naura, Ananta! Kalau kalian ingin bertengkar, tolong keluar dari ruangan ini!" Ibu perpus pun angkat bicara saat Naura meninggikan suaranya.
"Jangan ikuti gue, lebih baik Lo minta maaf sama Keysa," ucap Ananta sebelum akhirnya meninggalkan Naura yang masih terbakar dengan sakit hati dan marahnya atas sikap Ananta, bahkan setelah mendengar nama Keysa disebut, rasa kesalnya menguasai kepalanya.
Keysa yang tadi melihat Ananta dan Naura segera menuju kelasnya, keadaan sekolah pagi ini tenang, belum terlalu ramai karena masih cukup pagi. Sesampainya di kelas, Keysa belum melihat Shinta dan Ulfa datang, hanya ada dua teman kelasnya.
Keysa duduk dan membuka tasnya, dia keluarkan beberapa buku untuk dimasukkan di loker meja. Tapi tiba-tiba ekspresi Keysa sedikit berubah, dia meraba-raba isi loker mejanya. Ada suatu benda yang dia pegang, saat di lihatnya ternyata sebuah susu kotak Cokelat dari loker mejanya. Keysa mengernyitkan dahinya bingung, kenapa ada minuman itu di sana. Perasaan kemarin dia beli susu cokelat langsung dia habiskan, apa mungkin dia lupa?
Oh mungkin dari Roy....
"Masih pagi udah njajan aja lo," celetuk Shinta saat memasuki ruang kelasnya, dia menyadari susu cokelat yang sudah habis di atas meja Keysa.
Keysa hanya tersenyum menanggapi itu, tiba-tiba saja Ulfa datang dengan kehebohannya.
"Naura udah masuk?" Tanyanya di samping Keysa sambil sedikit berbisik, Keysa mengangguk mengiyakan nya.
"Lo udah ketemu dia?" Tanyanya lagi dan Keysa juga mengangguk lagi.
"Dia udah minta maaf sama Lo?"
Kali ini Keysa menggeleng, "gue gak ngarepin permintaan maaf dia."
"Nyettt!" Tiba-tiba Roy masuk ke kelasnya.
"Naura masuk hari ini, Lo udah tau?"
"Hm," Keysa mengangguk lagi.
"Jangan berurusan sama orang seperti dia lagi, kalau ada apa-apa kasih tau gue."
"Iyyyaa udah berapa kali Lo bilang gini dari kemaren."
"Ekheemmm," Ulfa mengkode memutus kemanisan diantara Roy dan Keysa.
"Ya udah gue balik ke kelas, ntar pulang sekolah bareng gue mau?"
"Oke."
Roy tersenyum dan mulai berbalik badan, mata Keysa kembali tertuju pada kotak susu cokelat di depannya.
"Ehhh Royy!" Cowok yang terpanggil pun menoleh lagi ke arah Keysa, dia berhenti di tengah pintu.
"Lo yang taruh ini di loker meja gue?" Tanya Keysa sambil mengangkat susu kotak itu, tapi ekspresi Roy malah terlihat bingung.
"Bukan."
Mendengar jawaban Roy, Keysa ikutan bingung menatap minuman itu.
"Terus siapa dong? Udah gue habisin lagi."
"Ihh Lo mah ceroboh banget, gimana kalau ada racunnya?" Roy mendekat lagi sambil mengomel.
"Ngapain orang ngeracuni gue, gue gak sepenting itu." Sahut Keysa sambil tertawa kecil.
Roy meraih susu kotak itu dengan tatapannya yang berpikir.
"Boni kali," celetuk Ulfa.
"Gue Dateng di gerbang tadi lihat Boni, keknya gakmungkin, kalo dia," ucap Shinta yang memang datang setelah Keysa menghabiskan susu itu.
"Lain kali jangan langsung di minum," omel Roy lagi yang sambil menyentil jidat Keysa, kemudian dia langsung keluar membawa minuman itu.
Roy menuju kelasnya di lantai dua, tapi tanpa sengaja dan kebetulan sekali dia berpas-pasan dengan Ananta. Awalnya Ananta hanya menatap sekolah ke arah Roy dan langsung pergi begitu saja, tapi suara berat Roy yang memanggilnya membuat dia berhenti.
"Nant."
Ananta berbalik sedikit mendongak ke atas karena Roy ada di anak tangga di atasnya dia berdiri, terlihat Roy mengangkat kotak susu cokelat yang dia ambil dari Keysa tadi.
Roy tak bicara hanya menunjukkan minuman itu, Ananta juga hanya memasang wajah datar yang tak tertebak.
"Ini dari Lo kan?" Akhirnya Roy bertanya melihat sikap dingin Ananta.
"Buat apa gue kasih Lo hal seperti itu." Sahut Ananta dengan nada datar sambil melangkah pergi membiarkan Roy mengernyitkan keningnya.
"Idih, kulkas kepedean Lo!!"
...
Lanjut???? Jangan lupa kasih vote bintangnya ya man teman. Salam hangat dari Ananta :)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTA
Teen FictionMungkin akan terbaca membosankan karena aku selalu mengatakan aku mencintainya, tapi memang tak pernah ada rencana di bab manapun untuk mengakhiri perasaan itu. Bab yang isinya penuh dengan dia, tentang bagaimana aku yang selalu menatap punggungnya...