Pada Akhirnya Semua Terluka

2K 131 16
                                    

"Kita saling egois mengatakan cinta, sampai kita lupa kita yang terluka juga turut melukai."

...

"Jadi Roy ngungkapin perasaannya ke lo?!" wajah terkejut Shinta membuat lapisan masker organik di wajahnya sedikit meretak, Keysa mengangguk sambil memangku boneka sapinya.

Malam ini setelah diomelin Roy, tentu Shinta juga ikut ngomel. Tapi setelah mandi dan mengganti bajunya, Keysa mulai menceritakan semuanya pada Shinta.

"Baru kali ini Roy bicara sebeda itu."

"Dari awal gue juga udah gak yakin sih sama hubungan pertemanan kalian, antara cowok dan cewek itu sulit bersahabat tanpa rasa Key. Pasti salah satunya ada yang menganggap lebih." ucap Shinta.

Keya diam, dia jadi banyak diam dan merenung sana-sini.

"Terus jawaban lo apa?"

"Gue gak jawab apapun, Roy sendiri juga bilang katanya gue gak perlu jawab karena dia tahu siapa yang gue suka."

"Gue jadi kasian sama Roy," sahut Shinta yang membuat Keysa lagsung menatapnya.

"Gue jadi ngerasa aneh, bakal canggung banget kalau besok gue ketemu Roy."

"Kalian perlu ngobrol lagi sih menurut gue."

"Gue bingung mau bilang maaf apa makasih, gue harus apa cobak?"

"Harusnya dari kejadian ini lo bisa menilai, mana yang bener-bener peduli sama lo, sama yang enggak."

"Ya, pedulinya Roy memang melebihi siapapun. Tapi-"

"Perasaan cinta lo, tetep buat Anant. Gitu?"

"Shin lo taulah, gue sayang bangett..."

"Roy juga sayang banget sama lo."

"Kok lo memihak Roy sih?"

"Bukan gitu Key, mau diterawang dari sisi manapun. Kepastian lo ada di Roy, dia bisa menjamin kalau lo bakal dicintai dengan tulus. Gak berharap kosong lagi."

"Tapi apa itu bisa jamin gue bahagia juga? Memaksa dengan yang tulus ada, bukannya itu jahat? Sama aja gue gunain ketulusan orang lain buat melupakan seseorang kan?"

"Kalau Roy orangnya, dia akan selalu bersedia. Lo cuma butuh belajar mencintai yang pasti, dan cukup berhenti ngarepin yang gak pasti buat lo."

Keysa menghela napasnya, dia tidak bisa bicara lagi karena perkataan Shinta ada benarnya, dan memang benar. Tapi rasanya ada seperti ada tusukan dalam di hati Keysa kalau dia harus benar-benar berhenti dengan perasaannya untuk Ananta.

...

Siang bolong, udara panas dibarengi angin sepoi-sepoi. Dua orang tinggi berdiri di atas rooftop sekolah di jam istirahat, tatapan mereka tajam saling menusuk.

"Langsung aja ke intinya," ucap Ananta yang sekarang sudah berdiri di depan Roy.

"Keysa ke rumah lo semalem?"

Ananta tak menjawab, dia cuma tersenyum miring sekilas. Lalu berbalik badan, seolah ingin pergi dari hadapan Roy.

"Lo cuma nyusahin dia! Gue kasih tau sama lo, jauhi Keysa " Timpal Roy lagi yang kali ii menghentikan langkah Ananta. Dia berbalik dan menatap Roy, helaian rambutnya tersapu angin pelan.

ANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang