Masih Ingin Di Belakangnya

1.4K 93 2
                                    


Keysa mengeluarkan beberapa buku dari tasnya, memasukkannya ke dalam loker meja. Dimana tidak ada lagi kotak susu cokelat, kalau dipikir-pikir Ananta ternyata aneh juga.

Keysa melihat papan Mading kelas, Minggu depan jadwa ujian di mulai. Hari perpisahan itu akan semakin dekat, dan entah akan bagaimana akhirnya. Dia sedikit menyesal jika perasaannya berakhir begitu saja, dengan semua kejadian yang tidak menyenangkan itu. Tapi satu yang tidak pernah Keysa sesali, yaitu mencintai Ananta.

"Keyy?" Shinta datang dan biasanya Ulfa akan telat.

"Jadi ke perpustakaan kan?" Tanya Shinta sambil meletakkan tasnya, Keysa mengangguk dan berdiri untuk bergegas. Keysa memang sudah ada janji dengan Shinta untuk ke perpustakaan meminjam beberapa buku untuk persiapan ujian nanti, seminggu ini dia akan berusaha fokus untuk sekolahnya.

"Anant?" Tiba-tiba saja saat Keysa melangkahkan kakinya keluar dari kelasnya, Ananta muncul di depan ambang pintu.

Tanpa mengatakan apapun, Ananta menyodorkan paperbag warna navy ke arah Keysa. Kejamnya, Ananta masih tak mengeluarkan sepatah katapun. Keysa menerima paperbag itu dan hanya bisa melihat Ananta pergi begitu saja, saat di buka ternyata dalamnya berisi kotak makan kemarin. Karena aneh tas itu terasa berat, Keysa membuka kotak makannya. Ada 3 kotak susu cokelat berderet di dalamnya, Shinta yang melihat hal ini tersenyum puas.

"Hmmm, ada aroma aroma manis perasaan nih," ledek Shinta yang tanpa sadar membuat Keysa tersenyum.

"Katanya buat Boni, kok sampeknya ke Anant? Oh iya kemarin kalo gak salah emang ultah dia kan?"

Deg, Keysa tertegun. Benar, 26 Desember.

Keysa lupa.

...

"Bon," suara Keysa membuat Boni mengangkat tundukannya, cowok berkacamata itu sedang tertunduk membaca buku di kelasnya.

Kedatangan Keysa cukup menarik perhatian orang yang ada di kelas tersebut, begitupun Ananta. Boni berdiri dari duduknya, dia menghampiri Keysa di ambang pintu. Setelah ngobrol beberapa saat, Boni masuk dengan sebuah kotak kecil berisikan cupcake. Karena kemarin Roy bilang ke Boni soal cupcake, Keysa jadi gak enak dan memutuskan untuk memberinya hari ini.

Ananta memperhatikan kotak itu cukup lama, Boni terlihat senang dan entah kenapa itu membuat Ananta kesal.

"Keyy, barusan HP Lo bunyi. Ada telfon dari mama lo," ucap Ulfa sesampainya Keysa dikelasnya lagi, Keysa langsung coba menghubungi mamanya kembali.

"Hallo ma? Ada apa, tumben?"

"Key, nanti mama gak bisa jemput ya. Karena lagi di rumah budhe Rere."

"Budhe Rere? Mama beli bunga?"

"Enggak, jadi budhe Rere mau ada arisan gitu. Terus mau persen kue di mama, jadi ini mau ke sana buat ngomongin pesenan itu. Mungkin agak lama."

*Ya udah nanti kalo gak bareng Roy, Key naik bis aja. Tapi kalau Key nyusul mama boleh nggak?"

"Mau cari bunga? Titip mama aja, pasti mama beliin."

"Enggak ma, pengen liat-liat aja."

"Ya udah terserah kamu, hati-hati ya nanti pulangnya yaa."

Tutty, panggilan terhenti. Tak lama bel masuk berbunyi, jam pelajaran terakhir cukup membosankan. Tapi kali ini, Keysa terus memfokuskan otaknya untuk pelajaran.

"Lo beneran lupa soal ultah Anant?" Bisik Shinta di tengah pelajaran, Keysa yang sibuk menyalin materi dari papan tulis pun mengangguk.

"Gue tadi denger di kantin, banyak yang ngucapin ke Anant soal ulang tahunnya. Tapi gue denger-denger, dia udah lama gak ketemu sama ibunya."

"Hmm, dia pernah bilang ibunya pulang ke Jepang karena pekerjaan," sahut Keysa tanpa lepas dari tugasnya.

"Lo udah ucapin ke dia? Bukannya 2 tahun ini Lo selalu antusias tiap di ultah? Kok Lo bisa lupa? Tahun kemarin Lo kasih dia gantungan kunci beruang kutub kan?"

"Tapi gue gak yakin dia terima apa enggak tuh benda, udah gak usah bahas dia dulu, lanjutin tugas Lo."

Bel pulang berbunyi setelah 2 jam pelajaran sejarah, Keysa dan dua sahabatnya keluar area sekolah bersama. Keysa mengehntikan langkahnya setelah melihat layar ponselnya.

"Gue pulang naik bis, kalian duluan aja." Ucap Keysa setelah melihat pesan dari Roy. Sepertinya kali ini dia gak bisa pulang bareng Roy, karena sahabatnya itu sedang menuju sekolahan adiknya. Sepertinya adik Roy berulah lagi.

"Ya udah, gue temenin aja." Ucap Shinta yang rencana awalnya pulang bareng Ulfa naik motor.

"Gak usah, gue mau ke toko bunga soalnya. Lo duluan aja." Tolak Shinta yang akhirnya pulang terlebih dahulu, baru saja Keysa mau melangkahkan kakinya. Tiba-tiba terasa ada yang menarik tasnya dari belakang, saat dia berbalik ternyata Ananta.

"Pulang bareng aku." Ucapnya datar.

"Nant, gak usah aku..." Belum selesai bicara Ananta mendekatkan tatapannya, membuat Keysa terkatup diam seketika.

Ananta memegang lengan Keysa dan membawanya ke area parkiran sekolah, Ananta membuka jok motor ya dan mengeluarkan helm hitam. Dia memasangkan helm itu ke kepala Keysa yang sontak membuat Keysa terkejut, "Nant, biar aku pakek sendiri."

Ananta tak bicara apapun, dia sibuk mamakaian helm itu dan mengaitkan pengunci helm di bawah dagu Keysa. Keysapun hanya diam, dia nikmati degupan demi degupan di rongga jantungnya.

Ananta pun membawa Keysa kelaur sekolah, beberapa orang memperhatikan mereka yang mungkin salah satunya Naura.

Dalam perjalan Keysa hanya diam, hawa dingin seolah membalut perasaannya yang gemetar. Punggung yang biasanya dia lihat dari jarak 5 meter, kini hanya terjarak sejengkal di depannya. Keysa mengeluarkan sebuah gantungan kecil berbentuk cupcake dari saku bajunya, sebenarnya dia tadi berniat untuk memberikan itu ke Ananta. Tapi nyalinya menciut, dan sekarang Keysa berpikir kembali apa harus dia jadi memberikannya sebagai kado kecil ulang tahun Ananta tahun ini.

Keysa baru sadar ternyata Ananta membawanya ke arah toko bunga budhe Rere, bukan ke arah rumahnya.

"Kamu tau aku mau ke budhe Rere?"

"Pegangan," ucap Anant datar, Keysa kembali diam.

Keysa memegang jaket hitam Ananta sedikit, menatap punggung bidang yang selama ini ia kagumi. Ananta memang bukan yang tertampan, bahkan sikap dinginnya menjadi hal terbrengsek bagi beberapa orang, tapi bagi Keysa sikap seperti itu yang memikat perasaannya. Segala hal tentang Ananta cukup sederhana, tapi kelangkaannya membuat dia berbeda. Senyumnya yang langka membuat Keysa ingin menjadi alasan senyum itu muncul lebih sering di depannya, Keysa ingin Ananta yang suka menyendiri selalu merasa tertemani dengan kehadirannya. Keysa ingin tetap berada di dekatnya lebih lama lagi, walaupun hanya sebatas di balik perasaan sepihak ini. Keysa masih ingin tetap berada di belakangnya, menatap punggung itu menanti pelangi walaupun mungkin hujan tidak mau reda. Dia tetap ingin di sana, mencintai Ananta sama seperti sebelumnya.

Tak lama mereka sampai di depan toko bunga, Keysa turun dan mencoba melepas helmnya. Dirasa kesusahan, tangan Ananta langsung reflek membantu membukakan kunci helm milik Keysa. Di saat Ananta sibuk melepaskannya, mata Keysa tertuju dengan gantungan kunci berbentuk beruang kutub yang menggantung di kunci motor Ananta.

Ananta sepeti sadar Keysa memperhatikan gantungan itu, dia tersenyum kecil membuat pandangan Keysa teralihkan ke senyuman langka itu.

"Anant."

"Hm?"

Kunci helm terlepas, masih di atas motornya Ananta menatap mata cantik Keysa yang sedang tersenyum di depannya. Keysa merogoh saku bajunya dan mengeluarkan gantungan kunci berbentuk cupcake tadi, membuat pandangan Ananta tertuju pada benda mungil itu.

"Selamat ulang tahun Nant."

...







Lanjut ke part selanjutnya ya, jangan lupa tekan tombol bintangnya. Terimakasiii



ANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang