"Aku menyukai kaktus yang penuh duri itu, seperti aku menyukai cerita yang penuh luka ini."
"Maa...Mama?" Panggil Keysa pelan membangunkan mamanya yang tertidur di sofa depan ruangan Tv.
Perempuan paruh baya itu terbangun dengan senyuman kecil ketika melihat Keysa jongkok di depannya, "mama ketiduran," ucapnya.
"Mama semalem ada jadwal OP lagi?" tanya Keysa sambil memberikan segelas teh hangat, mamanya mengangguk kemudian meminum teh itu.
"Mama istirahat di kamar gih, Keysa mau keluar sebentar."
"Kemana?"
"Mau ke Budhe Rere, Ma."
"Sama Roy?"
Keysa mengangguk sambil tersenyum, "mama mau dibeliin bunga apa? Mawar putih lagi?"
Mamanya menggeleng, "Mama mau nitip semangka aja tolong kamu kasih ke Tante Ike ya, ada di kulkas. Kemarin katanya Tante Ike tensinya naik lagi."
"Siapppp." Ucap Keysa ceria sambil berjalan ke arah kulkas.
Keysa membuka kulkas yang penuh dengan dekorasi foto di pintunya, ada foto masa bayinya bersama Papa dan Mamanya. Mama Keysa adalah seorang dokter bedah di salah satu Rumah Sakit di kota ini, sering pulang malam, bahkan kadang pulang pagi atau tidak pulang. Sedangkan Papa Keysa adalah seorang petugas Damkar. Dan papanya sudah meninggal dua tahun yang lalu di sebuah tragedi penyelamatan dan itu cukup menjadi berita yang lumayan besar dua tahun yang lalu, kini Keysa hanya tinggal bersama mamanya. Sesekali kadang neneknya datang dari luar kota bersama Tante dan Omnya.
Cuaca pagi ini lumayan cerah, awan - awan terapung seperti perasaannya yang sekarang terasa tak seimbang. Dengan kaos oblong warna putih, celana jeans skyblue dan tas selempang hitam yang penuh dengan pin berbentuk kaktus. Keysa berjalan ke arah rumah Roy, dia memeluk semangka yang lumayan besar untuk diberikan ke Tante Ike, Mamanya Roy.
"Keysa?"
"Boni?"
Tiba-tiba Boni berhenti di samping Keysa dengan motor vespa berwarna kuning.
"Lo cantik, mau ke mana?"
"Gak harus gue jawab kan?"
"Mau ke rumah sama Roy ya?"
"Hmm, lo ngapain di sini?"
"Gue habis antar laundryan pelanggan," jawab Boni yang memang orang tuanya memiliki usaha laundry.
"Kenapa lo yang anterin? Bukannya ada kurirnya?"
"Karena deket sama rumah lo, jadi gue anter aja siapa tau gue ketemu lo. Eh bener kan ketemu." Ucapnya Girang.
"Udah modusnya?" tiba-tiba Roy datang.
Boni hanya menoleh Roy dengan datar, lalu kembali tersenyum menatap Keysa. "Ya udah, gue balik duluan ya Key."
"Hati-hati,Bon."
"Hati-hati juga cantik."
Boni melihat ke arah Roy dengan datar dan langsung pergi seolah malas jika sudah berurusan dengan Roy.
"Hati-hati juga cantikk" ucap Roy menirukan Boni dengan nada menye-menyenya.
Keysa mengernyitkan dahinya heran melihat tingkah Roy.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTA
Fiksi RemajaMungkin akan terbaca membosankan karena aku selalu mengatakan aku mencintainya, tapi memang tak pernah ada rencana di bab manapun untuk mengakhiri perasaan itu. Bab yang isinya penuh dengan dia, tentang bagaimana aku yang selalu menatap punggungnya...